Tinggi Banjir Capai 1,4 Meter, Jalan Trans-Kalimantan di Kalteng Putus
Banjir di Kalimantan Tengah membuat Jalan Trans-Kalimantan terputus di wilayah Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, pada Selasa (16/11/2021).
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PULANG PISAU, KOMPAS — Jalan Trans-Kalimantan rute Palangkaraya-Gunung Mas di Kalimantan Tengah putus akibat ketinggian banjir yang mencapai 1,4 meter. Kendaraan roda empat ke atas tidak bisa melalui jalur tersebut, sedangkan kendaraan roda dua harus menyewa perahu motor untuk melewati banjir.
Jalur yang terendam itu menghubungkan Kota Palangkaraya, ibu kota Provinsi Kalteng, dengan enam kabupaten lain dan juga jalan penghubung antarprovinsi menuju Kalimantan Timur. Pada Selasa (16/11/2021) air menggenangi jalur itu hingga tak bisa dilewati.
Petugas di Posko Banjir Desa Penda Barania, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng pun meminta pengguna jalan dengan roda empat ke atas mengantre menunggu air surut atau mengimbau mereka untuk memutar balik kendaraannya.
”Air sudah tinggi sejak tadi pagi. Mobil, kendaraan roda empat atau lebih tidak akan bisa lewat. Jalan tak terlihat sama sekali dan makin dalam,” ungkap Surianto, salah seorang petugas yang berjaga dari Dinas Perhubungan Provinsi Kalteng.
Jalan Trans-Kalimantan itu tepatnya berada di wilayah Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng. Banjir sudah terlihat sekitar 200 meter dari Jembatan Sei Lais. Posisi banjir persis di sebelah lokasi pembangunan jembatan layang yang dibangun sejak dua tahun lalu.
Saat hari biasa, jalan di lokasi itu penuh lubang berbatu. Selain lantaran kendaraan besar yang terus lewat untuk pembangunan jembatan layang, jalan rusak karena menjadi lintasan air rawa gambut yang ada di kanan dan kiri jalan.
Tanah bergambut yang lembek juga membuat aspal tidak akan bisa bertahan lama. Hal itu membuat pemerintah membangun jembatan layang yang rencananya dibuat sepanjang 25 kilometer.
Banjir sudah melanda enam kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah.
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengatakan, pemerintah menargetkan jembatan itu selesai pada 2022. Menurut dia, jika jembatan sudah selesai, meskipun terjadi banjir kendaraan bisa tetap melintas.
Jembatan tersebut merupakan program pemerintah pusat untuk menyambung dan memperbaiki akses di Jalur Trans-Kakalimantan. ”Saya selaku gubernur mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat karena ini bakal dipercepat sampai tahun depan,” kata Sugianto.
Banjir sudah melanda enam kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah. Enam daerah itu adalah Kabupaten Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, Katingan, Murung Raya, Barito Selatan, dan Kota Palangkaraya. Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya sudah menetapkan status siaga darurat banjir.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng, total terdapat 20 kecamatan dengan 57 desa dan kelurahan yang terendam banjir. Ribuan warga pun mulai mengungsi.
Kepala Pelaksana BPBPK Provinsi Kalteng Erlin Hardi mengungkapkan, terkait banjir di jalur Trans-Kalimantan pihaknya menyiapkan satu perahu untuk mengangkut warga sekitar ke tempat tujuannya atau sekadar melintasi banjir. Pihaknya juga sudah membagikan logistik ke daerah terdampak banjir lainnya.
”Kami masih terus memantau tinggi muka air sungai. Kami juga terus berkoordinasi dengan berbagai dinas terkait untuk bersama-sama melakukan penanganan,” ungkap Erlin.