Sidoarjo Gencarkan Kembali Operasi Prokes Selama Dua Pekan
Sidoarjo menggencarkan operasi prokes pencegahan Covid-19 untuk mempertahankan capaian kinerja penanganan pandemi yang sudah membaik dan mewaspadai terjadinya lonjakan kasus baru menyusul penerapan sejumlah pelonggaran.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Perpanjangan kembali masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, diiringi dengan menggencarkan kembali operasi yustisi penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Hal itu untuk mempertahankan situasi pandemi yang sudah membaik, sekaligus mewaspadai terjadinya lonjakan kasus baru menyusul penerapan pelonggaran.
Sejumlah pelaku perjalanan yang melintas di Jalan Raya Waru dihentikan oleh anggota Satuan Lalu Lintas Polresta Sidoarjo, Senin (20/9/2021). Dalam kesempatan itu, para pelaku perjalanan diingatkan agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19, terutama memakai masker.
Mereka juga menerima masker baru yang dibagikan secara gratis. Pemberian masker ini untuk senantiasa menjaga protokol kesehatan (Prokes), terutama saat bepergian, baik menuju tempat kerja maupun urusan lain. Masyarakat diingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir dan kasus bisa melonjak lagi apabila penerapan prokes mengendur.
Pembagian masker kepada pelaku perjalanan merupakan bagian dari upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya tetap menjaga prokes untuk mencegah penularan Covid-19. Hal itu untuk mencegah lonjakan kasus baru di tengah sejumlah pelonggaran kegiatan masyarakat.
Kepala Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Kusumo Wahyu Bintoro, yang juga Wakil Ketua Satgas Covid-19 Sidoarjo, mengatakan, kampanye prokes ini bagian dari gelaran Operasi Patuh Semeru yang berlangsung mulai 20 September hingga 3 Oktober. Pelaksanaannya ditandai dengan apel gelar pasukan yang diikuti anggota kepolisian, TNI, satuan polisi pamong praja, dan dinas perhubungan.
”Fokus kegiatannya mengedukasi masyarakat terkait pentingnya kepatuhan prokes serta keselamatan berlalu lintas. Prioritasnya tetap pencegahan sebaran Covid-19 untuk mempertahankan capaian kinerja penanganan yang sudah membaik,” ujar Kusumo.
Ia menambahkan, Satgas Covid-19 Sidoarjo harus bekerja keras mengantisipasi euforia masyarakat di masa pelonggaran pembatasan kegiatan. Menurut dia, kewaspadaan terhadap pandemi tetap harus ditingkatkan mengingat penerapan PPKM untuk kawasan Surabaya Raya, termasuk Sidoarjo, masih ditetapkan pada level 3. Hal ini dilakukan meskipun asesmen Kementerian Kesehatan menyatakan layak masuk level 1.
Oleh karena itu, operasi prokes selama dua pekan ke depan akan menyasar beragam kegiatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Alasannya, hal itu bisa memicu munculnya kluster baru sebaran Covid-19. Selain itu, menertibkan pelaku perjalanan yang tidak patuh prokes dan aturan lalu lintas.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor menambahkan, selain disiplin penerapan prokes, pihaknya juga terus meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19 sebanyak 50 persen dari target sebagai syarat masuk kategori PPKM level 2. Sampai dengan 20 September 2021, capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama baru 786.140 dosis atau sebesar 48,69 persen.
Sementara itu, capaian vaksinasi Covid-19 dosis kedua lebih rendah lagi, yakni baru 439.783 dosis atau sekitar 27,24 persen. Sidoarjo juga memiliki pekerjaan rumah mengejar target capaian vaksinasi Covid-19 untuk warga usia lanjut. Penduduk berusia lanjut merupakan kelompok rentan dan menjadi penyumbang kematian kaus Covid-19 terbesar di Tanah Air.
”Berdasarkan indikator yang ditetapkan, penanganan pandemi di Sidoarjo menunjukkan kinerja yang semakin membaik. Penambahan kasus baru secara harian berkurang signifikan dibandingkan Juli lalu,” kata Muhdlor.
Sebagai gambaran, jumlah kasus positif Covid-19 di Sidoarjo secara kumulatif mencapai 24.937 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 23.856 kasus dinyatakan sembuh. Adapun kasus aktif saat ini sebanyak 125 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, indikasi lain penanganan pandemi adalah tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 juga menurun signifikan. Sidoarjo memiliki 29 rumah sakit dengan jumlah total tempat tidur 3.553 unit.
Jumlah ruang isolasi Covid-19 mencapai 770 tempat tidur, tetapi yang terisi saat ini hanya 41 tempat tidur atau sekitar 5 persen. Adapun kapasitas ruang perawatan intensif mencapai 146 tempat tidur dengan tingkat keterisian 22 tempat tidur atau sekitar 15 persen.