Pengendalian Covid-19 Jatim berjalan baik meski pengetesan menunjukkan ada kecenderungan turun selama sepekan terakhir. Kewaspadaan terhadap sebaran virus korona terus ditingkatkan seiring naiknya mobilitas masyarakat.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI/AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pengendalian Covid-19 di Provinsi Jawa Timur diklaim berjalan dengan baik meskipun pengetesan menunjukkan ada kecenderungan turun selama sepekan terakhir. Kewaspadaan terhadap sebaran penyakit terus ditingkatkan seiring naiknya mobilitas masyarakat.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim Makhyan Jibril Alfarabi mengatakan, sejumlah indikator penanganan pandemi menunjukkan kecenderungan menuju perbaikan. Transmisi komunitas yang meliputi kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit, dan kematian menunjukkan perkembangan signifikan selama dua pekan belakangan atau dari 13-27 September.
Kasus konfirmasi positif Covid-19, misalnya, pada 27 September berada di angka 3,80 per 100.000 penduduk per minggu. Kondisi itu lebih baik dibandingkan dengan capaian pada 20 September yang berada di angka 5,94 dan capaian pada 13 September atau dua pekan sebelumnya yang berada di angka 8,82.
Rawat inap rumah sakit di Jatim berada di angka 0,82 per 100.000 penduduk per minggu. Angka ini turun dibandingkan pada pekan lalu, yakni 1,4, dan dua pekan sebelumnya di angka 6,63. Adapun tingkat kematian kasus Covid-19 berada di angka 0,29 per 100.000 penduduk per minggu, turun dibandingkan pada pekan sebelumnya 0,39 dan dua pekan lalu di angka 0,85.
Indikator lain ialah penelusuran kontak erat dan perawatan pasien Covid-19 juga membaik. Rasio penelusuran kontak erat, misalnya, mencapai 20,31 orang per kasus konfirmasi positif. Rasio penelusuran ini meningkat dibandingkan capaian pada pekan sebelumnya 16,97 dan dua pekan sebelumnya 14,95.
”Positivity rate per minggu 0,89 persen, turun dibandingkan sebelumnya 1,13 persen. Namun, angka ini semakin rendah semakin baik dan jauh berada di bawah standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen,” ujar Makhyan Jibril.
Sementara itu, terkait pengetesan, Jibril mengatakan, Pemerintah Provinsi Jatim tetap berkomitmen tinggi. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari penetapan target orang diperiksa sebanyak 113.022 orang per minggu. Dari target tersebut, realisasi jumlah orang yang diperiksa pada 28 September mencapai 172.382 orang per minggu.
Angka ini semakin rendah semakin baik dan jauh berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Jumlah spesimen diperiksa mencapai 219.595 spesimen per minggu. Adapun rasio jumlah orang diperiksa per 1.000 penduduk per minggu nilainya 4,32. Capaian pengetesan itu melebihi target yang ditetapkan setiap minggunya.
Jumlah pengetesan per 22 September, misalnya, berada di angka 160.000 tes per minggu sehingga positivity rate Jatim mengalami penurunan di angka 0,98 persen. Adapun capaian penelusuran kontak erat dengan angka 19-20 orang per kasus konfirmasi, jauh di atas standar Kemenkes 15 orang per kasus konfirmasi.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam pernyataan resminya pada Senin (27/9/2021) mengatakan, upaya mencegah penyebaran Covid-19 memberikan hasil menggembirakan. Berdasarkan asesmen Kementerian Kesehatan yang dirilis pada 26 September lalu, jumlah kabupaten dan kota yang masuk dalam ketegori level 1 mencapai 27 daerah.
Jumlah daerah itu meningkat dari sebelumnya 25 kabupaten dan kota. Seiring meningkatnya jumlah daerah yang berada di level 1, jumlah kabupaten dan kota yang masih di level 2 menurun dari sebelumnya 13 menjadi 11 daerah. Jatim merupakan provinsi yang masuk dalam ketegori kabupaten dan kota level 1 terbanyak di Jawa-Bali.
Penurunan level
Penurunan level didasarkan pada asesmen Kemenkes yang dilakukan secara terstruktur dan masif sehingga menghasilkan predikat memadai. Meski demikian, Khofifah mengingatkan masyarakat agar tidak lengah, tetap memiliki kewaspadaan tinggi dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
”Ini penting karena kedisiplinan prokes menjadi salah satu kunci untuk melindungi diri kita dan orang di sekeliling kita dari penularan Covid-19,” ujar Khofifah.
Kewaspadaan masyarakat terhadap penularan Covid-19 menjadi semakin penting seiring diberlakukannya kebijakan pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat terutama di lini ekonomi dan pendidikan. Pelonggaran kegiatan masyarakat ini bertujuan mempercepat pemulihan ekonomi dan mengatasi ketertinggalan di bidang pendidikan.
Ikhtiar lain yang ditempuh Pemprov Jatim saat ini ialah menggenjot capaian vaksinasi Covid-19. Penyuntikan vaksin dosis pertama telah mencapai 14.435.209 orang per 28 September atau 45,36 persen. Jumlah orang yang divaksin dosis pertama di Jatim tertinggi kedua di Indonesia.
Sementara itu, capaian penyuntikan vaksin dosis kedua di Jatim mencapai 7.308.094 orang atau sekitar 22,96 persen. Capaian ini menempatkan Jatim di posisi tertinggi ketiga di Indonesia.