Kota Pekalongan, Jawa tengah, belum bisa turun ke PPKM level 1 lantaran capaian vaksinasi di wilayah itu kurang dari 70 persen. Pemerintah setempat berupaya menggenjot vaksinasi agar bisa segera menerapkan PPKM level 1.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Masih rendahnya capaian vaksinasi dinilai menjadi penyebab Kota Pekalongan, Jawa Tengah, tetap menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2, setidaknya hingga dua pekan mendatang. Pemerintah setempat berupaya menggenjot capaian vaksinasi hingga 50 persen agar wilayahnya bisa turun level.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2021, capaian vaksinasi menjadi salah satu kategori penilaian dalam perpanjangan PPKM level di Jawa-Bali hingga 4 Oktober mendatang. Kota Pekalongan yang pada perpanjangan sebelumnya menerapkan PPKM level 2 diharuskan memiliki capaian vaksinasi 70 persen untuk vaksinasi total dan capaian vaksinasi lansia minimal 60 persen.
Hingga Rabu, sebanyak 105.576 orang di Kota Pekalongan sudah divaksin. Jumlah itu sekitar 44,28 persen dari target sasaran secara keseluruhan. Sementara itu, capaian vaksinasi lansia baru 28 persen dari target sasaran sekitar 20.000 orang.
”Semua pihak, baik dari pemerintah, TNI, Polri, partai politik, maupun organisasi masyarakat, sudah bekerja sama mengadakan vaksinasi. Mudah-mudahan bulan ini, paling tidak, Kota Pekalongan bisa mencapai 50 persen dari target sasaran yang ditentukan,” kata Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, Rabu (22/9/2021).
Afzan mengatakan, saat ini Kota Pekalongan memiliki stok vaksin sebanyak 11.516 dosis. Jumlah itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi di Kota Pekalongan hingga delapan hari ke depan.
”Fokus kami saat ini adalah menghabiskan stok vaksin yang ada. Kalau sudah habis, kami akan mengajukan kembali penambahan stok vaksin kepada pemerintah pusat ataupun Pemerintah Provinsi Jateng,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto mengungkapkan, rendahnya capaian vaksinasi di wilayahnya terjadi karena masih rendahnya antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Ke depan, pihaknya akan lebih gencar mengedukasi masyarakat agar mau divaksin serta berupaya mendekatkan layanan.
”Kami sudah pernah mendekatkan layanan dengan melakukan vaksinasi di posyandu-posyandu. Namun, tetap saja partisipasi masyarakat masih kurang. Ke depan, kami akan mempertimbangkan vaksinasi door to door untuk mendongkrak capaian,” kata Slamet.
Menurut Slamet, ada sekitar 1.000-1.500 orang yang divaksin di Kota Pekalongan setiap hari. Jumlah itu masih belum memenuhi target vaksinasi harian di wilayah tersebut, yakni 2.000 orang per hari.
Kami pernah mendekatkan layanan dengan melakukan vaksinasi di posyandu-posyandu. Namun, tetap saja partisipasi masyarakat masih kurang.
Minta vaksin
Sementara itu, Kabupaten Brebes, yang sebelumnya menerapkan PPKM level 4, menerapkan PPKM level 3 mulai Selasa (21/9/2021). Pemerintah Kabupaten Brebes menargetkan, dua pekan ke depan, wilayahnya sudah bisa turun level menjadi PPKM level 2. Untuk itu, mereka meminta tambahan vaksin dari sejumlah pihak.
”PPKM Brebes masih di level 3 karena capaian vaksinasi kami belum 50 persen. Saat ini, capaian kami 21 persen dari jumlah sasaran 1,6 juta orang. Antusiasme masyarakat tinggi, tetapi jumlah vaksinnya masih terbatas. Itu kendalanya,” ujar Bupati Brebes Idza Priyanti.
Berdasarkan data vaksin Kementerian Kesehatan, jumlah stok vaksin di Brebes sebanyak 27.114 dosis. Dengan estimasi, 7.316 orang per hari, jumlah vaksin tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga empat hari ke depan.
”Ketersediaan vaksin ini yang akan kami minta kepada pemerintah pusat agar tercukupi karena jumlah penduduk kami besar. Saya bahkan juga mengirim surat permohonan bantuan vaksin ke beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI," ucapnya.