Guyuran Ratusan Ton Jagung Bersubsidi Turunkan Harga Pakan Ternak di Blitar
Tiga hari terakhir 190 ton jagung subsidi dari Kementerian Pertanian digelontorkan ke Blitar untuk membantu peternak yang menghadapi harga jagung tinggi dari total 350 ton yang akan diberikan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Harga jagung pakan ternak di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berangsur turun setelah pemerintah menggelontor bantuan jagung bersubsidi dalam tiga hari terakhir. Saat ini harga jagung Rp 5.200-Rp 5.300 per kilogram dari sebelumnya Rp 6.000 per kg.
Yesi Yuni, salah satu peternak asal Desa Wonorejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Rabu (22/9/2021), mengatakan, harga jagung mulai goyang. Dalam kondisi normal, harga jagung hanya Rp 4.500 per kg. ”Per hari ini, infonya Rp 5.200-Rp 5.300 mengarah ke Rp 5.000 per kg di tengkulak,” ujarnya.
Menurut Yesi, harga jagung turun secara perlahan. Sehari sebelumnya, harga masih Rp 5.300-5.500 per kg. Harapannya dalam waktu dekat petani bisa memperoleh jagung dengan harga lebih rendah. Selain harga turun, stok jagung di pasar juga tersedia.
Sayangnya, turunnya harga pakan ini diiringi pula dengan turunnya harga jual telur di tingkat peternak. Jika sepekan lalu harga telur masih Rp 14.500-Rp 15.000 per kg, saat ini Rp 13.500-Rp 13.700 per kg.
Angka ini masih di bawah ketentuan Menteri Perdagangan terkait acuan harga di tingkat peternak, Rp 19.000-21.000 per kg. ”Harga jagung naik lebih dulu sebelum harga telur anjlok. Harga telur turun mulai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat sampai sekarang,” katanya.
Meski menghadapi situasi bertolak belakang (harga pakan tinggi dan telur rendah) petani tidak berani mengurangi jatah pakan ayam atau mengganti pakan alternatif. Kalaupun ada yang hanya memberikan bekatul maksimal tiga hari karena harga bekatul juga mahal.
Peternak berpikir mengurangi pakan juga akan berdampak terhadap produktivitas telur. Ayam yang produksinya menurun sulit untuk kembali naik. Artinya, kerugian yang dialami peternak bakal meningkat.
”Mau tidak mau pakan harus ada. Banyak aset kami yang sudah ’dipatok’ oleh ayam. Makanya kemarin sebelum perwakilan peternak diundang ke Istana bertemu Presiden, kami geruduk bank-bank pemerintah untuk menyatakan bahwa kami gagal bayar,” ucap Yesi.
Harga jagung naik lebih dulu sebelum harga telur anjlok. Harga telur turun mulai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat sampai sekarang (Yesi Yuni).
Namun penurunan harga jagung ini belum dinikmati secara merata oleh peternak ayam di Kabupaten Blitar. Di salah satu daerah seprti Kecamatan Selorejo, peternak membeli jagung dengan harga berkisar Rp 6.000-Rp 6.100 per kilogram.
Widodo Setyohadi, peternak dari Desa Pohgajih mengatakan, samgaoi hari ini harga di tingkat pedagang yang biasa mengirim jagung ke wilayah itu masih Rp 6.000 per kg. Harga serupa juga dialami peternak lain di kecamatan itu yang umumnya belum masuk sebagai anggota koperasi. "Kami berharap bisa mendapat harga jagung rendah seperti peternak lain yang masuk koperasi," katanya.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian, telah mengirimkan jagung subsidi kepada peternak di Blitar. Dalam tiga hari ini sudah ada 190 ton jagung yang dikirim dari total kuota 350 ton. Kebutuhan jagung di Blitar mencapai 1.200 ton per hari.
Wakil Ketua Perhimpunan Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman mengatakan, ada subsidi sekitar Rp 1.500 per kg jagung sehingga peternak hanya membeli dengan harga Rp 4.500 per kg. Namun, volume yang terbatas membuat jagung diarahkan untuk anggota koperasi lebih dulu.
Dapat jatah
Saat ini ada sekitar 450 anggota Koperasi Putera Blitar dari total peternak di Blitar yang mencapai 4.000-an orang. Satu peternak mendapat jatah 0,7-1 ton. Sisa anggota koperasi akan diupayakan bisa mendapatkan bagian pada droping selanjutnya.
”Begitu datang, jagung langsung kami bagi ke sentra-sentra anggota. Cara membaginya juga bingung karena bantuan terbatas. Satu orang bisa dapat 0,7-1 ton. Dalam perjalanan, kalau bisa kami akan minta tambahan kuota (di atas 350 ton) untuk sisa anggota koperasi,” katanya.
Total bantuan dari Kementerian Pertanian sebenarnya mencapai 1.000 ton. Dari jumlah tersebut, Koperasi Putera Blitar mendapat jatah 350 ton; koperasi di Kendal, Jawa Tengah 300 ton; Koperasi di Lampung 200 ton; dan Koperasi Pinsar Petelur Nasional Pusat 150 ton.
Menurut Sukarman, yang juga Ketua Koperasi Putera Blitar, masalah tingginya harga pakan akhir-akhir ini tidak hanya dialami peternak di Blitar, tetapi juga daerah lain. Dia mencontohkan, Lampung sebagai daerah penghasil jagung, tetapi harga di sana juga tinggi, Rp 5.600 per kg.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Toha Mashuri, saat dikonfirmasi secara terpisah, membenarkan turunnya harga jagung. Harapannya, hal ini bisa terus berlanjut. Tidak hanya bertahan beberapa hari setelah itu naik lagi.
”Dari pantauan kami sudah ada yang turun ke angka Rp 5.200 per kg. Semoga ini terus berlanjut karena ada bantuan dari Kementerian Pertanian 350 ton secara bertahap. Kemungkinan dari Kementerian Perdagangan juga akan turun, tetapi kami belum tahu jumlahnya,” ucapnya.
Sebelumnya, beberapa perwakilan peternak ayam layer di Blitar diundang Presiden ke Istana, pekan lalu. Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Presiden, antara lain penyediaan jagung untuk peternak oleh kementerian terkait dan rencana pendirian pabrik tepung telur guna menyerap telur dari peternak.
”Soal pabrik tepung telur, pemerintah daerah akan survei dulu lokasi. Sebelumnya, peternak memang pernah mengusulkan hal itu ke pusat,” ucap Toha.