Banjir di Serdang Bedagai Meluas, 18.000 Jiwa Terdampak
Banjir di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, terus meluas. Banjir akibat curah hujan tinggi dan limpasan air laut itu kini berdampak pada 5.600 keluarga atau 18.000 jiwa. Pengungsi pun terus bertambah.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
SEI RAMPAH, KOMPAS — Memasuki hari kesepuluh, bencana banjir di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, semakin meluas. Banjir akibat curah hujan tinggi dan limpasan air laut atau rob itu berdampak pada 5.600 keluarga atau sekitar 18.000 jiwa. Jumlah pengungsi pun terus bertambah dan kini ditampung di 20 pos pengungsian.
”Kami fokus pada aksi tanggap darurat. Kami juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat karena Sungai Bedagai yang meluap ini wewenang pemerintah pusat. Kami tidak bisa bertindak sendiri,” kata Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya di Sei Rampah, Kamis (11/11/2021).
Banjir di Serdang Bedagai sudah memasuki hari ke-10 sejak pertama kali melanda pada Selasa (2/11/2021). Selama 10 hari terakhir, banjir setinggi 50-100 sentimeter tidak kunjung surut, tetapi justru kian meluas.
Warga yang sebelumnya bertahan berhari-hari di rumah pun memilih mengungsi karena ketinggian air tak juga surut. Petugas mengerahkan perahu karet untuk mengangkut warga yang hendak mengungsi dari rumahnya. Banjir yang sebelumnya hanya menggenangi Kecamatan Sei Rampah, Tanjung Beringin, dan Tebing Tinggi kini meluas hingga Kecamatan Sipispis.
”Banjir ini merupakan luapan dari Sungai Belutu, Sungai Rambung, dan banjir rob. Di satu sisi air laut pasang, sedangkan di sisi lain air dari gunung turun, lalu tertahan di sejumlah daerah di Serdang Bedagai,” kata Darma. Untuk mengatasi banjir, pihaknya hanya bisa menunggu air laut surut agar genangan dari luapan sungai bisa mengalir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serdang Bedagai Henry Suharto mengatakan, pihaknya kini fokus melakukan tindakan tanggap darurat. Mereka menyiapkan 20 pos pengungsian untuk menampung pengungsi yang terus bertambah. ”Di pos pengungsian, kami juga menyediakan dapur umum dan tempat pengobatan,” kata Henry.
Henry menyebutkan, pihaknya membagikan pula beras dan bahan makanan lain kepada warga terdampak bencana. Perahu karet dikerahkan untuk mengangkut warga yang hendak mengungsi. Selain ke pos pengungsian, ada juga warga yang mengungsi ke rumah keluarga mereka yang lebih aman.
Henry mengatakan, pihaknya juga meminta warga tetap waspada karena banjir masih berpotensi meluas mengingat hujan terus turun, seperti pada Rabu malam hingga Kamis dini hari. Kondisi ini diperkirakan terjadi hingga beberapa hari ke depan.
Menurut Justin Tamba (52), warga Sei Rampah, banjir terus meluas dan semakin banyak warga terdampak banjir. ”Air sudah mulai meluap ke ruas jalan Medan-Pematang Siantar di Kecamatan Sei Rampah, tetapi masih bisa dilalui,” katanya.
Akses ke Gerbang Tol Sei Rampah juga mulai terendam banjir. Rumah-rumah di pinggir jalan Lintas Sumatera pun kini terendam. Selain merendam rumah, banjir juga merendam fasilitas publik dan ribuan hektar lahan pertanian. Padahal, saat ini petani sedang memulai masa tanam.