Tiga Jenazah Awak Pesawat Rimbun Air Dievakuasi ke Sugapa
Tim SAR gabungan bersama masyarakat setempat mengevakuasi tiga jenazah awak pesawat Rimbun Air PK-OTW ke Distrik Sugapa. Tim juga telah menemukan kotak hitam pesawat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS —Tim SAR gabungan bersama masyarakat setempat mengevakuasi tiga jenazah awak pesawat Rimbun Air PK-OTW dari lokasi kejadian di daerah Bilogai ke Distrik Sugapa, ibu kota Intan Jaya, Rabu pukul 23.50 WIT. Tim juga menemukan kotak hitam pesawat.
Sebelumnya, pesawat Twin Otter maskapai Rimbun Air PK-OTW dengan pilot Kapten Mirza bersama kopilot Fajar dan teknisi Iswahyudi mengalami kecelakaan, Rabu (15/9/2021). Pesawat ini lepas landas dari Nabire pukul 06.40 WIT membawa material bahan bangunan.
Seharusnya perjalanan dari Nabire ke Sugapa dilakukan hanya selama 40 menit. Pukul 07.37 WIT, petugas Airnav Bandara Sugapa sempat berkomunikasi dengan pilot sebelum pesawat hilang kontak. Dilaporkan, kondisi cuaca hujan dan berkabut sebelum pesawat mendarat di Bandara Bilorai, Sugapa.
Kepala Polres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar Sandi Sultan, Kamis (16/9/2021) pagi, mengatakan, tim berjumlah 203 orang itu tiba di lokasi jatuhnya pesawat pukul 16.30 WIT. Evakuasi jenazah berhasil dilakukan meski sempat terkendala hujan.
”Black box atau kotak hitam pesawat Rimbun Air PK-OTW juga sudah kami temukan pukul 03.00 WIT. Tim membawanya ke Sugapa pukul 04.50 WIT, lalu dibawa ke Timika,” papar Sandi.
Menurut Sandi, jenazah Kapten Mirza akan diterbangkan ke kampung halamannya di Bogor. Sedangkan almarhum Fajar dibawa ke Bekasi dan Iswahyudi menuju Balikpapan. Semua jenazah diberangkatkan dari Timika.
Sandi membantah kecelakaan pesawat ini akibat ulah kelompok kriminal bersenjata. Diduga, penyebab utamanya adalah akibat hujan dan berkabut di sekitar lokasi kejadian.
Penerbangan di daerah pegunungan Papua rawan kondisi cuaca ekstrem hujan dan berkabut. Seorang pilot sudah harus memetakan potensi bahaya sebelum lepas landas ke rute di daerah pegunungan Papua. (Norbert Tunyanan)
Anggota staf Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Perwakilan Papua, Norbert Tunyanan, mengatakan, pihaknya akan menginvestigasi penyebab insiden ini. ”Kami telah menghimpun data, misalnya kondisi cuaca saat penerbangan. Tim KNKT dari pusat akan tiba di Sugapa, kemungkinan beberapa hari ini,” tutur Norbert.
Norbert mengungkapkan, penerbangan ke daerah pegunungan Papua sangat berisiko tinggi terjadi kecelakaan pesawat. Diperlukan pilot yang cakap dan kondisi pesawat yang prima untuk melayani rute ke kawasan pegunungan Papua.
”Penerbangan di daerah pegunungan Papua rawan kondisi cuaca ekstrem hujan dan berkabut. Seorang pilot sudah harus memetakan potensi bahaya sebelum lepas landas ke rute di daerah pegunungan Papua,” ungkap Norbert.
Kapten Stanis Gunawan, pilot penerbangan perintis di Papua, mengungkapkan, perubahan cuaca di daerah pegunungan Papua terbilang ekstrem. Pegunungan Bintang menjadi salah satu daerah yang rawan.
”Diperlukan kejelian maskapai dan pilot sebelum memutuskan terbang ke daerah-daerah yang rawan cuaca ekstrem,” ucap Stanis.
Sebelumnya, pesawat Rimbun Air juga jatuh di wilayah pegunungan Distrik Hoeya, Kabupaten Puncak, 18 September 2019. Tim SAR menemukan badan pesawat empat hari kemudian.
Empat orang di pesawat meninggal dalam insiden ini. Mereka adalah Kapten Dasep Sobirin (pilot), Yudha Tutuco (kopilot), Ujang (teknisi), dan satu penumpang anggota Brimob, Bharada Hadi Utomo.
Selain itu, tercatat ada tiga kecelakaan pesawat sipil yang terjadi di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, pada 2015-2018. Pesawat ATR milik Trigana Air yang mengangkut 54 orang jatuh di Distrik Okbape pada 16 Agustus 2015. Semua penumpangnya tewas.
Selain itu, ada pesawat PK-FSO tipe C208 jenis Caravan dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel. Pesawat tujuan Oksibil itu membawa barang kebutuhan pokok dan jatuh di Bukit Anem pada 12 April 2017.
Terakhir, ada pesawat Dimonim Air PK-HVQ yang mengangkut sembilan penumpang jatuh di Gunung Menuk, 11 Agustus 2018. Delapan orang tewas dan satu orang selamat.