Cegah Kluster Sekolah, Surabaya Rutin Tes Usap Pelajar
Surabaya perlu tetap waspada dengan situasi pandemi Covid-19 yang masih melandai terutama potensi perburukan karena kluster sekolah sehingga diantisipasi dengan tes rutin pelajar peserta pembelajaran tatap muka terbatas.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
KOMPAS/AGNES SWETTA PANDIA
Siswa siswi SMP Negeri 62 Surabaya, Jawa Timur, mengikuti tes usap antigen seusai pembelajaran tatap muka terbatas, Senin (27/9/2021). Tes antigen untuk mendeteksi kemungkinan penularan Covid-19 dari kegiatan persekolahan atau kluster sekolah.
SURABAYA, KOMPAS — Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Surabaya, Jawa Timur, mengantisipasi kluster sekolah dengan rutin melakukan tes usap pelajar yang mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas atau PTMT. Selain itu, sivitas juga harus memindai aplikasi Peduli Lindungi sebagai bagian dari pengawasan pengendalian mobilitas saat masuk dan keluar dari lingkungan sekolah.
”Tes usap antigen atau PCR ditempuh setiap dua minggu atau setiap bulan terhadap siswa siswi SD-SLTA untuk mengantisipasi penularan di sekolah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita, Minggu (17/10/2021).
Tes dilaksanakan petugas puskesmas terdekat dari sekolah yang melaksanakan PTMT. Dari tes itu, petugas kesehatan dapat sekaligus menempuh penelusuran kontak dekat. Febria meyakini cara ini akan mempertahankan kinerja satgas dalam program 3T (tes, telusur, tangani) guna mengantisipasi perburukan kembali.
Serbuan Vaksinasi di Lapangan THOR, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/10/2021). Serbuan Vaksinasi oleh TNI Polri cukup efektif untuk meningkatkan cakupan vaksinasi di suatu daerah.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo menambahkan, PTMT dilaksanakan dalam penerapan level 3 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Untuk itu, di sekolah, PTMT dihadiri maksimal 25 persen siswa siswi. PTMT juga harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Seluruh guru dan tenaga pendidikan SD-SLTA di Surabaya telah divaksinasi Covid-19. Siswa-siswi yang mengikuti PTMT juga harus sudah vaksin dan mendapat persetujuan keluarga. Di sekolah, mereka harus menerapkan protokol kesehatan, antara lain, selalu bermasker, rutin cuci tangan, diperiksa kondisi kesehatannya, dan segera ditangani ketika terindikasi sakit.
Menurut Supomo, satgas meminta agar semua sekolah pelaksana PTMT untuk memasang pemindai kode batang dan aplikasi Peduli Lindungi. Sistem yang telah dijalankan di pusat belanja, ruang publik, dan perkantoran ini dipandang baik dalam memastikan pengendalian mobilitas masyarakat serta mendukung program 3T.
”Dengan memindai Peduli Lindungi berarti pelajar yang datang harus sudah divaksin setidaknya dosis 1. Ini penting untuk mendorong perluasan vaksinasi di kalangan pelajar,” kata Supomo.
Menurut catatan satgas, cakupan vaksinasi untuk murid SD/MI di Surabaya dosis 1 mencapai 79 persen, sedangkan dosis 1 dan dosis 2 atau komplet 36 persen. Untuk pelajar SMP/MTs, cakupan dosis 1 telah 77,2 persen, sedangkan komplet 58 persen.
Pengunjung yang belum vaksin Covid-19 divaksin di Kebun Binatang Surabaya, JawaTimur, Minggu (3/10/2021). Pada hari tersebut Kebun Binatang Surabaya kembali dibuka untuk umum. KBS dibuka sejak pukul 08.00-16.00 WIB dengan kapasitas 25 persen dari total kapasitas pengunjung atau sekitar 2.000 orang.
Secara umum, berdasarkan laman resmi https://infocovid19.jatimprov.go.id/, pada Minggu petang, situasi pandemi di Jatim masih melandai. Sebanyak 38 kabupaten/kota atau seluruh wilayah tersebut berstatus zona kuning atau risiko penularan rendah. Dibandingkan Sabtu kemarin, kasus pada Minggu sore ini tercatat bertambah 60 kasus. Warga sembuh bertambah 88 orang. Selain itu, juga ada empat kasus kematian. Adapun kasus aktif atau jumlah pasien dirawat tersisa 682 orang.
Dengan memindai Peduli Lindungi berarti pelajar yang datang harus sudah divaksin setidaknya dosis 1. Ini penting untuk mendorong perluasan vaksinasi di kalangan pelajar.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, mengatakan, efektivitas vaksinasi terlihat dari penurunan kasus dan dampak fatalnya atau kematian. Vaksin memang tidak membuat seseorang kebal dari Covid-19, tetapi meningkatkan peluang selamat atau terhindar dari ancaman kematian.
”Cakupan vaksinasi di segala tingkatan dan kelompok masyarakat harus lebih digencarkan lagi, sedangkan dalam program 3T jangan kendur,” ujar Windhu.
Dari laman https://vaksin.kemkes.go.id/, masih ada lima kabupaten/kota yang berada dalam penilaian asesmen situasi 2. Mayoritas atau 33 daerah mendapat nilai 1 atau baik. Lima daerah yang perlu perbaikan saat ini adalah Lamongan, Kabupaten Mojokerto, Bangkalan, serta Kota dan Kabupaten Malang.
Penilaian bersifat dinamis. Lamongan, misalnya, adalah kabupaten pertama di Jatim yang mendapat asesmen 1. Namun, sepekan terakhir, kinerja pengendalian pandemi agak turun, yakni tingkat penelusuran dan kapasitas respons yang dalam kategori sedang dari seharusnya memadai. Situasi yang sama dialami keempat kabupaten/kota yang masih mendapat nilai asesmen 2.