Dengan tema ”Kemilau Nusantara”, Semarang Night Carnival 2021 menampilkan kostum-kostum yang terinspirasi dari lima destinasi superprioritas. Kegiatan ini diharapkan masuk kalender ”event” pariwisata nasional.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·5 menit baca
Setelah sempat ditunda pada 2020 karena pandemi Covid-19, Semarang Night Carnival atau SNC kembali digelar tahun ini. Tak hanya suasananya berbeda, karnaval tahunan itu juga menyajikan tema yang mendukung pariwisata di lima destinasi superpriotas. Terslip harapan SNC masuk kalender event pariwisata nasional.
Suasana di dalam GOR Jatidiri, Kota Semarang, Jawa Tengah, sontak riuh saat lampu sorot menyinari pemuda-pemudi berkostum meliak-liuk di arena, Rabu (17/11/2021) malam. Ada yang mengenakan kostum komodo, ada juga yang berkostum susunan Candi Borobudur dengan tinggi lebih dari 2 meter.
Dengan tema ”Kemilau Nusantara”, SNC 2021 menampilkan kostum-kostum yang terinspirasi dari lima destinasi superprioritas yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo, yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, dan Likupang di Sulawesi Utara.
Di arena seluas lapangan basket, para peserta SNC 2021 terlihat leluasa bergerak dan bergaya di hadapan para penonton di salah satu sisi tribune. Ini menjadi konsep baru SNC karena sebelumnya selalu dilaksanakan di jalan utama di Kota Semarang yang kanan-kirinya dipenuhi warga.
Lantaran masih pandemi Covid-19, SNC 2021 memang digelar serba terbatas. Jumlah peserta hanya 85 orang. Penonton dan undangan pun dibatasi, hanya menempati sebagian kecil dari empat sisi tribune GOR. Hal itu bagian dari penerapan protokol kesehatan mengingat Kota Semarang masih dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1.
”Dari sisi performance, sebenarnya asyik seperti ini karena bisa lebih berekspresi. Kalau sebelumnya, karena di jalan raya, penuh sesak oleh warga, jadi agak berantakan. Namun, tahun ini kasihan juga masyarakat hanya lewat daring. Ada plus minusnya, sih,” ujar Selfia Zara Widyasari (17), salah satu peserta asal Semarang.
Tahun-tahun berikutnya, ia berharap SNC kembali semarak dan bisa disaksikan oleh masyarakat umum. Namun, ia juga mengharapkan suasana jalan raya atau tempat terbuka yang rapi dan teratur. Itu penting agar gelaran itu kian masyhur, bahkan mendunia. ”Seperti Jember Fashion Carnaval,” kata Zara.
Adapun Zara, yang sudah ikut empat edisi SNC, menyiapkan kostum Candi Borobudur selama empat bulan. Menurut dia, tema terfokus ini amat menarik. Sebelumnya, ia lebih banyak membuat kostum hewan.
Apid Awaluddin (25), asal Kota Banjar, Jawa Barat, menuturkan, keikutsertaannya di SNC 2021 antara lain didorong keinginannya mendapat lokakarya (workshop) tentang berbagai hal terkait mode dan karnaval. Dengan demikian, tak sekadar kontes, ia pun mendapat ilmu bermanfaat dari para pemateri.
Ia pun berharap pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga penyelenggaraan pada 2022 akan lebih meriah. ”Mudah-mudahan peserta juga bisa lebih banyak. Semakin beragam kostum akan semakin menarik. Dan yang paling penting, bisa disaksikan dan dinikmati langsung oleh warga,” ujarnya.
Adapun Sean (21), peserta asal Semarang, mengatakan, di mana pun lokasinya, ia selalu antusias dan tampil all out di SNC 2021. Selain bertemu teman-teman, ajang yang sudah memasuki tahun kesepuluh itu juga menjadi salah satu upaya melestarikan kebudayaan, termasuk Semarang, dengan dibalut karnaval kostum.
Kebangkitan pariwisata
Pada SNC 2021, tema terfokus pada lima destinasi pariwisata superpriotas nasional. Ada pesan terselip, yakni mengenai optimisme kebangkitan pariwisata nasional, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
”Ini waktunya kita berbicara kepentingan lebih besar, yakni Republik Indonesia. Bagaimana bangsa ini bisa keluar dari kesulitan pandemi, termasuk agar ekonominya semakin baik. Maka, kami persembahkan dari Semarang untuk seluruh masyarakat Indonesia,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Menurut Hendi, sapaan Hendrar Prihadi, SNC sebenarnya telah didorong untuk masuk kalender event pariwisata nasional sejak 2-3 tahun lalu. Apalagi, pada gelaran SNC 2017 hingga 2019, juga diikuti sejumlah peserta dari luar negeri, hingga disebut akan masuk dalam kalender event pariwisata nasional.
Namun, pada 2020, pelaksanaan SNC ditunda akibat pandemi Covid-19. Kini, dengan dihelatnya SNC 2021, hadir spirit baru dan diharapkan ajang itu menjadi barometer serta masuk kalender event pariwisata nasional. Pemerintah Kota Semarang sendiri siap jika hal tersebut terwujud.
Diharapkan ajang itu menjadi barometer serta masuk kalender event pariwisata nasional. (Hendrar Prihadi)
Bagi Semarang, yang merupakan kota perdagangan dan jasa, pariwisata bakal terus digenjot. ”Mudah-mudahan event seperti ini membuat banyak orang datang ke Semarang sehingga terus bergerak tumbuh pariwisata, budaya, sosial dan ekonominya. Kalau sudah tumbuh makin mantap, pandemi ini akan menjadi pelajaran bagi warga agar tetap sehat tetapi ekonomi tetap berjalan,” ujarnya.
Adapun SNC 2021 juga diselenggarakan untuk menyambut Festival Hak Asasi Manusia (HAM) 2021 yang dilaksanakan di Kota Semarang pada 16-19 November 2021. Acara tersebut dihadiri berbagai perwakilan, termasuk pemerintah daerah, dari berbagai penjuru di Indonesia.
Protokol ketat
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Indriyasari mengemukakan, persiapan penyelenggaraan SNC 2021 dilakukan secara matang. Bahkan, dari jauh-jauh hari, peserta selalu diyakinkan untuk selalu siap saat kondisi pandemi Covid-19 sudah memungkinkan menggelar event besar.
”Alhamdulillah Kota Semarang sudah masuk level 1. Jadi masih memungkinkan untuk mengadakan event besar, tetapi tentunya dengan pembatasan sesuai aturan dan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Indriyasari.
Pihaknya pun telah delapan kali menggelar workshop bagi peserta SNC 2021, yang dilaksanakan di Balai Kota Semarang pada 8-13 November 2021. Adapun materi yang di berikan kepada peserta SNC 2021 antara lain make up, kostum, runway, koreografi, tarian, dan ekspresi.
Ia menambahkan, SNC ialah acara rutin yang sejatinya digelar setiap tahun. Selain menjadi ajang promosi daerah, juga bakal meningkatkan perekonomian di ”Kota Lumpia” tersebut.
Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa menuturkan, apa yang disuguhkan dalam SNC 2021 juga representasi wisata dan budaya Indonesia. Gelaran ini berpotensi untuk ”naik kelas”.
”Ini bisa menjadi event nasional yang akan terus berkembang. Juga bisa menjadi program prioritas dari Kemenparekraf. Semarang sendiri ialah salah satu destinasi yang banyak diminati wisatawan. Maka, kami terus mendorong event-event selanjutnya dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” ujar Rizki.
Digelarnya kembali SNC menjadi harapan bagi bangkitnya pariwisata, khususnya di Kota Semarang, setelah terdampak pandemi Covid-19. Namun, saat pandemi belum usai, pembatasan dan protokol kesehatan menjadi keniscayaan. Semua agar terciptanya pariwisata berkelanjutan disertai sikap saling peduli dan melindungi.