Banjir Meluas, Empat Daerah di Kalteng Tetapkan Siaga Darurat Banjir
Banjir di Kalteng terus meluas hingga ke enam kabupaten. Ribuan warga terdampak dan mulai mengungsi, akses jalan Trans-Kalimantan pun masih sulit dilalui dengan skema buka tutup. Pemerintah pun menetapkan siaga banjir.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·4 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Empat kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah menetapkan status siaga darurat banjir. Ketinggian air terus meningkat, banjir pun kian meluas. Kini, total terdapat 20 kecamatan dengan 57 desa dan kelurahan yang terendam banjir. Jalan Trans-Kalimantan pun sempat terputus.
Empat daerah yang sudah menetapkan status siaga darurat tersebut ialah Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya. Sementara dua kabupaten lainnya, yaitu Murung Raya dan Barito Selatan, belum menetapkan status apa pun terkait bencana banjir yang melanda wilayahnya.
Dari data yang dihimpun Kompas, di Kota Palangkaraya setidaknya 17 kelurahan terendam banjir dan total terdapat 10.739 warga terdampak banjir. Sebagian dari mereka mengungsi ke rumah-rumah kerabat atau posko penanganan banjir yang disiapkan pemerintah.
”Sudah dua hari lebih kami tidak tidur karena setiap malam air tambah naik. Pagi ini, walau hanya mendung, ketinggian air di rumah mencapai 1 meter,” kata Untung (68), warga Jalan Setia, Kelurahan Palangka, Senin (15/11/2021).
Untung kemudian dievakuasi oleh keluarganya karena sudah kesulitan berjalan. Ia dan keluarga awalnya dibawa ke Posko Darurat Banjir di Kelurahan Palangka, tetapi ia menolak dengan alasan ingin tetap bersama keluarga dan memilih ke rumah kerabat di Jalan Hiu Putih yang jauh lebih aman dari banjir. ”Sudah biasa banjir begini, nanti juga surutnya cepat,” ujar Untung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya Emi Abriyani mengungkapkan, pemerintah memutuskan untuk menetapkan status siaga darurat melihat kondisi terkini banjir yang terus meluas. Pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan semua instansi terkait untuk memberikan pelayanan kesehatan ke posko-posko atau langsung ke lokasi-lokasi banjir karena warga masih ada yang bertahan di rumah.
”Kebutuhan mendesaknya memang pelayanan pemeriksaan kesehatan, kami sudah koordinasi, bahkan sebagian petugas sudah jalan,” kata Emi.
Tak hanya Palangkaraya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Erlin Hardi menjelaskan, dari enam kabupaten, hanya Kabupaten Murung Raya dan Barito Selatan yang tidak menetapkan status siaga darurat lantaran banjir masih di jalan dan belum memasuki rumah warga. Bahkan, pada Senin siang banjir perlahan surut.
Untuk wilayah terdampak banjir, lanjut Erlin, pihaknya sudah membagikan logistik bahkan sebelum banjir bulan November datang untuk mengantisipasi. Tak hanya logistik, BPBPK Provinsi Kalteng juga memberikan perlengkapan dan bantuan tenaga ke lokasi-lokasi banjir terburuk, seperti Katingan, Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya.
”Kami harapkan respons cepat dari pemerintah daerah melalui dinasnya masing-masing. Kami kirim bantuan dan sifatnya support saja,” kata Erlin.
Erlin menjelaskan, di Kotawaringin Timur sebanyak 22 desa terdampak banjir di delapan kecamatan dengan jumlah warga terdampak sebanyak 570 orang. Selain itu, terdapat dua unit sekolah yang terendam, juga beberapa ruas jalan.
Sempat putus
Beberapa ruas jalan Trans-Kalimantan di Kalteng masih sulit untuk dilalui karena beberap ruas jalan rusak. Seperti di Katingan, tepatnya di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 1, karena gorong-gorong penyambung sempat ambruk pada Senin dini hari sekitar pukul 04.00.
Sudah dua hari lebih kami tidak tidur karena setiap malam air tambah naik. Pagi ini, walau mendung, ketinggian air di rumah sudah 1 meter.
Kepala BPBD Kabupaten Katingan Roby menjelaskan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan dinas terkait, dan sekitar pukul 11.00 jalan sudah bisa dilalui, tetapi dengan sistem buka tutup.
”PUPR sudah membuat jalan darurat sehingga bisa dilalui, tetapi kalau ada kendaraan besar dengan kelebihan muatan tampaknya belum bisa lewat ke sana,” ujar Roby.
Selain di Katingan, ruas jalan di Bukit Rawi juga belum banyak perubahan. Masih banyak pengendara roda empat yang memutar balik mobilnya lantaran khawatir mogok. Sebab, selain arus kencang, mereka juga tidak bisa memastikan sisi jalan raya yang semuanya tertutup air banjir. Sementara di bagian kanan merupakan rawa gambut dalam dan sebelah kiri terdapat pile slab atau jembatan layang yang sedang dibangun pemerintah pusat.
Untuk kendaraan roda dua, dari pantauan Kompas, masih menggunakan jasa perahu kayu bermotor untuk mengantar mereka melewati banjir.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Kalteng Shalahuddin mengungkapkan, pihaknya menyiapkan beberapa alat berat untuk berjaga di lokasi jalan yang ambruk atau infrastruktur lain yang rusak agar bisa diakses secara darurat oleh penggunanya. Pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas di daerah dan balai untuk titik-titik jalan yang terendam banjir dan rusak dengan memasang rambu peringatan agar bisa lebih waspada.
”Dari pengalaman sebelumnya, jalan yang terendam banjir sekitar 12 kilometer, di beberapa ruas jalur yang airnya deras dan dalam untuk di Katingan. Ada juga jalan yang berpotensi rusak sehingga harus ditangani cepat agar warga dapat melewatinya dengan aman,” kata Shalahuddin.