Suplai Sinovac Terbatas, Vaksinasi Pelajar Belum Dilakukan di Brebes
Keterbatasan suplai vaksin Sinovac menjadi hambatan vaksinasi pelajar di wilayah pantura barat Jateng. Pemerintah di daerah-daerah tersebut meminta supaya suplai vaksin Sinovac ditambah untuk dongkrak capaian.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Terbatasnya jumlah vaksin jenis Sinovac membuat vaksinasi pelajar di sejumlah daerah pesisir pantura barat Jawa Tengah terhambat. Bahkan, Kabupaten Brebes sama sekali belum pernah menggelar vaksinasi khusus pelajar karena persoalan tersebut.
Vaksin Sinovac adalah salah satu dari dua vaksin yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan untuk anak usia 12-17 tahun. Jenis vaksin lain yang juga direkomendasikan adalah Pfizer. Namun, sejauh ini baru vaksin jenis Sinovac yang sudah disuplai ke sejumlah daerah di pesisir pantura Jateng.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Sri Gunadi mengatakan, suplai vaksin Sinovac ke wilayahnya terbatas. Hal itu disebut sebagai alasan utama vaksinasi pelajar belum bisa digelar di wilayah tersebut.
”Vaksinasi khusus pelajar belum pernah kami lakukan. Belakangan ini, kami kesulitan mendapatkan vaksin Sinovac. Kalaupun ada (pelajar) yang sudah divaksin, kemungkinan mereka menjalani vaksinasi di luar Brebes,” kata Gunadi saat dihubungi, Rabu (1/9/2021) malam.
Menurut Gunadi, ada 200.000 pelajar yang menjadi target sasaran vaksinasi. Adapun jumlah vaksin Sinovac yang disuplai ke Brebes pekan ini hanya sekitar 4.200 dosis. Vaksin itu sudah didistribusikan ke puskesmas-puskesmas untuk vaksin dosis kedua masyarakat.
Hingga Selasa (31/8/2021), jumlah stok vaksin di Brebes 23.916 dosis. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.750 dosis merupakan vaksin Sinovac, sebanyak 3.260 dosis AstraZeneca, dan sebanyak 17.906 dosis Moderna.
Gunadi menuturkan, para vaksinator di Brebes bisa memvaksin hingga 30.000-35.000 orang setiap hari. Namun, suplai vaksin yang ada saat ini disebut Gunadi masih kurang.
Berdasarkan data Grafik Vaksin Pertama Kementerian Kesehatan, Brebes diketahui telah memvaksin 232.295 orang hingga Rabu malam. Jumlah itu baru 15,11 persen dari target sasaran sekitar 1,6 juta orang. Hal itu membuat Brebes menjadi daerah dengan capaian vaksinasi paling rendah di Jateng.
”Kalau melihat dari sedikit atau banyaknya orang yang sudah divaksin, Brebes termasuk daerah yang paling banyak memvaksin. Tetapi kalau dibandingkan jumlah sasarannya, memang tampak masih sangat sedikit. Untuk itu, kami selalu meminta supaya suplai vaksin kami ditambah,” ujar Gunadi.
Keterbatasan stok vaksin Sinovac juga menghambat vaksinasi pelajar di Kabupaten Tegal. Dari sekitar 160.000 pelajar yang menjadi sasaran, baru ada sekitar 4.000 pelajar atau 3 persen yang sudah divaksin dosis pertama.
Vaksinasi khusus pelajar belum pernah kami lakukan. Belakangan ini kami kesulitan mendapatkan vaksin Sinovac.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiadji, pihaknya telah berulang kali mengomunikasikan kendala tersebut kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dan Kementerian Kesehatan. Ia berharap, wilayahnya bisa segera mendapatkan tambahan alokasi vaksin Sinovac agar bisa menggencarkan vaksinasi pelajar.
”Kami masih memiliki stok vaksin 35.065 dosis yang terdiri dari vaksin Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna. Khusus untuk Sinovac ada 13.980 dosis. Itu kami gunakan sebagian untuk dosis kedua,” ucap Hendadi.
Hingga Selasa, sebanyak 231.040 orang telah divaksin di Kabupaten Tegal. Jumlah itu sekitar 18 persen dari total sasaran 1.226.768 orang.
Keterbatasan vaksin Sinovac membuat vaksinasi pelajar di Kota Tegal, Jateng, mandek pada awal Agustus. Pekan lalu, vaksinasi khusus pelajar di wilayah tersebut kembali digelar lantaran suplai vaksin jenis Sinovac telah tiba.
Capaian vaksinasi pelajar dan mahasiswa di Kota Tegal sudah mencapai 60 persen atau sebanyak 15.000 orang. Adapun sasaran vaksinasi pelajar dan mahasiswa sebanyak 26.293 orang.
”Kami menargetkan, seluruh pelajar dan mahasiswa di Kota Tegal harus sudah tervaksin pada pertengahan September. Hal ini supaya pembelajaran dan perkuliahan tatap muka bisa kembali digelar dengan aman,” tutur Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.