Desa Wisata Boleh Dibuka dengan Menaati Protokol Kesehatan
Pariwisata dapat berjalan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Dalam kunjungan ke Banyumas, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengingatkan pengunjung dan pegiat desa wisata taat protokol kesehatan.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mendorong desa-desa wisata menyediakan sarana dan prasarana serta menaati protokol kesehatan untuk menekan risiko penularan Covid-19. Pariwisata secara aman dan terbatas masih mungkin dilakukan demi menjaga roda perekonomian.
”Kita harapkan dengan Covid-19 yang semakin terkendali, wisatawan Nusantara, malah mungkin mancanegara, bisa datang ke Desa Wisata Cikakak,” kata Sandiaga Uno saat berkunjung ke Desa Wisata Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (13/10/2021).
Sambil menyapa warga yang datang ke lokasi, Sandiaga Uno beberapa kali mengingatkan mereka agar memakai masker dengan benar. Bupati Banyumas yang juga mendampingi Sandiaga beberapa kali mengingatkan warganya menjaga jarak. Selama kunjungan itu, kondisi masyarakat yang berjubel tidak dapat dihindarkan.
Menurut Sandiaga, adanya antusiasme warga karena sudah satu tahun lebih tidak merasakan kunjungan wisatawan. Pihaknya sangat prihatin akan hal tersebut. Untuk itu, pemerintah memang mesti hadir dan memberikan solusi.
”Saya dengar ini adalah kunjungan pertama dari pemerintah pusat. Ini untuk memberikan apresiasi kepada Pak Bupati atas kepemimpinannya dalam mengendalikan pandemi Covid-19,” lanjutnya.
Desa Wisata Cikakak dengan ikon Masjid Saka Tunggal serta wisata memberi makan monyet hutan terpilih dalam 50 Desa Wisata Terbaik, Desa Wisata Indonesia Bangkit, pada Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Lewat pantun, Sandiaga mengajak masyarakat dan pegiat desa wisata untuk taat protokol kesehatan.
”Cikakak punya banyak pilihan wisata. Masjid Saka Tunggal adalah salah satu unggulannya. Bapak Ibu mari percepat pemulihan kondisi kita, jangan sampai kendur perhatikan prokesnya,” kata Sandiaga.
Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga menyampaikan, para pekerja seni bisa kembali berkarya asalkan tetap melakukan koordinasi dengan tim satgas Covid-19 setempat. ”Untuk pekerja seni, pertunjukan-pertunjukan dapat dikoordinasikan dengan pemda dan Satgas Covid-19 setempat. Panduannya sudah boleh dilanjutkan jika ada dalam level 2. Level 3 kita uji cobakan. Prinsipnya adalah uji coba dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin dengan aplikasi Peduli Lindungi yang terintegrasi,” paparnya.
Kepala Desa Cikakak Akim optimistis desanya masuk dalam 10 besar desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Ikon Masjid Saka Tunggal sebagai wisata religi, Taman Kera, dan kuliner lokal jadi unggulan wisata di sini.
Ia berharap warga Banyumas dan Nusantara mulai mengunjungi lagi Desa Cikakak. Pihak pengelola juga sudah menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan.
Warso (49), perajin cendera mata kepala monyet dari kelapa, berharap pandemi segera teratasi dan wisata bisa normal kembali. Ia mengaku, karena sepi pengunjung, dirinya hanya bisa berjualan secara daring. Dalam sebulan, hanya tiga hingga empat suvenir terjual. Hiasan kepala monyet dan genta angin dari bambu dijual Rp 25.000 hingga Rp 50.000 per unit dan jadi oleh-oleh unik dari desa wisata ini.
Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Banyumas Wahyono mengungkapkan, desa wisata ini menjadi salah satu kebanggaan Kabupaten Banyumas karena memiliki tata kelola wisata yang baik. Lembaga, kelompok, dan BUMDes saling terintegrasi serta menyerap tenaga kerja hingga 200 orang.
Di desa tersebut sudah ada 21 homestay yang dikelola 15 orang. Selanjutnya, di tempat ini juga akan dibangun wisata paralayang untuk menambah daya tarik pengunjung.