Perampok Toko Bersenjata Api di Aceh Timur Diringkus
Kriminal bersenjata dapat mengganggu perdamaian Aceh dan dapat menghadirkan trauma pada warga. Oleh karena itu, pemerintah harus menjamin Aceh tetap damai.
Oleh
ZULKARNAINI MASRY
·2 menit baca
IDI RAYEUK, KOMAPS — Polisi menangkap empat tersangka pelaku perampokan menggunakan senjata api di sebuah toko pakaian di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Selasa (2/11/2021). Dari tersangka ditemukan uang tunai Rp 30 juta yang diduga uang hasil rampokan.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Aceh Komisaris Besar Winardy yang dihubungi pada Selasa sore menuturkan, keempat pelaku yang ditangkap adalah BY alias RJ (33), MH (26), RS (28), dan MS (34). Semuanya adalah warga Rantau Peureulak, Aceh Timur.
Para pelaku ditangkap di perkebunan kelapa sawit PT Wira Perca, Kecamatan Rantau Panjang, Aceh Timur. Mereka bersembunyi di perkebunan saat lari dari kejaran petugas. ”Kemungkinan ada tersangka lain, petugas masih melakukan pendalaman,” kata Winardy.
Para tersangka melakukan perampokan pada Minggu (31/10/2021) sekitar pukul 21.45 WIB. Mereka masuk ke sebuah toko pakaian Amanda Jaya di Desa Arul Pinang, Kecamatan Peunaron, Aceh Timur. Sambil mengacungkan pistol, pelaku menggasak uang Rp 140 juta. Aksi mereka terekam kamera pemantau (CCTV).
Saat menangkap pelaku, polisi menemukan satu pucuk senjata api pistol jenis FN beserta magasin dan dua butir peluru. Dalam tas tersangka ditemukan uang tunai sebesar Rp 30,8 juta dan satu kaca pyrex yang diduga bekas sabu.
”Para pelaku akan dijerat dengan Pasal 365 KUH Pidana tentang Pencurian dan Kekerasan,” kata Winardy.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Safaruddin menuturkan, aparat penegak hukum harus menghukum keras pelaku kekerasan dengan menggunakan senjata api. Tindak kriminal seperti itu dapat merusak citra damai Aceh dan menghadirkan trauma pada warga.
Tindak kriminal seperti itu dapat merusak citra damai Aceh dan menghadirkan trauma pada warga.
”Kita tidak ingin kembali ke masa konflik. Karena itu, setiap kekerasan dan kriminal harus ditindak tegas,” ujar Safaruddin.
Safaruddin mengajak warga Aceh dan para pihak untuk menjaga perdamaian. Sebab, konflik menyebabkan Aceh tertinggal dalam banyak sektor pembangunan.
Tiga kasus kriminal dengan menggunakan senjata api terjadi di tiga lokasi dalam satu pekan terakhir di Aceh, yakni penembakan anggota TNI di Pidie, penembakan pos polisi di Aceh Barat, dan perampokan toko di Aceh Timur. Polisi menemukan penembakan pada anggota TNI di Pidie juga bermotif perampokan meskipun sejumlah pihak mempertanyakannya.