Presiden Jokowi: Vaksinasi dari Pintu ke Pintu Percepat Layanan bagi Masyarakat
Presiden meminta masyarakat agar secepatnya mengikuti vaksinasi Covid-19. Vaksinasi dari pintu ke pintu diharapkan dapat mempercepat pelayanan vaksinasi pada masyarakat.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo terus menyerukan agar masyarakat berdisiplin menerapkan protokol kesehatan dan secepatnya mengikuti program vaksinasi Covid-19. Vaksinasi Covid-19 dari pintu ke pintu merupakan upaya jemput bola untuk mempercepat pelayanan bagi masyarakat dalam rangka vaksinasi.
Presiden Joko Widodo beserta rombongan terbatas lepas landas menggunakan pesawat khusus ATR 72-600 dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandar Udara Cakrabhuwana, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, Selasa (31/8/2021).
Pada penerbangan menuju Kota Cirebon tersebut Presiden Jokowi didampingi, antara lain, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono, Komandan Paspampres Brigjen TNI Tri Budi Utomo, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Setibanya di Kota Cirebon, Kepala Negara langsung menuju Kampung Pengampaan untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat secara pintu ke pintu. ”Alhamdulillah, berkat kerja keras kita semuanya, situasi pandemi Covid-19 hari demi hari semakin membaik; baik untuk BOR-nya (tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit) maupun kasus hariannya,” kata Presiden Jokowi.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta masyarakat tetap terus melakukan protokol kesehatan secara disiplin. Hal kedua adalah agar masyarakat secepat-cepatnya ikut dalam program vaksinasi pemerintah.
Kepala Negara menuturkan bahwa vaksinasi bagi masyarakat secara pintu ke pintu atau jemput bola dilakukan untuk mempercepat pelayanan masyarakat dalam rangka vaksinasi secara bersama-sama. ”Dan, saya sangat mengapresiasi kerja keras BIN dalam hal vaksinasi door to door ini. Saya juga terima kasih (kepada) Pak Wali (Wali Kota Cirebon), Pak Gubernur (Jawa Barat) yang telah memberikan bantuan penuh dalam program pada hari ini,” ujar Presiden Jokowi.
Pada peninjauan kegiatan vaksinasi ini, Kepala Negara didampingi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Mensesneg Pratikno, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis.
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden menginformasikan bahwa Presiden Jokowi beserta rombongan selanjutnya akan meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk para pelajar di SMA Negeri 1 Beber, Kabupaten Cirebon. Berikutnya, Presiden Jokowi juga meninjau vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat secara pintu ke pintu di Kampung Tonjong, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Agenda selanjutnya adalah meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19 bagi para santri di Pondok Pesantren Miftahul Falah dan menyapa peserta vaksinasi di beberapa pondok pesantren lainnya melalui konferensi video. Kepala Negara juga akan memberikan pengarahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Se-Provinsi Jawa Barat yang menurut rencana digelar di pendapa Kabupaten Kuningan. Sebelum kembali ke Jakarta pada sore hari, Presiden Jokowi pun diagendakan meresmikan Bendungan Kuningan.
Strategi penanganan pandemi
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan strategi penanganan dengan mengubah dari pandemi menjadi epidemi mencakup perubahan perilaku, deteksi yang baik, dan vaksinasi. ”Ketiga strategi ini selama masa transisi ke epidemi harus dilakukan bersamaan. Kita tidak bisa menggantungkan ke salah satu strategi saja,” kata Budi pada konferensi pers terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Senin (30/8/2021) malam.
Strategi perubahan perilaku, deteksi yang baik, dan vaksinasi harus dilakukan bersamaan selama masa transisi dari pandemi ke epidemi.
Menkes Budi mencontohkan, kasus Covid-19 di beberapa negara yang bahkan vaksinasinya tinggi sekalipun dapat terulang kembali kalau lengah atau tidak menerapkan dengan baik strategi perubahan perilaku dan strategi deteksi. Strategi perubahan perilaku menyangkut penerapan protokol kesehatan atau 3M; yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Strategi deteksi mencakup 3T (testing, tracing, treatment) atau pengujian, pelacakan, tindakan, atau isolasi.
”(Hal ini) karena vaksinasi bukan membuat kita kebal. Kita bisa tetap tertular dan menularkan, tapi akan membuat kita tidak usah masuk ke rumah sakit. Itu yang benar-benar perlu kita sadari bersama,” ujar Budi.
Menkes Budi menuturkan bahwa Presiden Jokowi meminta agar vaksinasi dapat mencapai 100 juta sampai Agustus 2021 ini. ”Dan, kalau bisa, rata-ratanya bisa ditingkatkan ke 2,3 juta (per hari). Dengan segala kekurangan kita, saya mesti share ke teman-teman, Indonesia yang di awalnya di-bully vaksinasinya akan selesai 10 tahun, insya Allah sekarang rangking ke-6 dunia untuk jumlah orang yang divaksinasi,” katanya.
Per 29 Agustus 2021, sebanyak 61 juta orang sudah menerima vaksin dosis pertama. Posisi Indonesia berada di bawah China, India, Amerika Serikat, Brasil, dan Jepang. Sementara itu, dari sisi total suntikan, Indonesia berada pada posisi ke-7 dunia, yakni di bawah China, India, AS, Brasil, Jepang, dan Jerman. ”Per hari ini, tadi barusan saya lihat 97,8 juta kita sudah suntikkan,” ujar Budi.
Menkes Budi menuturkan, dibutuhkan waktu 26 minggu, yakni dari 13 Januari hingga 8 Juli 2021, untuk mencapai 50 juta pertama vaksinasi di Indonesia. Pemerintah ingin mengejar 50 juta keduanya akan terkejar dalam waktu 7 minggu atau 31 Agustus 2021. ”Jadi, dari 26 minggu ke 7 minggu. Mudah-mudahan nanti ke depannya kita bisa turun ke 5 minggu atau 4 minggu. Setiap 5 atau 4 minggu kita tambah 50 juta dosis,” katanya.