Vaksinasi Remaja di Aceh Baru 4,3 Persen, Edukasi pada Orangtua Krusial
Realisasi vaksin terhadap kelompok remaja di Aceh masih rendah, yakni sekitar 4,3 persen. Sementara target pada 30 September semua sasaran harus sudah divaksin. Pemprov Aceh diminta bekerja lebih keras mencapai target.
Oleh
ZULKARNAINI MASRY
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sepekan setelah diluncurkan, program vaksinasi untuk remaja usia sekolah di Aceh baru mencapai 4,3 persen atau 25.098 orang dari target sasaran. Target pemerintah memvaksin sekitar 577.000 orang hingga akhir September dinilai berat untuk terealisasi.
Juru bicara Satgas Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, Jumat (24/9/2021), menuturkan, 25.098 orang tersebut telah menerima vaksin dosis pertama, sedangkan jumlah penerima dosis kedua baru 13.365 orang. ”Vaksinasi remaja usia sekolah, umur 12-17 tahun, itu terus dipacu untuk mempersiapkan mereka kembali ke sekolah,” katanya.
Saifullah menambahkan, tim satgas saat ini turun langsung ke sekolah-sekolah untuk melakukan vaksin terhadap siswa. Para siswa juga dikerahkan ke lokasi vaksinasi massal terdekat.
Kekebelan kelompok (herd immunity) akan terjadi jika minimal 70 persen komunitas sekolah sudah vaksinasi lengkap (Saifullah Abdulgani).
Saifullah berharap orangtua siswa mendukung kebijakan vaksinasi terhadap siswa agar sekolah tatap muka bisa digelar kembali. ”Kekebelan kelompok (herd immunity) akan terjadi jika minimal 70 persen komunitas sekolah sudah vaksinasi lengkap,” katanya.
Pemprov Aceh harus bekerja keras untuk mengejar target realisasi hingga 30 September 2021. Para guru diminta mengedukasi orangtua siswa tentang pentingnya vaksin.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil Asbaruddin mengatakan, perlu edukasi lebih masif kepada orangtua siswa mengenai urgensi vaksinasi. Warga di daerah yang minim terpapar literasi tidak memiliki pengetahuan cukup tentang vaksinasi sehingga takut dan ragu pada kegunaan vaksin Covid-19.
Di Subulussalam dan Aceh Singkil, sekitar 50 persen siswa telah divaksin. Pola vaksinasi jemput bola ke sekolah-sekolah membuat realisasi vaksin terus meningkat. ”Pendekatan persuasif kepada orangtua siswa menjadi kunci keberhasilan realisasi vaksin karena siswa yang divaksin harus ada izin orangtua,” ujar Asbaruddin.
Asbaruddin mengatakan, salah satu penghambat vaksinasi karena belum semua orangtua mengizinkan anaknya divaksin. Pihak sekolah berusaha kuat membujuk dan memberi pengertian kepada wali murid bahwa vaksin aman untuk tubuh dan halal.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah mengatakan, semua pihak harus bahu-membahu menyukseskan program vaksinasi bagi remaja. Taqwallah optimistis, hingga 30 September, semua sasaran telah divaksin.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh Herlina Dimiati mengatakan, selama target vaksinasi remaja tidak tercapai, pihaknya tidak merekomendasikan pelaksanaan sekolah tatap muka. Pasalnya, dikhawatirkan justru bakal terjadi kluster-kluster baru penularan Covid-19 di sekolah-sekolah.