Separuh Jalan Trans-Papua yang Mulai Menampakkan Bentuknya
Sejak pembangunan dimulai 2015, Jalan Trans-Papua yang direncanakan sepanjang 3.462 kilometer sudah menembus 3.446 km. Dari jalur yang sudah ditembus tersebut, sepanjang 1.733 km jalur telah diaspal.
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
Pembangunan Jalan Trans-Papua mulai menampakkan bentuknya. Sebagian jalan sudah terhubung dan teraspal, tetapi masih ada ruas-ruas yang belum terhubung.
Pembangunan Jalan Trans-Papua mulai dirasakan manfaatnya untuk masyarakat Papua. Namun, Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar juga mendapati masyarakat berharap Jalan Trans-Papua juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat asli Papua.
Dalam pemantauan selama empat bulan berkunjung di tanah Papua bersama timnya, masyarakat berharap ada perencanaan pembangunan sentra-sentra ekonomi di sepanjang Jalan Trans-Papua. ”Juga supaya ada kesempatan bagi masyarakat asli Papua untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi sesuai dengan potensi wilayah yang dilalui Jalan Trans-Papua,” tutur Billy dalam keterangannya secara daring, Jumat (24/9/2021).
Jalan Trans-Papua yang direncanakan sepanjang 3.462 kilometer sudah menembus 3.446 kilometer.
Dalam perjalanan selama empat bulan tersebut, Billy melintasi Provinsi Papua dan Papua Barat. Setidaknya 15 kabupaten, 66 distrik, dan 278 kampung ia telusuri.
Sejauh ini, sejak dimulai tahun 2015, Jalan Trans-Papua yang direncanakan sepanjang 3.462 kilometer sudah menembus 3.446 kilometer. Dari jalur yang sudah ditembus tersebut, 1.733 km sudah diaspal, sedangkan 1.712 km belum diaspal. Diharap, Jalur Trans-Papua ini akan membentang dari Kepala Burung di Wilayah Adat Domberai (Sorong) sampai dengan Bumi Anim Ha di Selatan Tanah Papua (Merauke).
Pembangunan jalan beserta pembangunan infrastuktur pendukung lainnya di sekitar Jalan Trans-Papua ini memerlukan anggaran Rp 9,94 triliun. Sebanyak 71,93 persen atau Rp 7,15 triliun digunakan untuk membangun jalan dan jembatan.
Pembangunan Jalan ini terus berlanjut diiringi pembangunan sekolah, perguruan tinggi, tempat ibadah, dan Pusat Lintas Batas Negara (PLBN) yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Program PKT di Papua antara lain membangun jalan produksi dan tambatan perahu untuk memudahkan nelayan dan petani mengangkut hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Infrastruktur kerakyatan juga disiapkan Kementerian PUPR dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi perdesaan. ”Selain meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana pembangunan hingga ke pelosok. Pola pelaksanaan PKT juga harus memperhatikan protokol physical and social distancing untuk pencegahan penyebaran Covid-19,” tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Program PKT di Papua antara lain membangun jalan produksi dan tambatan perahu untuk memudahkan nelayan dan petani mengangkut hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan. Sampai 6 Agustus 2021, program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah tahun 2021 sudah dilaksanakan di 20 lokasi dengan menyerap 346 tenaga kerja.