Banjir Rob Kembali Landa Pesisir Lampung Selatan, Solusi Terbaik Masih Dicari
Banjir akibat limpasan air laut ke darat atau rob mengancam kawasan pesisir selatan Lampung dan Teluk Lampung. Selain menggenangi puluhan rumah warga, banjir rob juga mengganggu aktivitas budidaya udang.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
LAMPUNG SELATAN, KOMPAS — Banjir rob di pesisir Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, kembali menggenangi puluhan rumah warga dan merendam 20 hektar tambak udang. Solusi terbaik belum ditemukan untuk mengatasi kejadian berulang ini.
Di Kecamatan Sragi, misalnya, banjir rob melanda Desa Bandar Agung selama enam hari terakhir. Camat Sragi Ahmad Zahri mengatakan, air laut mulai naik dan menggenangi permukiman nelayan pukul 09.00 dan surut sekitar pukul 14.00. Ketinggian air berkisar 0,5 hingga 1 meter.
”Daerah itu sudah menjadi langganan banjir setiap tahun,” ujar Ahmad saat dihubungi dari Bandar Lampung, Kamis (11/11/2021).
Ada lebih kurang 70 rumah di Dusun Kuala Jaya terdampak banjir rob. Namun, warga tetap bertahan di rumah masing-masing. Saat air laut naik, warga mengungsi ke rumah kerabat mereka yang tidak terdampak banjir. Jelang sore, warga baru pulang ke rumah masing-masing.
Ahmad mengatakan, pemerintah daerah sejauh ini memberikan bantuan berupa sembako dan obat-obatan untuk warga. Selain itu, pemda menyarankan warga tidak tinggal di kawasan itu. Setiap tahun, sedikitnya terjadi 1-2 kali banjir rob.
Upaya lain yang dilakukan adalah menanam mangrove. Namun, saat ini, tanaman mangrove belum bisa membendung limpasan air laut karena tanaman masih kecil.
Selain mengganggu aktivitas warga, limpasan air laut juga menghambat budidaya udang. Sedikitnya 20 hektar tambak udang terendam banjir. Akibatnya, udang dan benur udang yang masih berusia dua minggu hanyut dan membuat petambak terancam merugi puluhan juta rupiah.
”Tanggul tambak jebol sehingga udang-udang itu hanyut,” ujar Sarifudin (45), petambak udang di Dusun Kuala Jaya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Bandar Lampung Kusaeri mengatakan, nelayan pesisir Bandar Lampung masih mewaspadai ancaman rob sepekan ke depan. Air laut diprediksi masih akan menggenangi kawasan itu.
Koordinator Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Panjang Rifki Arif menyebutkan, pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini banjir rob. Selain itu, nelayan juga diminta waspada dengan gelombang tinggi di perairan Lampung.
Berdasarkan data BMKG Maritim Lampung, gelombang tinggi disertai angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah, yakni di Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat, perairan barat Lampung, dan Samudra Hindia bagian barat. Ketinggian gelombang di kawasan perairan itu diperkirakan berkisar 1,25-2,5 meter.
Selain itu, BMKG juga mengeluarkan potensi banjir akibat hujan deras di Lampung. Banjir berpotensi melanda delapan kabupaten/kota, meliputi Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, Lampung Timur, dan Kabupaten Lampung Tengah. Selain itu, ada juga Kabupaten Lampung Barat, Way Kanan, Lampung Utara, dan Kota Bandar Lampung.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Rudi Sugiarto mengatakan telah menggelar apel siaga bencana dan memetakan daerah rawan bencana. Untuk mengurangi risiko bencana banjir, BPBD diminta menggerakkan warga untuk membersihkan sungai di daerah masing-masing. Selain membersihkan sampah, petugas juga perlu menyiapkan tanggul penahan banjir di sejumlah titik rawan.
Petugas BPBD juga diminta memastikan peralatan untuk evakuasi dalam kondisi baik dan dapat digunakan. Sejumlah perlengkapan penting, seperti perahu karet, tenda darurat, dan alat berat, harus berada di dekat daerah rawan bencana.