Jelang Pilkades di Banyumas, Polisi Intensifkan Pendekatan di Desa-desa Rawan
Delapan desa di Banyumas teridentifikasi rawan keamanan dalam penyelenggaraan pilkades bulan Desember. Polisi terus melakukan pendekatan untuk meminimalkan kerawanan itu, termasuk potensi penyebaran Covid-19.
Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sebanyak delapan dari 27 desa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masuk dalam kategori rawan keamanan terkait rencana pelaksanaan pemilihan kepala desa pada 15 Desember 2021. Tim kepolisian terus melakukan pendekatan supaya potensi kerawanan akibat persaingan pilkades masa lalu bisa lebih mencair.
”Situasi terus berkembang. Mungkin yang saat ini tidak rawan besok menjelang hari-H jadi rawan. Sekarang yang rawan mungkin setelah dilakukan penggalangan dan pendekatan bisa menjadi tidak rawan. Jadi masih fleksibel,” kata Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Aldino Agus Anggoro, Selasa (9/11/2021), di Purwokerto, Banyumas.
Aldino mengatakan, kriteria rawan suatu desa didasarkan pada riwayat konflik antarcalon kepala desa pada masa lalu. Terkait pengamanan, polisi telah menggalang koordinasi antarlembaga bersama TNI, satpol PP, serta perbantuan dari Brimob. Adapun Polresta Banyumas telah menyiagakan 500 personel untuk pengamanan pilkades. Jumlah itu akan didukung bantuan satuan kepolisian daerah tetangga, seperti Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga.
Pilkades di Banyumas dilaksanakan di 27 desa dari 14 kecamatan. Menurut Aldino, di masa pandemi, kerawanan ketertiban masyarakat cenderung bergeser menjadi kerawanan potensi penularan Covid-19.
”Dari sekarang, tim sudah menyosialisasikan kepada para calon kepala desa untuk bisa mengendalikan pendukungnya, baik menghindari kumpul-kumpul, konvoi, maupun pengumpulan massa,” katanya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar M Firman L Hakim mengatakan, selain pesta demokrasi di tingkat desa itu, pihaknya juga mewaspadai potensi penyebaran Covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru mendatang. ”Kami mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, terutama memakai masker. Jangan sampai euforia karena sudah divaksin, lalu tidak menjalankan prokes,” ujar Firman.
Menurut Firman, untuk menghadapi potensi lonjakan gelombang ketiga penularan Covid-19 akibat libur Natal dan Tahun Baru, pihaknya masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat. Belajar dari pengalaman sebelumnya, pihaknya telah memutar balik 1.690 kendaraan bermotor saat Lebaran 2021, sedangkan pada Idul Adha 2021 ada 4.800 kendaraan bermotor yang diputar balik.
”Ini bukannya berkurang, tetapi malah bertambah. Padahal, saat itu vaksinasi belum maksimal. Jadi, nanti kira-kira Natal dan Tahun Baru bagaimana ini,” katanya.
Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, hingga kini, secara akumulasi terdapat 1.941 orang meninggal akibat positif Covid-19 di Banyumas. Jumlah kasus positif terus menurun sejak mencapai puncaknya pada Juli 2021. Saat itu tercatat 13.720 orang positif Covid-19. Sementara pada bulan Agustus tercatat 3.624 orang, September 773 orang, Oktober 144 orang, dan hingga 6 November terdata 13 orang.
Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 juga berkurang dari puncaknya saat terdapat 777 orang meninggal pada Juli 2021, 366 orang pada Agustus, 74 orang pada September, 20 orang pada Oktober, dan 2 orang pada November.