Jembatan Sei Alalak Tingkatkan Kapasitas Jalan Trans-Kalimantan
Pembangunan Jembatan Sei Alalak di Kalimantan Selatan sudah hampir rampung. Jembatan itu diharapkan meningkatkan kapasitas jalan di Kalimantan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS —Pembangunan Jembatan Sei Alalak di Kalimantan Selatan sudah memasuki tahap akhir pekerjaan. Jembatan melengkung cable stayed pertama di Indonesia itu akan meningkatkan kapasitas jalan Trans-Kalimantan dan berpotensi menjadi tempat wisata.
Jembatan Sei Alalak membentang sepanjang 850 meter di atas Sungai Alalak, yang memisahkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala. Jembatan yang dibangun sejak 2018 itu menelan dana lebih dari Rp 278 miliar.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan Syauqi Kamal mengatakan, pekerjaan Jembatan Sei Alalak sudah mencapai 99 persen. Saat ini tinggal pemasangan lampu jembatan, pengecatan median jalan dan trotoar, serta pembersihan material.
”Kami pastikan semua pekerjaannya kelar ketika masa kontrak pekerjaan berakhir pada 15 September,” kata Syauqi, saat mendampingi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor meninjau pembangunan Jembatan Sei Alalak di Banjarmasin, Senin (13/9/2021).
Menurut Syauqi, Jembatan Sei Alalak juga sudah menjalani uji layak fungsi sebagai bagian dari rangkaian sertifikasi laik operasi. Pada akhir Agustus lalu, dilakukan uji beban pada Jembatan Sei Alalak selama dua hari. Di bawah pengawasan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan, uji coba itu melibatkan 32 truk dengan beban masing-masing seberat 24 ton.
”Uji beban menunjukkan hasil yang baik. Jembatan ini sudah sesuai dengan desain dan laik dari sisi keamanan. Sekarang, kami tinggal menunggu keluarnya sertifikat laik fungsi dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” katanya.
Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang berusia sekitar 30 tahun. Jembatan itu menjadi jalur utama yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan berbagai daerah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
”Penggantian jembatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas jalan di Kalimantan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Syauqi menuturkan, Jembatan Sei Alalak merupakan jembatan cable stayed dengan struktur melengkung. Jembatan cable stayed itu menggunakan kabel-kabel berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang menghubungkan gelagar dengan menara atau tiang utama.
”Ini adalah jembatan melengkung cable stayed pertama di Indonesia. Jembatan akan dibuka untuk lalu lintas masyarakat setelah diresmikan,” katanya.
Ikon kota
Iwan Pandji selaku kontraktor Jembatan Sei Alalak dari PT Pandji Bangun Persada memastikan semua pekerjaan utama sudah selesai. Sekarang, tinggal pekerjaan tahap akhir, seperti pembersihan, pemasangan lampu, dan pengecatan.
”Jembatan ini nantinya menjadi ikon Kota Banjarmasin dan menjadi tempat wisata yang menarik. Belum sah ke Banjarmasin kalau belum ke Jembatan Sei Alalak,” ujarnya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, pembangunan Jembatan Sei Alalak merupakan pembangunan infrastruktur yang memenuhi hajat hidup orang banyak. ”Kami bersyukur karena Presiden Joko Widodo telah menghadirkan salah satu karya terbaik di Kalsel. Ini sangat membanggakan kita semua,” katanya.
Menurut Sahbirin, pembangunan Jembatan Sei Alalak sangat bermanfaat untuk akses masyarakat di Kalimantan. Jembatan tersebut memperlancar akses masyarakat Kalsel menuju Kalteng maupun sebaliknya. ”Peresmian Jembatan Sei Alalak rencananya dilakukan oleh Presiden. Kami juga masih menunggu kepastian,” ujarnya.