Semua Produk Teruji, Warga Jawa Barat Diimbau Tidak Pilih-pilih Vaksin
Semua produk vaksin Covid-19 yang digunakan di Jawa Barat telah teruji keamanan dan efikasinya dalam membentuk antibodi. Warga diimbau jangan pilih-pilih vaksin agar tidak menghambat laju capaian vaksinasi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Untuk mengejar target pembentukan herd immunity atau kekebalan kelompok pada akhir 2021, warga Jawa Barat diimbau tidak pilih-pilih vaksin yang akan disuntikkan. Semua vaksin telah teruji keamanan dan efikasinya dalam membentuk antibodi untuk menekan penularan Covid-19.
Terdapat beragam produk vaksin yang digunakan di Jabar, seperti Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer. Masyarakat diminta jangan menunggu ketersediaan vaksin produk tertentu agar tidak menghambat laju capaian vaksinasi.
Wakil Koordinator Subdivisi Pos Vaksinasi Faskes Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar Dewi Ambarwati menjelaskan, semua vaksin berfungsi sama untuk membentuk kekebalan tubuh. Namun, respons tubuh setiap orang yang disuntik vaksin tidak selalu sama.
”Pembentukan antibodi terhadap setiap orang (yang disuntik vaksin) berbeda. Namun, semua jenis vaksin sama baiknya untuk menghasilkan imunitas,” ujar Dewi di Kota Bandung, Selasa (24/8/2021).
Dewi mengatakan, beberapa produk vaksin, di antaranya Sinovac dan Sinopharm, berasal dari virus yang telah dimatikan. Sementara vaksin lainnya, seperti AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer, dibuat dari virus yang dilemahkan.
Meskipun metode pembuatannya berbeda, setiap vaksin sama-sama berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, warga diminta tidak ragu disuntik vaksin produk tertentu. ”Kita tidak pernah tahu kapan virus masuk ke tubuh. Jangan sampai virusnya masuk, sementara kita lagi pilih-pilih vaksin. Lebih cepat divaksin akan lebih baik,” ujar Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Dewi Sartika.
Delapan bulan berjalan, capaian vaksinasi di Jabar masih jauh dari target. Dari 37,9 juta sasaran, baru 8,57 juta orang atau 22,6 persen divaksin dosis pertama dan 4,59 juta orang atau 12,1 persen disuntik dosis kedua.
Meskipun metode pembuatannya berbeda, setiap vaksin sama-sama berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak ragu disuntik vaksin.
Populasi sekitar 50 juta jiwa menjadi tantangan Jabar mengejar target vaksinasi pada Desember mendatang. ”Kalau ingin mencapai target, Jabar butuh suplai 15 juta dosis vaksin per bulan. Sementara vaksin yang diterima saat ini di bawah satu juta dosis per minggu,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Dewi Sartika berharap distribusi vaksin dari pemerintah pusat ke daerah dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah penduduk. Dengan begitu, provinsi dengan penduduk lebih banyak mendapatkan alokasi vaksin lebih besar.
Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan capaian vaksinasi di Jabar. Kapasitas rata-rata penyuntikan vaksin yang April lalu masih sekitar 50.000 dosis per hari ditingkatkan menjadi 160.000-an dosis per hari pada pekan ini.
Namun, jumlah itu tidak cukup. Masih terdapat 29,33 juta warga belum disuntik vaksin dosis pertama dan 33,31 juta warga belum menerima vaksin dosis kedua.
Oleh karena itu, kapasitas vaksin mesti ditingkatkan menjadi 400.000-500.000 dosis per hari. Ketua Divisi Vaksinasi Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Dedi Supandi mengatakan, pihaknya akan mewujudkan hal itu dalam Gebyar Vaksinasi pada 28 Agustus mendatang.
”Jumlah pendaftar saat ini sudah 548.000 orang dan terus bertambah. Kami sesungguhnya punya target hingga 600.000 orang,” katanya.
Dedi menambahkan, dalam Gebyar Vaksinasi, penyuntikan vaksin tidak hanya dilakukan di fasilitas layanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik, tetapi juga di sekolah, pesantren, kawasan industri, mal, dan desa-desa.