Uji Coba Buka Tiga Destinasi Wisata di DIY dengan Aplikasi Peduli Lindungi
Kebun Binatang Gembira Loka, Taman Tebing Breksi, dan Hutan Pinus Sari diizinkan buka kembali. Hanya Gembira Loka yang memastikan buka hari Selasa (14/9/2021).
Oleh
HARIS FIRDAUS
·5 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Tiga destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Kebun Binatang Gembira Loka, Taman Tebing Breksi, dan Hutan Pinus Sari, mendapat izin beroperasi uji coba. Selama uji coba, jumlah pengunjung dibatasi maksimal 25 persen dari kapasitas. Pengunjung juga harus memakai aplikasi Peduli Lindungi sebagai syarat masuk.
”Surat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terkait uji coba itu sudah keluar. Setelah itu, kami langsung berkoordinasi dan mengecek ke tiga destinasi wisata yang ditunjuk,” kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Senin (13/9/2021), di Yogyakarta.
Uji coba destinasi wisata itu diatur melalui Surat Edaran Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Nomor SE/8/IL.04.00/DII/2021. SE tertanggal 10 September 2021 itu menyatakan, ada 20 tempat wisata di Indonesia yang diizinkan melakukan uji coba untuk buka kembali. Sebanyak 20 tempat wisata itu tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.
Tiga destinasi wisata di DIY yang diiziinkan melakukan uji coba itu tersebar di tiga kabupaten/kota berbeda. Kebun Binatang Gembira Loka berlokasi di Kota Yogyakarta, Taman Tebing Breksi di Kabupaten Sleman, dan Hutan Pinus Sari berada di Kabupaten Bantul.
Singgih memaparkan, tiga destinasi yang ditunjuk untuk uji coba itu sudah mengantongi Sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE). Sertifikat itu dikeluarkan Kemenparekraf untuk memastikan penerapan protokol dalam aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan di tempat wisata. ”Syarat utama untuk melakukan uji coba itu sudah memiliki Sertifikat CHSE,” katanya.
Singgih mengakui tiga destinasi wisata yang diizinkan melakukan uji coba itu memang berbeda dengan tiga destinasi yang sebelumnya disebut-sebut mengantongi izin untuk buka kembali, yakni Candi Ratu Boko di Sleman, Taman Pintar di Kota Yogyakarta, dan Watu Lumbung Culture Resort di Bantul.
Candi Ratu Boko sebenarnya sudah memenuhi persyaratan uji coba operasional karena sudah memiliki Sertifikat CHSE. Namun, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko selaku pengelola Candi Ratu Boko memilih memberi kesempatan ke destinasi wisata lain untuk mengikuti uji coba.
Hal ini karena destinasi wisata lain yang juga dikelola PT TWC, yakni Candi Prambanan di perbatasan DIY-Jawa Tengah, juga mendapat izin untuk melakukan uji coba buka kembali. ”PT TWC memberi kesempatan kepada destinasi wisata lain untuk merasakan pengalaman melakukan uji coba. Lalu, kami merekomendasikan Taman Tebing Breksi sebagai pengganti,” kata Singgih.
Sementara itu, Taman Pintar dan Watu Lumbung Culture Resort belum memiliki Sertifikat CHSE. Oleh karena itu, dua destinasi wisata itu tak mengikuti uji coba untuk buka kembali dan diganti destinasi lainnya. Taman Pintar diganti Kebun Binatang Gembira Loka dan Watu Lumbung diganti Hutan Pinus Sari.
Peduli Lindungi
Singgih memaparkan, pada Sabtu (11/9/2021), pengelola Kebun Binatang Gembira Loka, Taman Tebing Breksi, dan Hutan Pinus Sari telah menerima QR Code untuk aplikasi Peduli Lindungi. Nantinya, para pengunjung dan pegawai yang ingin masuk ke destinasi wisata harus memindai QR Code tersebut dengan aplikasi Peduli Lindungi di ponsel mereka.
Setelah melakukan pemindaian akan terlihat apakah pengunjung dan pegawai itu sudah melakukan vaksinasi Covid-19 atau belum. Mereka yang diizinkan masuk adalah yang sudah melakukan vaksinasi minimal satu kali. Selain itu, anak di bawah 12 tahun juga belum diizinkan masuk ke destinasi wisata.
Menurut Singgih, Senin ini pengelola tiga destinasi wisata tersebut melakukan uji coba operasional secara internal. Apabila uji coba lancar, tiga destinasi wisata itu akan mulai menerima pengunjung mulai Selasa (14/9/2021) besok. ”Yang hari ini uji coba internalnya berjalan lancar, besok bisa menerima kunjungan wisatawan,” katanya.
Selama uji coba, jumlah pengunjung dibatasi maksimal 25 persen dari kapasitas normal masing-masing destinasi wisata. Pembatasan dilakukan agar para wisatawan bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan tidak menimbulkan kerumunan.
Manajer Pemasaran Kebun Binatang Gembira Loka Yosi Hermawan mengatakan, pengelola kebun binatang itu telah memenuhi sejumlah persyaratan untuk uji coba operasional. Selain mengantongi Sertifikat CHSE, pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga sudah mendapatkan QR Code untuk aplikasi Peduli Lindungi. ”Vaksinasi untuk karyawan dan keluarga juga sudah kami lakukan beberapa bulan lalu,” katanya.
Yosi menambahkan, pada Senin ini, pengelola Gembira Loka melakukan uji coba internal sebagai persiapan buka kembali. Sementara itu, mulai Selasa besok, kebun binatang tersebut direncanakan buka dan menerima pengunjung kembali. Selama uji coba, jumlah pengunjung di Gembira Loka dibatasi hanya 2.500 orang dalam satu waktu.
”Untuk saat ini, kami menerapkan batas maksimal pengunjung dalam satu waktu itu 2.500 orang. Ini belum ada 10 persen dari kapasitas Gembira Loka yang memiliki luas 20 hektar. Sebelum pandemi, Gembira Loka bisa menampung 30.000 pengunjung dalam satu waktu,” ujar Yosi.
Ketua Pengelola Taman Tebing Breksi, Kholiq Widiyanto menyatakan, pihaknya juga sudah melakukan persiapan membuka kembali. Salah satunya menambah jaringan Wi-Fi untuk memudahkan pengunjung mengakses aplikasi Peduli Lindungi. Selama ini hanya sinyal internet dari operator seluler tertentu saja yang bisa beroperasi dengan baik di Taman Tebing Breksi.
”Kalau yang menggunakan provider (operator seluler) Telkomsel, lancar, tapi ponsel pengunjung pasti bermacam-macam. Makanya kami siasati dengan penambahan Wi-Fi,” ujar Kholiq.
Meski begitu, Kholiq belum bisa memastikan kapan Taman Tebing Breksi akan buka kembali untuk menerima pengunjung. Pengelola masih berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait rencana pembukaan kembali itu. ”Semoga dalam minggu ini bisa buka,” katanya.
Sementara itu, Hutan Pinus Sari juga belum jelas kapan akan dibuka kembali untuk menerima wisatawan. Hal ini karena pengelola destinasi wisata di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul, itu masih uji coba penggunaan aplikasi Peduli Lindungi.
”Belum ada kejelasan kapan akan buka kembali karena ini kan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi sehingga kami harus uji coba aplikasi dulu. Kalau sudah lancar dan tidak ada kendala, mungkin akan dilanjut dengan menerima wisatawan,” kata Ketua Koperasi Notowono, Purwo Harsono, yang membawahkan pengelolaan destinasi wisata di kawasan Mangunan, termasuk Hutan Pinus Sari.