Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi. Abu vulkanis dari erupsi gunung itu menyebar hingga ke Stabat, ibu kota Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sekitar 80 kilometer timur laut Sinabung.
Oleh
Nikson Sinaga
·3 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS — Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi. Hujan abu vulkanis akibat erupsi itu meluas ke Kota Medan hingga Kabupaten Langkat yang berada sekitar 80 kilometer timur laut Sinabung.
Sementara itu, di Karo, erupsi ini membuat kerikil dan pasir yang dikeluarkan Gunung Sinabung dalam erupsinya menumpuk di jalan, juga atap rumah. Petugas kini fokus membersihkan jalan dari tumpukan material erupsi.
”Aktivitas masyarakat sempat terganggu karena paparan abu vulkanis. Saat ini, kami sedang membersihkan jalan serta tempat-tempat keramaian dari tumpukan abu, kerikil, dan pasir,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Natanael Peranginangin yang dihubungi di Kabanjahe, Karo, Senin (7/6/2021).
Sinabung erupsi pada Minggu (6/6/2021) pukul 23.50, tetapi tinggi kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut. Angin diperkirakan berembus ke arah utara dan timur laut. Dampak paparan abu paling besar terjadi di Desa Kuta Rayat, Kuta Gugung, Kuta Mbelin, dan Sigarang-Garang.
Natanael mengatakan, sejak Senin pagi, petugas gabungan mulai membersihkan abu vulkanis. Mereka menurunkan sejumlah mobil pemadam kebakaran dan kendaraan taktis meriam air milik Kepolisian Resor (Polres) Karo. Petugas pun menyiram jalan dan membersihkan jalan dari tumpukan abu vulkanis.
Tumpukan abu di jalan sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Setiap kendaraan melintas, abu beterbangan. Abu, pasir, dan kerikil juga menumpuk di atap rumah warga.
”Warga pun langsung membersihkan atap rumahnya. Kalau hujan turun, tumpukan abu bisa jadi lumpur dan membuat atap roboh,” ucap Natanael.
Peringatkan warga
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra, mengatakan, aktivitas gunung api berstatus Siaga (level III). Sinabung sudah beberapa kali erupsi dengan mengeluarkan abu dan awan panas guguran. Aktivitas kegempaan Sinabung juga masih tinggi.
”Kami selalu meminta warga tidak memasuki zona merah letusan Sinabung. Letusan besar dan awan panas guguran bisa terjadi sewaktu-waktu,” ujar Armen.
Armen mengingatkan, zona merah Sinabung ialah radius 3 kilometer dari puncak. Namun, untuk sektor selatan-timur dalam radius 5 kilometer dari puncak dan sektor timur-utara dalam radius 4 kilometer. Semua jalan masuk menuju zona merah sudah diberi tanda peringatan dilarang masuk.
Armen pun mengimbau masyarakat selalu memakai masker untuk mengurangi dampak abu vulkanis terhadap kesehatan. Masyarakat juga diminta mengamankan sumber air bersih agar tidak terpapar abu vulkanis.
Menyebar jauh
Abu vulkanis hasil letusan Sinabung pun memapar hingga Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Langkat. Dampak paling besar terjadi di sekitar Stabat, ibu kota Kabupaten Langkat.
Abu tipis tampak memapar hampir semua kendaraan yang diparkir. Namun, paparan abu Sinabung tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat.
”Abu tipis juga tampak jelas menempel di atap rumah dan daun-daun tumbuhan di pekarangan rumah,” kata Deni Pengestu (24), warga Langkat.
Di Medan, paparan abu vulkanis juga terjadi di sekitar Jalan Jamin Ginting, Jalan Setia Budi, dan daerah Padang Bulan. Abu tipis tampak di kendaraan-kendaraan yang diparkir di luar rumah pada Senin pagi.