logo Kompas.id
EkonomiPemulihan Sektor Pariwisata...
Iklan

Pemulihan Sektor Pariwisata Tak Bisa Cepat

Seiring pandemi Covid-19, tren pariwisata mulai berubah. Faktor kesehatan dan keberlanjutan menjadi pertimbangan utama wisatawan mengunjungi destinasi pariwisata.

Oleh
Mediana
· 3 menit baca
https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/wpE-xuqGztfOwu5Ivi1KwDaLQwU=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2Fa306ee2a-a52e-4433-a015-22f1a7f60620_jpg.jpg
KOMPAS/Ferganata Indra Riatmoko

Warga melintasi gerbang kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Selasa (26/10/2021). Obyek wisata andalan Kabupaten Gunung Kidul tersebut terus dibenahi dan akses menuju tempat tersebut kelak akan dipermudah dengan adanya jalur alternatif Sleman-Gunung Kidul yang tengah dibangun.

JAKARTA, KOMPAS — Pembukaan kembali destinasi pariwisata secara bertahap dipercaya dapat memulihkan industri jasa pariwisata Indonesia. Kebijakan ini juga berpotensi membangkitkan kembali minat investasi di sektor pariwisata kendati tidak bisa terealisasi dalam waktu singkat.

Chairman Bali Hotels Association Jean Hélière mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, Bali mengelola 60-65 persen penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konvensi, dan pameran (MICE) nasional dan sisanya MICE taraf internasional. Bali selalu menjadi rujukan pelaksanaan MICE yang tidak kalah menarik dengan negara lain, seperti Singapura. Hadirnya penyelenggaraan MICE membantu meningkatkan okupansi kamar hotel di Bali hingga sedikitnya 70 persen per tahun.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan