Warga Terdampak Banjir di Serdang Bedagai Butuh Pangan dan Air Bersih
Sudah dua pekan banjir di Serdang Bedagai tak kunjung surut dan berdampak pada 18.000 warga. Sebagian warga bertahan meski air setinggi 50-100 sentimeter menggenangi rumah. Mereka butuh bantuan pangan dan air bersih.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
SEI RAMPAH, KOMPAS — Banjir di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, tidak kunjung surut meski sudah terjadi dua pekan. Sedikitnya 18.000 warga terdampak sangat membutuhkan bantuan pangan dan air bersih.
Banjir di Serdang Bedagai sudah terjadi selama dua pekan sejak Senin (1/11/2021) dan mengganggu ragam aktivitas ribuan warga. Di Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Sabtu (13/11/2021), misalnya, warga membuat meja tinggi untuk menghindari luapan air yang masuk rumah. Meja yang sama digunakan sebagai alas tidur darurat.
Kondisi ini juga membuat aktivitas warga terhambat. Warga yang sebagian besar buruh tani dan pedagang tidak bisa bekerja. Untuk membeli kebutuhan pokok, mereka harus berjalan menerobos banjir setinggi dada. Sebagian harus menggunakan perahu rakitan dari pelampung karet untuk beraktivitas.
Selain itu, ada juga warga yang menggunakan rakit dari batang pisang untuk mengangkut sepeda motor dari rumah untuk melewati genangan banjir. Sementara anak-anak tampak bermain dengan berenang di genangan air.
”Kami masih bertahan meski rumah kami digenang banjir hingga 1 meter. Saya hanya keluar rumah untuk membeli beras dan beberapa bungkus mi instan untuk persediaan,” kata Nurimah (67), warga Desa Sei Rampah.
Menurut Nurimah, mereka hanya mendapat bantuan 5 kilogram beras dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Ia juga beberapa kali mendapat bantuan makanan jika tinggal di pos pengungsian.
”Beras bantuan itu sudah habis untuk kami makan selama beberapa hari,” kata Nurimah.
Mereka kesulitan mendapat air bersih untuk mandi, cuci, dan kakus. Untuk keperluan makan dan minum, mereka membeli air galon isi ulang dan menggunakan air bantuan pemerintah.
Kami sangat berharap banjir ini bisa segera diatasi. Perekonomian kami sangat terpuruk selama banjir ini. (Rifaldi)
Rifaldi (23), warga Desa Sei Rampah lainnya, juga tetap bertahan di rumahnya. Dia menempatkan barang-barangnya yang masih bisa diselamatkan di tempat yang lebih tinggi. Untuk makan, ia mengambil makanan tiga kali sehari dari pos pengungsian menggunakan rakit.
”Kami sangat berharap banjir ini bisa segera diatasi. Perekonomian kami sangat terpuruk selama banjir ini,” kata Rifaldi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serdang Bedagai Henry Suharto mengatakan, banjir terjadi di Kecamatan Sei Rampah, Tanjung Beringin, Tebing Tinggi, dan Kecamatan Sipispis. Banjir akibat curah hujan tinggi dan limpasan air laut itu berdampak pada 5.600 rumah tangga atau 18.000 jiwa.
BPBD Serdang Bedagai pun mendirikan 20 pos pengungsian untuk menampung warga yang tidak bisa lagi menempati rumahnya. ”Kami memberikan bantuan beras dan akan kami tambah lagi jika banjir tidak kunjung surut,” kata Henry.
Longsor Sibolangit
Sementara itu, curah hujan tinggi memicu longsor di Desa Rumah Kinangkung, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (12/11/2021). Akibatnya , 10 rumah tertimbun longsor dan satu orang tewas.
”Korban yang tertimbun longsor sudah ditemukan,” kata Kepala BPBD Deli Serdang Zainal Abidin Hutagalung.
Zainal mengatakan, saat ini mereka melakukan tanggap darurat dengan memberikan bantuan kebutuhan dasar kepada warga yang terdampak. Mereka juga mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor.