Peternak ayam di Blitar membagikan telur sebagai bentuk keprihatinan akan rendahnya harga telur. Mereka menuntut terbitnya perpres perlindungan peternak rakyat. Sayangnya, aksi itu diwarnai kumpulan ribuan orang.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Ribuan warga berkumpul di depan Patung Bung Karno di depan Kantor Bupati Blitar, Jawa Timur, untuk bisa mendapatkan telur gratis pada aksi keprihatinan oleh peternak ayam setempat menyikapi rendahnya harga telur, Selasa (28/9/2021). Aksi yang mengundang kerumunan inipun dibubarkan aparat.
BLITAR, KOMPAS — Peternak ayam petelur di Blitar, Jawa Timur, Selasa (28/9/2021), menggelar aksi keprihatinan menyikapi rendahnya harga telur. Mereka menuntut terbitnya peraturan presiden untuk melindungi peternak mikro, kecil, dan menengah. Sayangnya, aksi yang digelar di depan Kantor Bupati Blitar di Kanigoro itu diwarnai kumpulan ribuan orang.
Massa dari sejumlah wilayah di Blitar merangsek di depan Kantor Bupati Blitar di Jalan Kusuma Bangsa sebelum pukul 09.00. Mereka tertarik untuk mendapatkan telur dan ayam gratis serta bazar yang dilakukan peserta aksi.
Aparat kemudian memblokade akses menuju lokasi, tetapi warga masih berdatangan. Karena jumlah mereka semakin banyak, aparat kemudian membubarkan acara di tempat itu dan memecahnya ke sejumlah lokasi, termasuk menggiring kendaraan bak terbuka berisi telur meninggalkan lokasi.
Warga berduyun-duyun meninggalkan Kantor Bupati Blitar menuju lokasi yang dimaksud, antara lain di depan Gedung DPRD Kabupaten Blitar di Jalan Kota Baru dan depan Pasar Kanigoro. Meski kerumunan sudah dipecah, warga tetap menyemut di lokasi dan enggan beranjak.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Warga menunjukkan sekantong plastik berisi telur gratis yang diterima saat aksi keprihatinan oleh peternak di Blitar, Jawa Timur, Selasa (28/9/2021)
Yesi, koordinator aksi yang merupakan peternak asal Talun, Kabupaten Blitar, mengatakan, paket telur yang dibagikan sedikitnya mencapai 5.000 pak (30.000 butir) dari peternak, beberapa di antaranya dari Kediri dan Tulungagung. ”Di luar itu masih ada lagi donasi telur dari peternak lain yang dibagikan langsung ke lokasi,” kata Yesi di lokasi aksi.
Menurut Yesi, aksi dilakukan karena peternak merasa prihatin. Selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), harga telur anjlok hingga posisi terendah Rp 12.000 per kilogram (kg). Namun, kemarin harga sudah mulai membaik menjadi Rp 15.000-Rp 15.500 per kg.
Meski harga sudah naik, hal itu belum bisa menutup biaya operasional peternak. Harga telur tersebut masih di bawah peraturan Menteri Perdagangan, yakni Rp 19.000-Rp 21.000 per kg. ”Menurut kami, perhitungan harga yang wajar di atas Rp 20.000-Rp 22.000 per kg,” ucapnya.
Ada tiga poin tuntutan yang disuarakan oleh peternak dalam aksi itu. Pertama, meminta pemerintah menerbitkan peraturan presiden (perpres) untuk melindungi peternak usaha mikro, kecil, dan menengah. Kedua, menghentikan budidaya unggas oleh perusahan integrator dan mengembalikan budidaya kepada rakyat. Tuntutan ketiga, meminta pemerintah menstabilkan harga telur.
Warga merangsek mendekati pikap yang membawa telur gratis di depan Gedung DPRD Kabupaten Blitar, Jawa Timur, saat aksi keprihatinan oleh peternak ayam setempat menyikapi rendahnya harga telur, Selasa (28/9/2021). Aksi yang mengundang kerumunan ini pun dibubarkan aparat.
Wakil Ketua Perhimpunan Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, perpres dibutuhkan karena selama ini peraturan menteri dirasa tidak mempan melindungi peternak rakyat.
”Misalnya, Permentan No 32 Tahun 2017 yang membatasi 2 persen (perusahaan integrator), tetapi praktiknya banyak kandang integrator di mana-mana. Oleh karena itu, kami minta perpres atau inpres (instruksi presiden) untuk mengembalikan budidaya ke rakyat. Perusahaan integrator hanya mengurus pakan dan anakan ayam (day old chicken/DOC),” tuturnya.
Perpres dibutuhkan karena selama ini peraturan menteri dirasa tidak mempan melindungi peternak rakyat.
Menurut Sukarman, ada sejumlah faktor yang memengaruhi turunnya harga telur, salah satunya beredarnya telur tetas (breeding) di pasaran dan daya serap masyarakat yang menurun. Masuknya telur tetas ke pasaran membuat telur melimpah, sedangkan kondisi pasar relatif tetap.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Telur panen dari kandang peternak di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, diangkat ke bak mobil terbuka, Selasa (28/9/2021). Rendahnya harga telur dalam beberapa waktu terakhir memicu peternak setempat menggelar aksi keprihatinan di depan Kantor Bupati Blitar.
Akibatnya, peternak rakyat harus berebut pasar dengan perusahaan integrator. Padahal, perusahaan integrator diuntungkan dari sisi modal besar, efisiensi, serta menjadi sumber pakan sekaligus DOC. Sementara peternakan rakyat ada pada kondisi sebaliknya.
Dalam sepekan terakhir, peternak di Blitar sudah memperoleh ”suntikan” bantuan pakan berupa jagung dari Kementerian Pertanian. Jumlah bantuan yang telah tiba 350 ton, peternak membeli seharga Rp 4.500 per kg.
Sekarang, kata Sukarman, peternak tengah memproses pengajuan bantuan jagung lagi sebanyak 30.000 ton untuk seluruh Indonesia. Dari 30.000 ton itu, peternak Blitar minta 15.000 ton.
”Ini masih diusahakan. Data sudah dikumpulkan. Nanti semua lewat koperasi, termasuk di Blitar. Untuk wilayah Blitar nanti akan dibagi untuk anggota koperasi, organisasi perternak, ataupun peternak yang belum bergabung dengan koperasi dan organisasi. Supaya merata semua dapat,” kata Sukarman.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Petani memanen jagung di daerah Kuncoro, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (28/9/2021).
Terkait bantuan jagung yang sudah tiba apakah mampu menekan harga di Pasaran, Sukarman menjelaskan, sejak ada bantuan dari pemerintah, harga jagung di pasaran turun dari Rp 5.900 per kg menjadi Rp 5.300-Rp 5.500 per kg. Namun, harga tersebut belum bisa menyamai harga normal Rp 4.500 per kg.
Meski demikian, belum semua peternak di Blitar merasakan harga jagung turun. Widodo Setiyohadi, salah satu peternak di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, yang berbatasan dengan Kabupaten Malang, mengatakan, harga jagung masih di angka Rp 5.900 per kg saat dirinya membeli pada 25 September lalu.
”Alasan yang dikemukakan pedagang, mereka masih membeli jagung itu dengan harga tinggi sehingga belum bisa menyesuaikan dengan harga di sekitar,” kata Widodo yang membeli 1 ton jagung.
Terkait aksi yang menyedot massa, Kepala Polres Blitar Ajun Komisaris Besar Aditya Panji Anom menyebutkan, aksi yang disertai pembagian telur itu mengundang antusiasme warga. Warga berkumpul dalam jumlah besar. Polisi telah memanggil koordinator aksi dan meminta agar kegiatan itu dibubarkan.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Ribuan warga berkumpul di depan Patung Bung Karno di depan Kantor Bupati Blitar, Jawa Timur, untuk mendapatkan telur gratis pada aksi keprihatinan oleh peternak ayam setempat menyikapi rendahnya harga telur, Selasa (28/9/2021). Aksi yang mengundang kerumunan ini pun dibubarkan aparat.
”Kami minta koordinator aksi untuk bisa membubarkan kegiatan. Alhamdulillah, koordinator aksi mau membubarkan. (Pembagian telur) hanya berlangsung sebentar, tetapi pencairan massa butuh waktu. Kami melakukan pengalihan arus di beberapa ruas jalan,” ujarnya.
Menurut Aditya, panitia mengakui bahwa massa yang datang di luar prediksi. Aksi keprihatinan itu mengantongi izin penyampaian aspirasi soal harga telur yang rendah di bawah ketentuan pemerintah. Di sisi lain, harga pakan ternak mahal.