Capaian Vaksinasi Rendah, Kabupaten Tegal Kembali Terapkan PPKM Level 3
Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kembali menerapkan PPKM level 3 akibat rendahnya capaian vaksinasi di wilayah tersebut. Pemerintah setempat akan menggenjot capaian dengan menambah target vaksinasi harian di fasyankes.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Setelah sepekan terakhir menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 2, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kembali masuk dalam kategori daerah yang menerapkan PPKM level 3. Masih rendahnya capaian vaksinasi di wilayah tersebut menjadi salah satu penyebabnya.
Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan, berdasarkan Instruksi Menteri Dalam (Inmendagri) Nomor 42 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, Level 3, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali, vaksinasi menjadi indikator tambahan untuk menentukan level PPKM suatu daerah. Untuk tetap menerapkan PPKM level 2, capaian vaksinasi Kabupaten Tegal setidaknya 50 persen untuk target sasaran seluruhnya dan 40 persen untuk target sasaran warga lansia.
Berdasarkan data vaksin Kementerian Kesehatan, hingga Selasa (14/9/2021), Kabupaten Tegal telah memvaksin 279.010 orang. Jumlah itu sekitar 22,72 persen dari target sasaran sekitar 1,2 juta orang.
”Capaian vaksinasi dosis pertama di Kabupaten Tegal masih kurang dari 50 persen. Adapun capaian vaksinasi warga lansia juga kurang dari 40 persen. Ke depan, kami terus berupaya mengakselerasi vaksinasi,” kata Umi, saat dihubungi, Selasa malam.
Ke depan, setiap fasyankes diharapkan bisa melakukan vaksinasi kepada minimal 600 orang setiap harinya. (Hendadi Setiaji)
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiaji mengatakan, pihaknya telah menyiapkan strategi akselerasi vaksinasi, yakni dengan meningkatkan target harian vaksinasi di 44 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang ada di wilayahnya.
”Dulu, setiap fasyankes kami targetkan bisa memvaksin 300 orang per hari. Ke depan, setiap fasyankes diharapkan bisa melakukan vaksinasi kepada minimal 600 orang setiap harinya,” ujar Hendadi, Rabu (15/9/2021).
Berdasarkan data Stok Vaksin Kementerian Kesehatan, hingga Rabu, Kabupaten Tegal memiliki stok vaksin 111.018 dosis. Jumlah itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksin harian di Kabupaten Tegal hingga 20 hari ke depan.
Hendadi menambahkan, selain vaksinasi, rata-rata jumlah pelacakan kontak erat di Kabupaten Tegal juga rendah. Nilai rata-rata pelacakan kontak erat per kasus di wilayah itu hanya 0,30 persen atau kurang dari satu orang setiap satu kasus.
”Idealnya, setiap satu kasus harus mengetes paling tidak 14 orang kontak eratnya. Namun, kenyataannya di lapangan kami kesulitan. Selama ini, kami tetap mengupayakan tracing paling tidak kepada keluarga pasien positif Covid-19,” imbuhnya.
Saat jumlah pengetesan terhadap kontak erat masih rendah, persentase kasus positif di Kabupaten Tegal tergolong cukup tinggi yakni, 7,73 persen. Berdasarkan Inmendargi Nomor 22 Tahun 2021, persentase kasus positif 5-15 persen masuk dalam kategori sedang atau level 2.
Kematian
Dalam konferensi pers virtual pada Senin (13/9/2021), Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, menyoroti adanya peningkatan kasus kematian di tiga daerah di Jawa Tengah. Salah satu daerah itu adalah Kabupaten Tegal.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, Sarmanah Adi Muraeny, tak menampik terkait masih tingginya persentase kematian di wilayahnya. ”Kalau dihitung dari persentase jumlah kasus dan kematian memang kesannya masih tinggi walau angka absolut jumlah kematian menurun,” ujarnya.
Sarmanah mencontohkan, pada puncak kasus Juli, 50 dari 500 pasien terkonfirmasi positif meninggal dalam satu minggu. Persentase kasus kematian kala itu 10 persen. Sementara sepekan terakhir, ada 25 kasus terkonfirmasi positif dan empat di antaranya meninggal. Dari data itu diketahui, persentase kasus kematian 16 persen.
Sarmanah menyebut, rata-rata kasus meninggal dunia didominasi warga lansia, orang dengan penyakit penyerta, dan yang belum divaksin. Untuk menekan angka kematian, pihaknya akan mengoptimalkan perawatan dan pengawasan terhadap pasien terkonfirmasi positif.