Penyebab kecelakaan perahu tambangan yang menjadi angkutan penyeberangan Sungai Bengawan Solo di Desa Ngadirejo, Rengel, Kabupaten Tuban, Rabu (3/11/2021), diselidiki. Dugaan sementara, perahu terbalik karena arus deras.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak enam korban kecelakaan perahu tambangan yang menjadi angkutan penyeberangan Sungai Bengawan Solo di Desa Ngadirejo, Rengel, Kabupaten Tuban, Rabu (3/11/2021), masih dicari. Derasnya arus sungai diduga ikut memicu terjadinya insiden ini.
Kecelakaan ini terjadi saat perahu mengarungi sungai dari dermaga tambangan di Desa Ngadirejo, Rengel, Tuban, menuju dermaga tambangan di Desa Semambung, Kanor, Bojonegoro. Kejadian berlangsung antara pukul 09.00-10.00.
Saat kejadian sebanyak 18 orang menumpang di perahu, terdiri dari 11 warga Tuban, 5 warga Bojonegoro, dan 2 warga Rembang, Jawa Tengah. Perahu juga mengangkut tujuh sepeda motor.
Korban hilang meliputi Kasian (60) yang menjadi nakhoda perahu, Erma Azilla (27), dan Dian (27), semuanya warga Desa Semambung. Selain itu ada Sutri (50) dan Basori (45) warga Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Tuban, serta Toro (40) warga Rembang. Sementara 12 orang lainnya berhasil diselamatkan.
”Pada saat kejadian, arus Sungai Bengawan Solo cukup deras dan (diduga) mengakibatkan perahu terbalik,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Gatot Refli Handoko, Rabu.
Gatot mengatakan, tim gabungan telah dikerahkan ke lokasi kejadian. Hingga saat ini, mereka masih bekerja membantu pencarian korban dan menyelidiki penyebab kecelakaan. Pencarian korban dilakukan dengan mengerahkan 9 perahu karet, 1 perahu kayu milik warga, dan 3 alat selam.
Untuk membantu pencarian korban, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim telah memberangkatkan tujuh anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi kejadian. Mereka dibekali 2 unit perahu karet dan 3 unit alat perlengkapan untuk menyelam.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Budi Santoso akan menghimpun informasi detail mengenai lokasi kejadian dan kondisi sungai, termasuk arus sungai ketika musibah terjadi. Selain itu, pihaknya berkoordinasi dengan BPBD Bojonegoro serta masyarakat sekitar.
”Harapannya, tim segera menemukan korban. Semoga upaya pencarian dan penyelamatan diberi kemudahan dan keselamatan. Tetap jaga prosedur keselamatan,” ujar Budi.
Kantor SAR Surabaya juga terlibat dalam pencarian korban dengan mengirimkan dua tim. Tholib dari Humas Kantor SAR Surabaya mengatakan, dua tim itu beranggotakan 12 orang. ”Tim pencari dan penyelamat ini dibekali dua perahu karet dengan mesin motor tempel, peralatan selam, serta alat pelindung diri,” ucap Tholib.