Surakarta Prioritaskan Pembelajaran Tatap Muka bagi Sekolah yang Sudah Simulasi
Pemkot Surakarta memprioritaskan sekolah yang sempat melakukan simulasi untuk memulai sekolah tatap muka terlebih dulu. Sekolah yang belum melakukan simulasi diminta segera mengajukan izin ke dinas pendidikan setempat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, bersiap menggelar kembali pembelajaran tatap muka seiring kebijakan terbaru dan mengacu penurunan kondisi penularan Covid-19. Sekolah yang sempat menggelar simulasi tatap muka diprioritaskan lebih dulu memulai aktivitas tersebut. Persetujuan orangtua tetap jadi hal terpenting.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati menyampaikan, pihaknya telah memberitahukan kepada semua sekolah atas rencana digelarnya kembali pembelajaran tatap muka (PTM). Saat ini, seluruh kepala sekolah diminta kembali mengecek fasilitas di sekolah. Protokol kesehatan dapat diterapkan dengan baik jika nanti PTM dimulai lagi.
”Ini nanti dicek kembali oleh pengawas. Apakah daftar periksa (kesiapan memulai PTM) sudah dipenuhi semua? Kemungkinan 6 September 2021 nanti sudah bisa dimulai (PTM). Semua sekolah sudah diberi tahu,” kata Etty saat dihubungi pada Selasa (31/8/2021).
Syarat yang harus dipenuhi sekolah untuk menggelar PTM, antara lain, sekolah harus memiliki instalasi cuci tangan, kapasitas kelas dibatasi maksimal 50 persen untuk penerapan jaga jarak, dan masker harus dikenakan secara ketat selama aktivitas di sekolah. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di setiap sekolah juga diminta diaktifkan lagi untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan.
Adapun sekolah-sekolah yang sempat menggelar uji coba PTM selama pandemi Covid-19 diprioritaskan memulai lebih dulu. Sekolah-sekolah tersebut dianggap lebih punya pengalaman menerapkan protokol kesehatan.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta, total ada 71 sekolah yang menggelar PTM sebelum kebijakan PPKM darurat dan PPKM level 4. Rinciannya, 55 sekolah dari 74 SMP dan 16 sekolah dari 200 SD.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surakarta Dwi Ariyanto menjelaskan, dari penerapan uji coba PTM yang sempat dilakukan, protokol kesehatan dapat diterapkan dengan baik. Untuk itu, sekolah-sekolah tersebut diprioritaskan memulai PTM lebih dulu.
”Sebagian besar sudah menjalankan dengan baik. Nanti akan kami supervisi kembali seperti apa penerapannya. Nanti sekolah silakan berkoordinasi lagi dengan pengawas sekolah,” kata Dwi.
Dwi mengatakan, bagi sekolah yang belum sempat mengadakan uji coba PTM, pihaknya meminta agar segera mengajukan permohonan ke Dinas Pendidikan Kota Surakarta. Ia menegaskan, setiap sekolah harus diverifikasi dulu kesiapannya sebelum menghadirkan kembali murid ke sekolah. Tujuannya agar protokol kesehatan benar-benar diterapkan ketat sehingga tidak muncul kluster penularan baru dari lingkungan sekolah.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyampaikan, izin orangtua menjadi salah satu faktor penting yang harus diperoleh sekolah sebelum memulai PTM. Dengan demikian, sekolah diminta segera mengonfirmasi kepada orangtua murid mengenai rencana pembelajaran tersebut.
Di sisi lain, Gibran menyampaikan, vaksinasi pelajar akan berjalan secara paralel dengan digelarnya PTM. Namun, PTM tidak lagi harus menunggu semua pelajar tervaksinasi. ”Ini dilakukan secara paralel. Tidak menunggu divaksin semua dulu. Jadi, tidak saling tunggu menunggu,” kata Gibran.