Sejumlah Wisatawan Borobudur Hindari Libur Akhir Pekan dan Akhir Tahun
Sebagian wisatawan di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, memilih datang berkunjung di luar akhir pekan dan sebelum libur akhir tahun. Upaya ini dilakukan untuk menghindari keramaian dan kerumunan.
Oleh
REGINA RUKMORINI/GREGORIUS M FINESSO
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebagian wisatawan yang datang ke kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memilih berkunjung di luar akhir pekan. Hal ini dilakukan untuk menghindari keramaian pengunjung sehingga masih dapat menjaga protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Susi (54), wisatawan asal Bandung, Jawa Barat, misalnya, bersama lima rekannya sengaja memilih berwisata di Yogyakarta dan Magelang pada Senin-Rabu (8-10/11/2021). Mereka sejak sebulan lalu memang sudah merencanakan agenda berwisata dengan menghindari akhir pekan.
”Tingginya tingkat kunjungan yang biasa terjadi di akhir pekan membuat kami khawatir nantinya justru terjebak pada keramaian massa, sulit menghindari kerumunan, sehingga sulit menjaga jarak aman,” ujar Susi, Selasa (9/11/2021).
Kekhawatiran juga makin bertambah karena saat ini perkembangan kasus Covid-19 di berbagai tempat cenderung landai. Dengan begitu, banyak orang kembali bersemangat melakukan kunjungan wisata.
Saat ditemui, Susi dan rekan-rekannya mengaku baru saja berwisata ke Bukit Rhema serta warung kopi dan gula jawa, Gubuk Kopi, di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur. Setelah itu, mereka akan melanjutkan perjalanan dengan berwisata ke Taman Wisata Candi Borobudur.
Hal serupa dilakukan pasangan Eva (26) dan Alvin (28). Wisatawan asal Tarakan, Kalimantan Utara, ini sengaja memilih datang ke Magelang pada Senin (8/11/2021) dan akan segera kembali sebelum akhir pekan.
Selain menghindari akhir pekan, keduanya memutuskan pergi berlibur sekarang untuk menghindari keramaian kunjungan yang diprediksi terjadi pada Desember mendatang. ”Demi keselamatan dan keamanan berkunjung bagi kami dan keluarga, kami memutuskan mempercepat agenda liburan,” ujar Alvin.
Alvin mengakui, ini adalah liburan pertama yang dilakukannya selama pandemi. Mereka memutuskan rencana liburan dengan sangat hati-hati. Mereka juga memastikan setiap anggota keluarga yang ikut berlibur sudah menerima dua kali suntikan vaksin.
Agus Prayitno, pemilik warung kopi Gubuk Kopi, mengatakan, kesadaran sebagian wisatawan untuk datang di luar akhir pekan justru makin membantu dan meringankan beban dirinya mengatur kunjungan di Gubuk Kopi. ”Karena wisatawan sudah terbagi-bagi di hari-hari sebelumnya, jadwal kunjungan tamu di akhir pekan lebih bisa diatur dan dikendalikan,” ujarnya.
Pada hari-hari biasa, jumlah tamu di Gubuk Kopi sekitar 200 orang per hari dan mencapai 500 orang pada akhir pekan, yakni Jumat hingga Minggu. Dalam setiap kunjungan, Agus selalu mengatur agar jumlah tamu di Gubuk Kopi tidak melebihi 50 orang.
Selain menyediakan tempat untuk beristirahat, makan, dan minum kopi, Gubuk Kopi juga memberikan layanan eduwisata berupa wisata melihat aktivitas tradisional mengolah nira menjadi gula kelapa.
Kafi (29), salah seorang pegawai di destinasi wisata Punthuk Setumbu, Desa Karangrejo, mengatakan, angka kunjungan wisatawan memang terpantau tinggi pada akhir pekan. Kendati demikian, sebagian wisatawan asal luar kota, termasuk dari luar Jawa, juga ada yang tetap memilih berkunjung pada hari-hari biasa, dengan alasan menghindari keramaian.
Punthuk Setumbu banyak dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan matahari terbit dan suasana pagi pada pukul 04.00-07.00. Selama durasi sekitar tiga jam tersebut, jumlah wisatawan pada hari biasa berkisar 20-25 orang per hari dan pada akhir pekan berkisar 50-60 orang per hari.
Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein mengatakan, salah satu kecenderungan penerapan kenormalan baru pascapandemi, menjadikan spot wisata alam terbuka dan petualangan menjadi tren baru pariwisata.
”Berkah di Magelang memiliki destinasi wisata alam paling banyak. Potensi wisata ruang terbuka dan petualangan akan menjadi tren pariwisata di era kenormalan baru,” kata Slamet.