Tetap Jalankan Protokol Kesehatan meski Vaksinasi Sudah Berjalan
Presiden Joko Widodo meminta warga tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan meski program vaksinasi Covid-19 sudah berjalan. Vaksinasi bertujuan menumbuhkan kekebalan komunal dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta semua pimpinan daerah agar tetap waspada dan tetap mengarahkan masyarakat berdisiplin menjalankan protokol kesehatan sehingga laju penyebaran penyakit Covid-19 dapat dihambat, bahkan dapat dikurangi. Program vaksinasi Covid-19 yang sedang dijalankan saat ini diharapkan dapat membentuk kekebalan komunal di masyarakat meskipun vaksinasi dilaksanakan dengan tahapan.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo seusai meninjau pelaksanaan imunisasi vaksin Covid-19 di Puri Saren Agung Ubud, Gianyar, Bali, Selasa (16/3/2021). Presiden menyatakan segala langkah yang sedang dijalankan saat ini diharapkan dapat menghambat laju pandemi Covid-19, bahkan mengurangi penyebarannya, sehingga perekonomian dapat kembali normal, khususnya sektor pariwisata di Bali.
Saya harap dengan semakin banyak masyarakat yang telah divaksinasi, nanti akan terjadi herd immunity, terjadi kekebalan komunal, sehingga laju penyebaran Covid-19 bisa dihambat, dikurangi, bahkan bisa dihilangkan. (Joko Widodo)
Dalam kunjungannya di Ubud, Selasa, Presiden Jokowi juga memantau langsung pelaksanaan vaksinasi massal di seluruh kabupaten dan kota di Bali secara daring. Seusai mendengarkan laporan dari sejumlah kepala daerah di Bali secara daring, di antaranya dari Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, dan Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, Presiden menyatakan berterima kasih atas kerja keras semua pihak dalam menjalankan program vaksinasi.
”Saya harap dengan semakin banyak masyarakat yang telah divaksinasi, nanti akan terjadi herd immunity, terjadi kekebalan komunal, (sehingga) laju penyebaran Covid-19 bisa kita hambat, bisa kita kurangi, bahkan bisa dihilangkan,” kata Presiden, seperti dalam tayangan live streaming di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa.
Turut mendampingi kunjungan Presiden Jokowi di Ubud di antaranya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Dalam kunjungan itu, Presiden juga didampingi Gubernur Bali Wayan Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal Maruli Simanjuntak, Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Putu Jayan Danu Putra, dan Bupati Gianyar I Made Mahayastra.
Lebih lanjut Presiden Jokowi mengatakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tetap dijaga dan penting dijalankan secara disiplin. Presiden juga meminta semua pihak bekerja secara fokus dan berkonsentrasi sehingga masalah di lapangan dapat diselesaikan. Presiden menyatakan vaksinasi berjalan terus. ”Harapannya Bali segera bangkit,” kata Presiden.
Adapun pemberian vaksin Covid-19 di Puri Saren Agung Ubud, atau lebih dikenal sebagai Puri Agung Ubud, maupun di balai pertemuan (wantilan) di luar Puri Agung Ubud berangkaian dengan imunisasi vaksin Covid-19 secara massal di Bali yang menandai persiapan pembukaan kawasan hijau Covid-19, atau green zone Covid-19, di tiga daerah di Bali. Tiga kawasan wisata yang ditetapkan menjadi kawasan hijau Covid-19 di Bali itu adalah Ubud di Gianyar, Nusa Dua di Badung, dan Sanur di Kota Denpasar.
Selain di Ubud, Gianyar, kegiatan vaksinasi massal juga dilaksanakan secara bersamaan di seluruh daerah di Bali pada Selasa, termasuk di Kota Denpasar, Badung, Klungkung, dan Buleleng serta Jembrana. Setelah dari Ubud, Presiden bersama Budi Gunadi, Sandiaga Uno, dan Wayan Koster juga meninjau pelaksanaan imunisasi vaksin Covid-19 bagi pekerja sektor pariwisata di Kota Denpasar dan Badung, Selasa.
Terkait hal itu, Presiden Jokowi mengatakan, tujuannya berkunjung ke Ubud untuk melihat langsung proses vaksinasi Covid-19 kepada petugas pelayanan publik, tokoh agama, dan juga masyarakat di Bali, terutama masyarakat di tiga daerah yang menjadi kawasan hijau Covid-19 di Bali. Presiden menyatakan, pemerintah sedang berkonsentrasi menyiapkan pembukaan sektor ekonomi, khususnya pariwisata, melalui penyiapan zona hijau Covid-19.
”Nantinya kita bisa buka penuh untuk para turis sehingga mereka nantinya bisa merasa aman dan nyaman tinggal di Bali,” kata Presiden. ”Kita harapkan, dengan fokus pada tiga zona ini, kebangkitan sektor pariwisata di Provinsi Bali akan dimulai.”
Dari pendataan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jumlah sasaran penerima vaksin di tiga kawasan hijau Covid-19 diperkirakan sebanyak 170.487 orang. Untuk wilayah green zone Covid-19 Ubud (Gianyar), target penerima vaksin Covid-19 mencapai 47.045 orang. Adapun di wilayah green zone Covid-19 Sanur (Kota Denpasar) diperkirakan 35.720 orang dan di Nusa Dua (Badung) mencapai 87.725 orang.
Ketika memberikan laporannya secara daring, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, Pemkot Denpasar melibatkan pengusaha hotel di kawasan Sanur, Kota Denpasar, dalam program vaksinasi bagi pekerjanya. Selain itu, Pemkot Denpasar menjalankan pelayanan vaksin Covid-19 berbasis dusun dan lingkungan sehingga program vaksinasi di wilayah Sanur sebagai kawasan hijau Covid-19 di Kota Denpasar dapat segera tuntas dengan target sekitar 35.000 orang.
Terkait pelaksanaan vaksinasi massal di Bali dan penyiapan kawasan hijau pariwisata di Bali, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho berharap vaksinasi akan menumbuhkan keyakinan dan meningkatkan kepercayaan calon wisatawan untuk berwisata dan berkunjung ke destinasi, khususnya Bali.
”Presiden datang ke Bali ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Indonesia memperhatikan Bali. Bali sebagai tempat yang diprioritaskan karena Bali sebagai hub (simpul) destinasi,” ujar Trisno di Puri Agung Ubud, Selasa.
Trisno menambahkan, vaksin Covid-19 menjadi pengubah permainan menghadapi pandemi. Program vaksinasi yang sedang dijalankan dan digencarkan pemerintah akan memengaruhi dan memberikan dampak positif terhadap upaya pemulihan ekonomi, khususnya perekonomian Bali.