Lagi, 54 Siswa di SMA 1 Padang Panjang Positif Covid-19
Kejadian puluhan siswa positif Covid-19 ini merupakan yang kedua kali di SMA 1 Padang Panjang.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sebanyak 54 siswa di SMA 1 Padang Panjang, Sumatera Barat, dinyatakan positif Covid-19. Siswa umumnya tanpa gejala ataupun gejala ringan dan menjalani isolasi di asrama sekolah. Kejadian puluhan siswa positif Covid-19 ini merupakan yang kedua kali di SMA tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Padang Panjang Nuryanuwar, Minggu (12/9/2021), mengatakan, temuan itu bermula dari adanya seorang siswa asrama yang mengalami gejala mirip Covid-19, seperti demam. Setelah ditelusuri, ternyata ada beberapa siswa lainnya mengalami gejala serupa.
Pada Rabu (8/9/2021), dinkes melakukan rapat koordinasi dengan puskesmas, pihak SMA, dan polsek setempat. Akhirnya, hasil rapat memutuskan agar semua siswa di asrama menjalani tes usap PCR. Sampel tes usap diambil sehari kemudian. Total ada 269 orang yang menjalani tes usap, antara lain, siswa, pembina asrama, juru masak, dan anak juru masak.
”Kamis (9/9/2021) dikirim sampel ke laboratorium, Jumat (10/9/2021) keluar hasilnya. Dari 269 orang itu, 54 orang di antaranya positif Covid-19, yaitu 7 siswa putra dan sisanya siswa putri,” kata Nuryanuwar, ketika dihubungi dari Padang, Minggu pagi.
Nuryanuwar menjelaskan, siswa yang positif Covid-19 menjalani isolasi di asrama. Mereka tanpa gejala ataupun mengalami gejala ringan, seperti demam. Isolasi diawasi dan dipantau oleh dokter dan perawat Puskesmas Koto Kaciak. Sementara itu, sarana prasarana sekolah, termasuk ruangan, sudah disemprot disinfektan oleh BPBD Padang Panjang.
”Bagi siswa yang negatif Covid-19, saya sudah meminta kepala sekolah agar orangtua menjemput anaknya untuk pulang ke daerah asal masing-masing. Lebih bagus mereka dipulangkan. Remaja susah mengawasinya, kalau luput, bisa bertambah lagi kasusnya,” ujar Nuryanuwar.
Remaja susah mengawasinya, kalau luput, bisa bertambah lagi kasusnya.
Sementara itu, siswa yang tidak tinggal di asrama, kata Nuryanuwar, sudah tidak datang ke sekolah sejak temuan ini. Mereka tidak dites usap massal, melainkan dites bila ada kontak erat dengan siswa asrama yang positif Covid-19.
Adapun para guru dan tenaga kependidikan akan menjalani tes usap pada Senin (13/9/2021) besok. Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Padang Panjang, ada 81 orang guru dan tenaga kependidikan yang akan dites.
Menurut Nuryanuwar, sebelum berlangsung proses pembelajaran tatap muka, sekolah mewajibkan semua siswa asrama untuk menjalani tes, minimal tes cepat antigen. Hanya siswa yang hasilnya negatif yang diperbolehkan masuk asrama.
”Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, kemungkinan penularan ini karena kecolongan, ada tamu dari luar yang datang ke asrama. Ia yang menularkan ke siswa. Siswa asrama dilarang keluar sekolah,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala SMA 1 Padang Panjang Sefriadi mengatakan, kondisi siswa yang positif Covid-19 mulai membaik. Sabtu kemarin, petugas dinkes kembali datang ke sekolah memeriksa dan memberikan obat ke siswa. Sekolah juga berusaha memberikan obat tradisional untuk meningkatkan imun siswa.
Sefriadi melanjutkan, siswa lain yang hasil tes usap PCR-nya negatif memang masih di asrama. Lokasi mereka dipisahkan sedemikian rupa dari tempat isolasi siswa positif agar tidak terjadi interaksi di antara mereka. Petugas piket juga disiapkan untuk mengawasi siswa siang-malam. Pembelajaran dilakukan secara daring, baik bagi siswa asrama maupun nonasrama.
Sekolah masih menunggu keputusan Satgas Penanganan Covid-19 Padang Panjang terkait siswa yang hasil tes usap PCR-nya negatif. Namun, sekolah mengajukan permohonan agar siswa tersebut tidak dipulangkan. Beberapa orangtua siswa juga meminta agar anak mereka tidak dipulangkan.
Jika dipulangkan, kata Sefriadi, pembelajaran tatap muka yang baru berlangsung sekitar tiga pekan ini akan mundur kembali dalam waktu yang tidak dapat dipastikan. Pembelajaran daring di rumah tidak berjalan maksimal, padahal siswa kelas XII akan ujian dalam waktu dekat. Aktivitas siswa di rumah sulit dipantau.
Kalau siswa tetap di asrama, setelah semua siswa sembuh dan kondisi aman, sekolah bisa segera mengajukan usulan pembelajaran tatap muka. ”Namun, bagaimanapun, nanti kami ikut keputusan akhir dari Satgas Penanganan Covid-19. Besok keputusannya disampaikan kepada kami,” ujar Sefriadi.
Sefriadi memohon maaf kepada semua pihak atas kejadian ini. Menurutnya, ini di luar perkiraan sekolah. Sekolah sudah berupaya menerapkan protokol kesehatan dan membatasi aktivitas siswa di luar asrama, misalnya, mengarantina siswa sif II di asrama ketika siswa sif I sedang belajar tatap muka. Orangtua siswa juga diberi pengertian agar tidak berkunjung ke asrama. Namun, penularan Covid-19 masih terjadi.
”Fasilitas cuci tangan kami sediakan sebanyak mungkin. Prokes kami sosialisasikan sebaik mungkin. Petugas juga bekerja sebaik mungkin. Tapi Allah berkehendak lain, seperti inilah baru yang bisa kami lakukan. Kami mohon maaf ke semua pihak,” ujarnya.
Kejadian puluhan siswa terpapar Covid-19 di SMA 1 Padang Panjang juga pernah terjadi sebelumnya. Selama 21 Mei hingga 6 Juni 2021 sedikitnya ada 27 siswa asrama di SMA ini yang dinyatakan positif Covid-19 (Kompas.id, 7/6/2021). Siswa yang terpapar umumnya tanpa gejala dan diisolasi di asrama. Sementara siswa yang hasil tes usap PCR negatif dipulangkan.
Sebelumnya, berdasarkan catatan Kompas, kluster Covid-19 di sekolah berasrama di Padang Panjang sudah beberapa kali ditemukan. Selain kasus di SMA 1 Padang Panjang, kluster Covid-19 juga pernah ditemukan di Pondok Pesantren Perguruan Diniyyah Putri dan SMA 1 Sumbar di Pandang Panjang.
Di Pondok Pesantren Perguruan Diniyyah Putri pada November 2020 ada 135 siswa tingkat SMP dan SMA yang dinyatakan positif Covid-19. Sementara di SMA 1 Sumbar pada Maret 2021, Dinas Kesehatan Padang Panjang menyatakan ada 61 siswa yang dinyatakan positif Covid-19 (versi sekolah 58 siswa).