Dalam empat hari terakhir, aparat TNI Angkatan Darat berhasil mengamankan enam pucuk senjata api yang sebelumnya dikuasai kelompok kriminal bersenjata. Enam senjata ini dipasok dari negara Papua Niugini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Jajaran Kodam XVII/Cenderawasih menyita enam pucuk senjata api milik kelompok kriminal bersenjata selama empat hari terakhir. Enam senjata ini didatangkan dari negara Papua Niugini yang berbatasan langsung dengan sejumlah kabupaten di Provinsi Papua.
Hal ini disampaikan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono dalam jumpa pers penangkapan dua anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Lamek Taplo di Jayapura, Rabu (8/9/2021).
Ignatius memaparkan, enam puncak senjata didapatkan TNI AD di Kabupaten Bintang dan Kota Jayapura. Enam pucuk senjata ini terdiri dari tiga pucuk senjata jenis M-16, satu pucuk senjata jenis double loop dan dua pucuk senjata laras panjang rakitan.
TNI mendapatkan lima pucuk senjata api di Pegunungan Bintang berkat upaya empat anggota Babinsa Koramil 1715-05 Batom bersama masyarakat setempat. Mereka menangkap dua anggota KKB pada Selasa kemarin. Identitas dua anggota kelompok pimpinan Lamek Taplo ini adalah Yulian Uropmabin (36) dan Kapol Uropmabin (42).
Sementara itu, di Jayapura, TNI menyita satu pucuk senjata api jenis M1 yang diserahkan oleh simpatisan KKB yang sudah kembali bergabung ke NKRI di Koya Barat, Distrik Muaratami, Jayapura, pada 5 September 2021.
”Selain enam pucuk senjata api, kami juga mendapatkan 35 butir amunisi dengan kaliber 5,56 milimeter dan dua amunisi pelontar granat lontar monser. Mereka membeli senjata buatan Amerika Serikat dan amunisi ini dari negara Papua Niugini,” kata Ignatius.
Ia menuturkan, keberhasilan TNI mendapatkan enam pucuk senjata ini tanpa operasi yang dapat menimbulkan jatuh korban. Upaya ini berkat pendekatan teritorial anggota TNI di masyarakat yang berjalan sangat baik.
”Keberhasilan anggota Babinsa menangkap dua anggota kelompok Lamek berkat laporan warga setempat. Hal ini merupakan wujud sinergi TNI bersama rakyat untuk menjaga keamanan di daerahnya tetap kondusif,” kata Ignatius.
Ia mengatakan, lima batalyon pasukan Satgas Pengamanan Perbatasan RI-Papua Niugini akan meningkatkan patroli dan pengawasan. Hal ini untuk mencegah masuknya senjata dan amunisi dari Papua Niugini ke Papua.
Diketahui perbatasan darat Indonesia di Provinsi Papua terdapat di beberapa kabupaten, yaitu di Kabupaten Keerom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Merauke, Kabupaten Boven Digul dan Kota Jayapura. Panjang perbatasan di antara kedua negara mencapai 820 kilometer persegi.
Sementara itu, Komandan Korem 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal Izak Pengemanan mengungkapkan, Lamek Taplo mengutus Yulian dan Kapol untuk membeli senjata dan amunisi di Victoria, salah satu daerah di Papua Niugini. ”Dengan pasokan senjata dan amunisi dari Papua Niugini, kelompok Lamek dapat meneror warga setempat dan menyerang aparat keamanan,” ungkap Izak.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, menegaskan, pihaknya tidak akan menghentikan aksi serangan, baik kepada masyarakat yang bukan warga setempat maupun aparat keamanan, meskipun Pemerintah Indonesia menambah jumlah pasukan ke Papua.
Mereka membeli senjata buatan Amerika Serikat dan amunisi ini dari negara Papua Niugini.
Diketahui kelompok Lamek Taplo terlibat penyerangan truk pekerja Jalan Trans-Papua ruas Yahukimo-Pegunungan Bintang pada 2 Maret 2020 di Distrik Oksop. Tiga pekerja terluka dalam insiden ini.
Mereka juga menembaki pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Terdapat tujuh lubang di badan pesawat. Namun, tujuh awak pesawat tidak mengalami luka.
Kemudian kelompok itu menyerang sejumlah anggota TNI AD yang sedang berpatroli di Serambakon pada 29 Maret 2020. Satu anggota TNI, yakni Sersan Dua Irfan Setiawan, cedera di kaki saat mencoba menghindari tembakan KKB dari atas bukit.
Kelompok Lamek Taplo juga menyerang Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan dari Batalyon Infanteri 312/Kala Hitam di Distrik Serambakon pada 20 Oktober 2020. Tiga anggota TNI terluka dalam insiden ini.
Terakhir kelompok Lamek Taplo menyerang 12 anggota TNI AD saat melintas Kampung Seramkatop Distrik Serambakon pada 18 Mei 2021. Empat anggota TNI terluka dalam insiden ini.