Semua SD dan SMP di Kabupaten Semarang Gelar Uji Coba PTM
Di SMPN 2 Ambarawa, misalnya, dari total 725 siswa, hanya sekitar 30 persen yang menghadiri PTM di sekolah. Dari kapasitas 34-36 orang, kelas hanya terisi separuhnya. PTM terbatas tersebut berlangsung pukul 07.30-10.40.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/REGINA RUKMORINI
·5 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Semua SD dan SMP, baik negeri maupun swasta, di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menggelar uji coba pembelajaran tatap muka sejak Senin (23/8/2011). Pelaksanaanya terbatas disertai protokol kesehatan yang mengacu pada surat keputusan bersama empat menteri. Sementara Gubernur Jateng meminta semua daerah lapor dulu kepada pemerintah provinsu jika hendak menggelar uji coba PTM.
Berdasarkan pantauan, Selasa (24/8/2021), sejumlah SD dan SMP di Kabupaten Semarang telah menggelar PTM secara terbatas. Jumlah siswa yang melaksanakan uji coba maksimal hanya 50 persen dari total siswa setiap sekolah. Dari rumah ke sekolah, mereka diantar oleh orangtua atau berjalan kaki. Mereka juga mengenakan masker.
Di SMPN 2 Ambarawa, misalnya, dari total 725 siswa, hanya sekitar 30 persen yang menghadiri PTM di sekolah. Dari kapasitas 34-36 orang, kelas hanya terisi separuhnya. PTM berlangsung pukul 07.30-10.40. Adapun siswa lain masih melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Kepala SMPN 2 Ambarawa Heri Muryanto menuturkan, dari 49 guru dan anggota staf di sekolah tersebut, sebagian besar telah divaksin Covid-19. ”Hanya sekitar sembilan orang yang belum karena punya komorbid serta ada yang belum tiga bulan sejak sembuh dari Covid-19. Namun, sebelum PTM, semua (guru dan anggota staf) dites antigen dan hasilnya negatif,” katanya.
Heri menuturkan, sebagian besar orangtua siswa menghendaki kembali dimulainya PTM. Hal itu, antara lain, karena berbagai kendala yang dihadapi saat pembelajaran jarak jauh. Namun, pihaknya tetap mengumpulkan persetujuan orangtua terlebih dulu sebelum memulai PTM.
Sementara itu, salah seorang wali murid di SMPN 1 Bawen, Otong (61), mengatakan, selama pembelajaran jarak jauh, siswa memang sulit untuk fokus mengikuti pelajaran. ”Di rumah, lebih banyak main HP-nya. Sudah saya ingatkan, tapi sulit sekali. Tugas-tugas juga agak terbengkalai jadinya. Lebih baik di sekolah saja,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo Priyatmo menuturkan, dalam uji coba PTM, pihaknya berpegangan pada surat keputusan bersama empat menteri. Begitu juga dengan status Kabupaten Semarang pada PPKM Level 3 sejak pekan lalu.
Sejak Senin (23/8/2021), total 455 SD negeri, 28 SD swasta, 52 SMP negeri, dan 49 SMP swasta melakukan uji coba PTM. ”Protokol kesehatan kami perhatikan dan semua siswa diantar orangtua. Yang jelas, semua ketentuan pelaksanaannya mengikuti SKB empat menteri. Kami menjalankan itu semua,” kata Sukaton.
Menurut dia, pada setiap sekolah, maksimal hanya 50 persen siswa yang dapat mengikuti PTM, sedangkan sisanya tetap mengikuti pembelajaran jarak jauh di rumah masing-masing. Dari tinjauannya, sejauh ini setiap sekolah yang melakukan uji coba PTM telah melaksanakannya dengan baik.
Adapun dalam SKB Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Menteri Agama; Menteri Kesehatan; dan Menteri Dalam Negeri disebutkan, antara lain, satuan pendidikan wajib mengisi dan/atau memperbarui daftar periksa dan menyiapkan protokol kesehatan. Pemda diminta tak membolehkan PTM terbatas di satuan pendidikan yang belum memenuhi semua daftar periksa.
Sementara itu, pada Instruksi Mendagri Nomor 35/2021 tentang Pemberakuan PPKM Level 4, 3, dan 2 Covid-19 di Jawa dan Bali, disebutkan, pada level 3 dan 2, satuan pendidikan dapat melaksanakan PTM terbatas dengan kapasitas maksimal 50 persen. Untuk sekolah luar biasa (SLB) bisa 62-100 persen dengan jarak minimal 1,5 meter per kelas. Adapun PAUD, kapasitas maksimal 33 persen.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang juga tengah menyiapkan penyelenggaraan PTM, yang ditargetkan paling lambat pada September 2021. Keputusan tersebut merujuk aturan PPKM level 3 yang membolehkan PTM. PPKM di Kota Semarang turun dari level 4 ke level 3 sejak pekan lalu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri mengatakan, dilihat dari sarana dan prasarana protokol kesehatan, sekolah siap melaksanakan PTM. ”Harapannya, sekolah negeri bisa PTM, mulai TK, SD, hingga SMP. Swasta silakan mengajukan izin karena harus ada pengecekan kesiapan,” ujar Gunawan, dikutip dari situs Pemkot Semarang, Jumat (20/8/2021).
Adapun di Kabupaten Magelang, pemkab memilih tak gegabah dalam menggelar PTM di banyak sekolah. Untuk SD, misalnya, hanya akan ditetapkan satu SD per kecamatan. Untuk SMP dan SMA nantinya direncanakan hanya akan dibuka masing-masing satu sekolah saja.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan, sekolah yang nantinya akan menggelar pembelajaran tatap muka harus terlebih dulu mengupayakan agar para guru dan siswa yang terlibat divaksin.
”Kita tidak boleh gegabah. Jangan sampai guru, anak-anak, dan lingkungan sekolah justru menjadi sumber penularan baru,” ujarnya.
Ia mengakui, secara umum capaian vaksinasi di Kabupaten Magelang masih rendah, yakni 21 persen. Oleh karena itu, jika ingin membuka kegiatan belajar, sekolah harus benar-benar mengupayakan vaksinasi murid dan guru. Hal itu bisa dikoordinasikan dengan dinas kesehatan dan puskesmas terdekat.
Hati-hati
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Senin (23/8/2021) malam, mengatakan telah meminta kabupaten/kota yang hendak uji coba PTM agar melapor dulu ke pemprov. Jangan sampai ada kegiatan massal, seperti PTM, tetapi tanpa persiapan matang. Apalagi, sebagian besar pelajar belum mendapat vaksin.
Ia meminta semua pihak berhati-hati. ”Ada permintaan dari para bupati (dalam rapat koordinasi Covid-19) agar seragam. Sebab, ada satu tempat yang sudah nekat PTM (PAUD hingga SMP), yang kewenangannya di bawah bupati/wali kota, tetapi daerah sebelahnya belum. Kami akan siapkan surat edaran,” ujar Ganjar.
Kalaupun satu daerah memenuhi syarat untuk melakukan uji coba PTM, segalanya harus diperhatikan terkait dengan prosedurnya, termasuk peserta, jam belajar, serta peralatan pendukung protokol kesehatan. Apabila itu belum siap dan daerah nekat mempersilakan sekolah begitu saja PTM, ia tak mengizinkan.
”Kami juga memiliki data epidemiologis. Jadi, akan diketahui kecamatan dan desa mana yang menurut data relatif aman. Minimal, zona kuning. Jangan sampai orang memilih sendiri (sekolah PTM) tanpa melihat data epidemiologis,” kata Ganjar.
Menurut laman Corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Senin (23/8/2021) pukul 16.00, terdapat 462.977 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng. Sebanyak 13.619 orang dirawat/isolasi, 419.181 orang sembuh, dan 30.177 orang meninggal. Tercatat ada penambahan 798 kasus positif dalam 24 jam terakhir.