Korban Dukun Pengganda Uang Dimungkinkan Lebih dari Tiga Orang
Korban tewas dari dukun pengganda uang IS bertambah. Namun, sementara ini juga belum bisa disimpulkan apakah korban ini adalah korban pertama dan tambahan korban satu-satunya dari IS.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Korban tewas dari pelaku dukun pengganda uang di Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bertambah satu orang. Korban bernama Suroto (63), warga Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman ini diketahui tewas diracuni oleh pelaku, sekitar setahun lalu, pada Desember 2020.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Polres) Magelang Ajun Komisaris M Alfan Armin mengatakan, menyikapi temuan ini, pihaknya masih terus memperdalam penyelidikan dan mencari tahu total keseluruhan korban dari dukun pengganda uang, IS (57).
”Karena penyelidikan masih terus berjalan, sementara ini kami belum bisa menyimpulkan bahwa korban Suroto adalah korban pertama dari pelaku IS,” ujarnya, Minggu (21/11/2021). Sama seperti dua korban lainnya, korban Suroto dipastikan tewas karena diracuni potas.
Seperti diberitakan sebelumnya, IS diketahui memberi air bercampur potas kepada Lasman (31) dan Wasdiyanto (38), dua petani sayur asal Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Rabu (10/11/2021). Oleh pelaku, air tersebut wajib diminum sebagai syarat penggandaan uang Rp 25 juta yang dibawa Lasman. Setelah mengonsumsi air tersebut, Lasman dan Wasdiyanto ditemukan tewas di tepi jalan raya di Desa Sukomakmur.
Pelaku IS sehari-hari dikenal sebagai orang yang membuka jasa pengobatan alternatif serta memiliki kemampuan khusus, cenderung magis untuk menyelesaikan masalah tertentu. Jika dua korban sebelumnya meminta bantuan IS untuk menggandakan uang, sebaliknya korban Suroto pun sempat meminta bantuan agar kebun pisang miliknya tidak lagi didatangi pencuri buah.
Pinjaman
Namun, saat korban meminta bantuannya, tersangka justru meminta agar dipinjami uang untuk melunasi pinjaman di bank sebesar Rp 10 juta. Jika pinjaman tersebut berhasil dilunasi, pelaku berjanji akan memberikan apa saja, termasuk akan memberikan doa untuk kebun pisang korban.
Karena penyelidikan masih terus berjalan, sementara ini kami belum bisa menyimpulkan bahwa korban Suroto adalah korban pertama dari pelaku IS. (Alfan Armin)
Korban pun menyanggupi, dan meminjami uang. Keesokan harinya, korban diminta datang ke rumah tersangka untuk mengambil barang, serta mendengarkan petunjuk agar kebun pisangnya tidak lagi kecurian. Sesuai permintaan pelaku, saat itu korban datang ke rumah tersangka sendirian.
Keesokan harinya, Kamis (4/12/2021) malam, Suroto pergi ke kebun pisang bersama cucunya. Ketika itu, dia berkeinginan meletakkan barang yang diberikan tersangka, sebagai syarat yang wajib dipasang untuk melindungi kebunnya dari aksi pencurian.
Namun, karena harus melakukannya sendirian, cucunya pun hanya diminta untuk untuk menunggu di luar kebun. Setelah menunggu sekitat tiga jam, cucu Suroto pun curiga dan bergegas masuk kebun mencari kakeknya.
Dia pun terkejut karena ternyata Suroto ditemukan sudah tergeletak tidak bernyawa. Sama seperti dua korban lainnya di Kecamatan Kajoran, di dekat tubuh korban ditemukan plastik berisi cairan bening.
Keluarga sengaja tidak melaporkan kejadian ini karena mengira korban meninggal karena angin duduk. Oleh karena itu, korban pun langsung dimakamkan begitu saja.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Kepala Polres Magelang Komisaris Aron Sebastia, mengatakan, jika ada warga Kabupaten Magelang yang menemukan kasus serupa, diberi air minum sebagai syarat penyelesaian masalah tertentu, maka warga yang bersangkutan diminta untuk segera melaporkannya ke Polres Magelang atau ke kantor kepolisian sektor (polsek) terdekat.
Lebih jauh, dia pun meminta agar segenap masyarakat tidak lagi percaya dan mau melakukan hal-hal bersifat magis untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
”Lakukan upaya atau cara yang wajar dan halal saja,” ujarnya.
Sementara itu, tersangka IS hingga saat ini masih ditahan dan dimintai keterangan oleh jajaran Polres Magelang. Dia mengaku tidak memiliki kemampuan magis apa-apa, hanya berusaha membantu orang lain dengan cara mendoakan saja.