Sinabung Erupsi Beruntun Tujuh Kali, Tinggi Kolom Hingga 1.500 Meter
Gunung Sinabung meletus secara beruntun, Sabtu (17/4/2021). Hingga pukul 16.00, gunung api berstatus siaga itu sudah tujuh kali erupsi dengan tinggi kolom abu 700 meter hingga 1.500 meter.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meletus secara beruntun, Sabtu (17/4/2021). Hingga pukul 16.00, gunung api berstatus siaga itu tujuh kali erupsi dengan tinggi kolom abu 700 meter hingga 1.500 meter.
Gunung juga secara terus menerus mengeluarkan suara gemuruh dan guguran lava pijar. "Aktivitas vulkanis Sinabung saat ini sedang meningkat. Kami meminta warga tetap waspada dan jangan masuk ke zona merah Gunung Sinabung," kata Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Armen Putra.
Erupsi pertama terjadi pukul 05.49 dengan tinggi kolom abu 1.500 meter di atas puncak Sinabung. Erupsi juga terjadi pukul 10.35 dengan tinggi kolom abu 700 meter.
Sinabung sempat berhenti erupsi. Namun, pada pukul 14.44 hingga pukul 15.16, Sinabung kembali erupsi beruntun sebanyak lima kali dengan tinggi kolom abu 700 meter hingga 1.500 meter di atas puncak.
Meningkatnya aktivitas vulkanis Gunung Sinabung, kata Armen, juga ditunjukkan frekuensi gempa yang masih sangat tinggi. Gempa yang mendominasi adalah jenis guguran mencapai 80 hingga 100 kali per hari. Gempa ini menandakan gugurnya kubah lava karena tidak stabil.
Aktivitas vulkanis Sinabung saat ini sedang meningkat. Kami meminta warga tetap waspada dan jangan masuk ke zona merah Gunung Sinabung (Armen Putra)
Gempa lainnya yakni jenis hibrid yang menandakan masih adanya proses pembentukan kubah lava dan frekuensi rendah yang menunjukkan adanya suplai energi dari dapur magma.
Intensitas kecil
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Natanael Perangin-Angin mengatakan, erupsi tersebut tidak terlalu berdampak pada aktivitas warga karena intensitasnya yang masih kecil. Letusan itu pun tidak menyebabkan hujan abu vulkanis yang mengganggu di permukiman maupun di ladang.
"Namun, kami tetap ingatkan kepada semua masyarakat bahwa letusan besar bisa terjadi sewaktu-waktu. Karena itu, masyarakat harus tetap waspada dan jangan masuk ke zona merah," kata Natanael.
Selain bahaya letusan, Natanael juga meminta masyarakat mewaspadai bahaya lahar hujan. Dalam beberapa hari ini terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sekitar Sinabung. Masyarakat pun diminta menjauhi sungai yang berhulu di Sinabung atau jalur-jalur lahar hujan.
Anto Sembiring, warga Desa Tiga Pancur mengatakan, warga di sekitar Sinabung masih beraktivitas seperti biasa. Petani tetap bisa berladang dan warung-warung tetap buka. Hujan abu terjadi tetapi dengan intensitas yang sangat tipis sehingga tidak mengganggu.
"Namun, beberapa hari ini kami takut karena mendengar gemuruh Sinabung yang cukup keras hampir setiap malam," kata Anto.
Anto mengatakan, mereka juga melihat lava pijar meluncur dari puncak Sinabung hampir setiap malam. Warga pun berharap aktivitas Sinabung bisa menurun agar masyarakat tidak waswas setiap hari dan ekonomi masyarakat bisa terus bertumbuh.