Tiga Hari Nol Kasus, Kota Pekalongan Dapati Lagi Penularan Covid-19
Setelah tiga hari sempat nol kasus Covid-19, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kembali mencatatkan penambahan kasus baru. Vaksinasi akan digenjot untuk membentuk kekebalan komunal dan meminimalkan risiko kematian.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Setelah sempat tiga hari tanpa kasus aktif, penularan Covid-19 kembali terjadi di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Hal itu diharapkan menjadi peringatan bagi masyarakat untuk tidak dilanda euforia dan tetap memperketat penerapan protokol kesehatan.
Setelah lebih kurang dua tahun terakhir selalu mencatatkan kasus aktif Covid-19, pada 20-22 Oktober 2021, tidak ada kasus aktif Covid-19 di Kota Pekalongan. Namun, pada Sabtu (23/10/2021), dua kasus baru kembali terdeteksi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto mengatakan, dua kasus baru tersebut diketahui merupakan pelaku perjalanan. Sebelum kembali ke daerah asalnya, mereka melakukan tes usap di Kota Pekalongan.
”Setelah mendapat laporan terkait adanya dua orang yang positif, kami langsung bergerak melakukan pelacakan dan pengetesan kontak erat. Sejauh ini, hasil pengetesan kepada semua kontak erat dua orang ini negatif,” ucap Slamet, Senin (25/10/2021).
Slamet berharap penambahan kasus tersebut dijadikan pengingat bahwa ancaman Covid-19 masih ada. Masyarakat diimbau tidak bereuforia meski kasus Covid-19 di Kota Pekalongan sudah melandai.
Harapan serupa muncul dari Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan sekaligus anggota tim pemakaman Covid-19, Dimas Arga Yudha. Menurut Dimas, timnya sudah tidak lagi melakukan pemakaman Covid-19 sejak awal September. Kendati demikian, dia tetap meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan ketat untuk menekan risiko penularan.
”Rekor pemakaman terbanyak adalah pada Juli 2021. Waktu itu, kami memakamkan hingga 13 jenazah dalam satu hari. Kami berharap kejadian itu tidak terulang lagi,” kata Dimas.
Secara terpisah, Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid juga mengimbau masyarakat tidak terlena dengan penurunan kasus. Sebab, varian baru Covid-19 yang diduga lebih menular dari varian delta sudah menyebar di sejumlah negara.
”Mudah-mudahan varian baru itu tidak sampai masuk ke Indonesia. Selain varian baru, kita juga harus mewaspadai kluster sekolah sehingga saya harapkan protokol kesehatan ini tetap diterapkan dalam setiap kegiatan,” ujar Afzan.
Afzan bertekad terus menggenjot capaian vaksinasi agar kekebalan komunal di wilayahnya segera terbentuk. Hingga Senin, sudah ada 151.077 orang yang telah divaksin. Jumlah itu sebesar 63,37 persen dari total sasaran sekitar 260.000 orang.
Sementara itu, capaian vaksinasi lansia di wilayah itu juga masih rendah, yakni 38 persen dari total sasaran lansia sebanyak 30.000 orang. Hal itu yang kemudian membuat Kota Pekalongan belum bisa beranjak dari penerapan pemberlakuan pembatasan legiatan masyarakat (PPKM) level 3.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2021, capaian vaksinasi lansia menjadi salah satu kategori penilaian dalam perpanjangan PPKM level di Jawa-Bali hingga 1 November mendatang. Untuk bisa turun ke PPKM level 2, Kota Pekalongan diharuskan memvaksin paling tidak 40 persen dari total sasaran vaksinasi lansia.
Selanjutnya, pemerintah setempat berencana mendekatkan layanan vaksinasi untuk lansia. Salah satu caranya dengan melakukan vaksinasi di rumah-rumah ketua rukun warga.