Kota Bandung Izinkan 2.007 Sekolah Tatap Muka secara Bertahap
Sekolah mendapatkan izin belajar tatap muka terbatas secara bertahap. Meskipun tatap muka ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sosial siswa, pelaksanaan protokol kesehatan juga tidak bisa diabaikan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sekolah yang diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas di Kota Bandung bertambah menjadi 2.007 sekolah. Pembukaan sekolah dilaksanakan bertahap untuk memastikan perlindungan warga sekolah, mulai dari siswa, petugas, hingga pengajar, dari pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Bambang Ariyanto, di Bandung, Kamis (16/9/2021), memaparkan, sebanyak 1.677 sekolah di Kota Bandung telah melaksanakan PTM terbatas sejak Rabu (15/9/2021).
Pada pekan sebelumnya, sebanyak 330 sekolah juga mengadakan PTM terbatas setelah melaksanakan simulasi pada pertengahan Juni 2021 lalu. Bambang berujar, sekolah yang masuk kelompok pertama ini telah diizinkan melaksanakan PTM terbatas dengan kapasitas mencapai 50 persen.
Sementara itu, sebanyak 1.677 sekolah yang baru diizinkan pekan ini masuk kelompok 2 dengan kapasitas 25 persen dari total warga sekolah. Sekolah ini terdiri dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah atas.
”Kami melaksanakan dengan hati-hati, semua dilaksanakan bertahap. Di kelompok kedua, selama empat minggu ini akan kami amati dan evaluasi,” paparnya dalam kegiatan Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung.
Bambang berujar, jumlah sekolah yang boleh melaksanakan PTM terbatas ini masih separuh dari total 4.000 lebih lembaga pendidikan yang ada di Kota Bandung. Karena itu, dia mendorong lembaga pendidikan, baik formal maupun informal, untuk memenuhi persyaratan protokol kesehatan sehingga bisa melaksanakan PTM.
Menurut Bambang, hal ini diperlukan para siswa yang membutuhkan interaksi sosial. Selama pandemi, pembelajaran jarak jauh dinilai meningkatkan individualisme dari para siswa. Hal ini terlihat dari minimnya interaksi dan perkenalan antarsiswa dalam PTM terbatas yang telah dilaksanakan.
”Anak-anak harus dibantu lagi untuk bersama-sama sebagai makhluk sosial. Target pendidikan selama PTM terbatas ini adalah bagaimana kebersamaan, kepedulian, dan kemampuan komunikatif anak-anak bisa dilatih setelah terkungkung selama 1,5 tahun ini,” paparnya.
Namun, pelaksanaan PTM terbatas ini diharapkan tidak melonggarkan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Bambang menyatakan, jika terjadi peningkatan kasus dan Kota Bandung kembali masuk ke dalam zona merah, pelaksanaan PTM terbatas akan dipertimbangkan kembali.
”Semua disesuaikan dengan regulasi dari pemerintah. Kalau PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) Kota Bandung kembali ke level 4, tidak terttutup kemungkinan PTM dihentikan. Tetapi, kalau lebih baik (penanganan Covid-19), PTM akan berjalan sesuai rencana,” ujarnya.
Vaksinasi untuk kelompok pelajar dikebut dengan pelaksanaan vaksinasi di sekolah.
Karena itu, Bambang berharap seluruh siswa dan guru menerapkan protokol kesehatan meskipun kasus Covid-19 telah melandai. Selain itu, vaksinasi terhadap kelompok usia pelajar juga terus dikebut untuk melindungi anak-anak dalam belajar tatap muka.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara memaparkan, hingga 12 September 2021 sebanyak 48.832 kelompok usia remaja telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis 1. Jumlah ini setara 20,51 persen dari total 238.139 sasaran kelompok pelajar tersebut.
Ahyani berujar, untuk mengejar target di akhir 2021, vaksinasi untuk kelompok pelajar dikebut dengan pelaksanaan vaksinasi di sekolah melalui kerja sama dinas pendidikan dan kementerian agama. Vaksinasi ini berbasis sekolah dan juga wilayah di setiap kecamatan.
”Warga juga diminta jangan lengah. Protokol kesehatan dilakukan dengan disiplin dan vaksinasi terus dilakukan. Dukungan semua pihak juga dibutuhkan,” ujarnya.