Lahar Hujan Sinabung Tutup Akses Jalan dan Rusak Ladang Warga
Hujan lebat menyebabkan lahar hujan meluap di sejumlah desa di lingkar Sinabung, Karo. Material batu, pohon, dan lumpur setinggi 1 meter menutup jalan. Satu rumah dan sejumlah ladang rusak.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS — Hujan lebat dalam beberapa hari terakhir menyebabkan lahar hujan meluap di sejumlah desa di Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Material batu, pohon, dan lumpur setinggi 1 meter menutup jalan di Kecamatan Tiganderket. Satu rumah dan sejumlah ladang rusak ditimbun lahar.
”Kami menurunkan alat berat agar bisa segera membuka akses jalan yang tertutup. Kami meminta warga agar tidak beraktivitas di sekitar jalur lahar, terutama ketika hujan turun,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Natanail Perangin-Angin, Sabtu (28/8/2021).
Natanail mengatakan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat turun di Karo dalam beberapa hari terakhir ini. Material vulkanik hasil letusan Gunung Sinabung yang selama ini menumpuk di lereng gunung pun terbawa ke sungai-sungai yang berhulu dari Sinabung.
Karena sudah menumpuk di sungai, material lahar hujan pun meluap ke ladang, jalan, dan rumah yang dekat dengan sungai.
Roy Bangun (41), warga Kecamatan Tiganderket, mengatakan, hingga Sabtu sore, jalan di Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, sama sekali belum bisa dilalui. Jalan itu penghubung antarkecamatan. ”Lumpur, batu, dan kayu menumpuk hingga setinggi 1 meter dan menutup jalan sepanjang 150 meter,” kata Roy.
Karena jalan yang tertimbun material lahar, kata Roy, warga harus memutar lebih jauh melalui jalan alternatif. Angkutan umum pun masih tetap beroperasi. Namun, kendaraan-kendaraan besar tidak bisa melintas.
Jalur lahar penuh
Roy mengatakan, material lahar hujan mulai meluap dari sungai setelah ada penumpukan di jalur lahar. Ada banyak material batu besar dengan diameter lebih dari 1 meter dan lumpur yang mengendap di sungai-sungai jalur lahar.
Akibatnya, jalur lahar itu lebih tinggi dari ladang warga. ”Lahar hujan pun jadinya meluap dari sungai. Jalur lahar hujan itu memang harus dikeruk agar bisa berfungsi lagi,” kata Roy.
Menurut Roy, lahan pertanian warga berupa kebun bawang, jagung, dan padi pun banyak yang rusak diterjang lahar hujan. Material menumpuk sehingga sebagian ladang rusak total tidak bisa diselamatkan. Sebuah bengkel sepeda motor di dekat sungai pun jebol diterjang material lahar hujan itu.
Lumpur, batu, dan kayu menumpuk hingga setinggi 1 meter dan menutup jalan sepanjang 150 meter.
Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra, mengatakan, bahaya lahar hujan mengancam saat musim hujan seperti sekarang yang terus mengguyur lereng Sinabung. ”Masyarakat yang berada dan bermukim dekat sungai yang berhulu di Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar,” ujarnya.
Armen mengingatkan, bahaya lahar hujan tidak hanya berada di zona merah, tetapi juga di sepanjang sungai jalur lahar hujan. Saat ini, jutaan kubik material hasil letusan masih menumpuk di lereng gunung.
Armen menyebut, aktivitas vulkanis Gunung Sinabung saat ini sedang menurun. Aktivitas kegempaan pun tidak signifikan. Namun, dia mengingatkan, karakter Sinabung yang bisa meletus sewaktu-waktu harus tetap diwaspadai. Saat ini, status Sinabung level III atau Siaga.