Enam Penumpang Perahu Masih Dicari di Bengawan Solo
Kecelakaan angkutan pelayaran kembali terjadi di Bengawan Solo, Jawa Timur. Perahu tambang penyeberangan Bojonegoro-Tuban terbalik, sementara data penumpang simpang siur.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Tim SAR Terpadu masih mencari enam penumpang perahu yang terbalik di Bengawan Solo yang membatasi wilayah Bojonegoro-Tuban di Jawa Timur, Rabu (3/11/2021).
Menurut informasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, kecelakaan perahu tambang terbalik itu diterima pada Rabu pukul 11.00. Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyebutkan, kecelakaan terjadi pukul 08.30.
Kecelakaan terbaliknya perahu tambang itu terjadi saat perahu menyeberang dari Rengel di Tuban ke Kanor di Bojonegoro. Saat perahu masih dalam setengah perjalanan dari Rengel, permukaan air Bengawan Solo memang sedang tinggi dan cuaca mendung.
Sampai saat ini, aparatur terpadu, baik dari Bojonegoro maupun Tuban, belum dapat memastikan saat perahu terbalik berisi berapa penumpang. Namun, perahu tambang untuk penyeberangan Bengawan Solo merupakan transportasi yang notabene ilegal, tetapi diandalkan oleh warga di sepanjang sempadan sungai terpanjang di Pulau Jawa ini. Penyeberangan dengan perahu karena tidak banyak jembatan, atau prasarana ini dianggap jauh.
Kalau jumlah penumpang perahu masih simpang siur, tapi sepeda motor ada 7 unit (Wahyu Kristiawan)
Salah satu warga Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Wahyu Kristiawan (22) yang kejadian berada di lokasi dan sempat membantu evakuasi korban menuturkan perahu yang tenggelam tersebut milik warga Desa Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.
Operator perahu tersebut Kasihan (60) didampingi operator mesin perahu Madiani (58) sekaligus yang sebagai pemungut jasa penyeberangan kepada penumpang. "Kalau jumlah penumpang perahu masih simpang siur, tapi sepeda motor ada 7 unit," katanya.
Masih dicari
Menurut Kantor SAR Surabaya, ada 12 korban kecelakaan yang telah ditemukan dan dalam kondisi selamat. Mereka adalah Mujianto (31) dan Toro (41), warga Rembang (Jawa Tengah); Abdulloh Yantim (3), Abdul Hadi (9), Budi (24), Nofi Andi Susanto (30), Tasmiatun Nikmah (33), Arif Dwi Setiawan (39), Matsarmuji (56), warga Tuban; pengemudi perahu Mardiani dari Semambung; serta Aab, Hafid, dan Adin yang merupakan warga Maibit, Tuban.
Ada enam orang yang dinyatakan sampai dengan pukul 13.00 belum ditemukan, yakni warga Semambung atas nama Kasian, Erma Azilla, Dian; warga Rembang atas nama Toro; dan warga Maibit atas nama Sutri dan Basori.
Kepala Kantor SAR Surabaya Hariadi Purnomo mengatakan, pihaknya telah memberangkatkan tim untuk membantu operasi pencarian dan pertolongan terpadu di lokasi terbaliknya perahu tersebut.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Bojonegoro Ajun Komisaris Besar Eva Guna Pandia, lokasi tenggelamnya perahu berada di wilayah Kabupaten Tuban. Jadi, semua pihak yang dari Kabupaten Bojonegoro ikut memberi dukungan dan bantuan dalam hal pencarian korban yang masih hilang.
Berdasarkan informasi, para penumpang juga membawa kendaraan terutama sepeda motor yang akibat peristiwa itu hanyut. Jumlah penumpang perahu yang terbalik akibat arus deras ketika berada di tengah perjalanan masih simpang siur.