Pengungsi Banjir Palangkaraya Mulai Diserang Penyakit
Banjir di Kalimantan Tengah di awal musim hujan ini kian parah. Pengungsi yang tinggal di posko darurat dan tenda darurat mulai diserang penyakit.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·4 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Pengungsi banjir di Kota Palangkaraya mulai diserang beragam penyakit, mulai dari penyakit kulit atau gatal-gatal, infeksi saluran pernapasan akut, hingga diare. Banjir diperkirakan akan terus melanda bahkan bertambah naik, masyarakat diharapkan waspada.
Banjir di Kota Palangkaraya sudah memasuki hari ketiga. Dari data yang dihimpun Kompas, dari 10.7039 orang yang terdampak banjir, setidaknya terdapat 619 orang mengungsi, baik ke tenda darurat maupun posko. Bahkan, di Kelurahan Palangka sekitar Pasar Kahayan, warga yang mengungsi tinggal di toko-toko kosong di dalam pasar.
Fatimah (42), warga Jalan Mendawai III, Kelurahan Palangka, mengungkapkan, dirinya terpaksa mengungsi lantaran air sudah lebih dari 1,5 meter. Ibu dua anak itu tinggal dengan orangtua dan neneknya yang berumur 101 tahun.
Ia bersama keluarga yang berjumlah tujuh orang mengungsi ke sebuah ruangan toko kosong di Pasar Kahayan karena posko darurat sudah penuh. Mereka semua tinggal di ruangan 3 x 4 meter dengan beralaskan tikar purun.
”Untung saja dikasih izin sama pengurus pasar. Kalau tidak saya tidak tahu mau ke mana karena semua keluarga rumahnya juga terendam dan mengungsi,”kata Fatimah, Selasa (16/11/2021).
Kini Fatimah dan tiga anggota keluarganya diserang batuk dan penyakit kulit gatal-gatal. Kulit di bagian tangan Fatimah memerah dan timbul bercak. Tak hanya tangan, sela-sela kakinya juga mulai diserang kutu air.
”Semalaman berendam di air sebelum petugas datang mengevakuasi kami bersama warga,” kata Fatimah.
Di posko darurat, Pemerintah Kota Palangkaraya membuat dapur umum, menyediakan sarana air bersih, WC darurat, dan posko kesehatan. Dari data di Posko Kesehatan Kelurahan Palangka, sejak pukul 13.00 sampai dengan pukul 15.00, sudah ada 15 pengungsi yang mengeluh sakit. Penyakit gatal-gatal dan ISPA mendominasi.
”Kami dua kali ganti jaga dalam 24 jam, memang sudah banyak yang mulai diserang berbagai penyakit, terutama gatal-gatal. Kami berikan salep dan obat-obatan,” kata tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya Enilisa.
Enilisa mengungkapkan, untuk anak-anak pun setidaknya terdapat dua orang yang mulai diserang diare sehingga langsung ditangani. Untuk stok obat-obatan, menurut dia, masih sangat mencukupi. Selain itu, tenaga medis dalam sehari terdapat empat sampai enam orang di setiap posko yang bergiliran berjaga selama 24 jam.
Mulyadi (53), warga Mendawai I, mengungkapkan, banjir memang setiap tahun terjadi, tetapi banjir kali ini dirasa yang paling parah. Pria yang sudah 38 tahun tinggal di Mendawai, Kelurahan Palangka itu mengaku tidak pernah sampai mengungsi selama banjir di tahun-tahun sebelumnya.
”Dulu kalau banjir itu air memang masuk rumah, tetapi surutnya cepat, enggak sampai sehari. Ini sudah dua hari bukan surut malah tambah naik,” kata Mulyadi.
Tak hanya di Kota Palangkaraya, di Kabupaten Pulang Pisau, banjir kian meluas. Sebelumnya banjir hanya melanda di dua kecamatan saja, kini Kecamatan Jabiren Raya, khususnya di Desa Tumbang Nusa mulai direndam banjir.
Dulu kalau banjir itu air memang masuk rumah, tapi surutnya cepat, enggak sampai sehari. Ini sudah dua hari bukan surut malah tambah naik.
Sukaryanto (40), warga Tumbang Nusa, mengungkapkan, warga di desanya belum sampai mengungsi, tetapi air merendam Jalan Trans-Kalimantan sebelum jembatan layang atau pile slab Tumbang Nusa. Jalan itu menghubungkan Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Selatan dan dua kabupaten lainnya.
Setidaknya ada dua titik Jalan Trans-Kalimantan yang terendam banjir, yakni di bagian selatan di Tumbang Nusa dan di bagian utara di daerah Bukit Rawi. Di Bukit Rawi, jalan yang menghubungkan Kalteng dengan Kalimantan Timur itu terputus.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Komisaris Besar Eko Saputro menjelaskan, laporan terakhir pada pukul 15.00, air di Jalan Trans-Kalimantan menuju Kabupaten Gunung Mas dari arah Palangkaraya setinggi 102 sentimeter. Sebelumnya ketinggian air mencapai 1,4 meter.
”Kami sudah tutup jalur itu, jadi kami imbau masyarakat untuk tidak melewati jalur tersebut kecuali ada keperluan yang sangat mendesak,” ungkap Eko.
Eko menjelaskan, untuk kendaraan roda empat atau lebih tidak lagi bisa melewati jalur tersebut. Sedangkan untuk kendaraan roda dua hanya bisa lewat menggunakan perahu kayu bermotor atau yang disebut kelotok.
Potensi La Nina, menurut Eko, masih menguat sehingga masyarakat diharapkan waspada terhadap meluasnya banjir. Eko juga mengimbau kepada warga di sekitar lokasi banjir agar berhati hati karena banjir dapat berpotensi mengakibatkan penyakit.
”Selalu jaga kesehatan dan apabila ada masalah kesehatan segera laporkan kepada petugas dilokasi sehingga petugas dapat memberikan penanganan secara cepat,” kata Eko.