Dua Korban Tenggelam KM Putri Ayu 3 Ditemukan Tewas, Lima Masih Dicari
Dua awak Kapal Motor Putri Ayu 3 ditemukan dalam keadaan meninggal di perairan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Kedua korban langsung dibawa ke Jakarta.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Nelayan menemukan dua korban tenggelam Kapal Motor Putri Ayu 3 dalam kondisi meninggal di sekitar perairan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (22/8/2021), atau pada hari kelima pencarian. Keduanya langsung dibawa ke tempat asal mereka di DKI Jakarta. Lima korban lain masih dicari.
Sebelumnya, Kapal Motor (KM) Putri Ayu 3 yang berlayar dari perairan Jakarta diduga tenggelam di Laut Jawa, sekitar kawasan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalteng, Senin (16/8/2021) sekitar pukul 04.00. Dari total 13 awak dan nakhoda kapal, pada awalnya tujuh orang dinyatakan hilang, satu ditemukan meninggal, dan lima orang berhasil selamat.
Dua korban ditemukan pada Minggu (22/8/2021) pagi oleh kapal nelayan sebelum tim pencari datang. Keduanya terlihat mengambang di permukaan laut. Keduanya atas nama Rahmat Hidayat dan Ikhwanul Muslimin.
Dengan begitu, tersisa lima orang yang masih dalam pencarian, yakni Tomy Bagus Putra, Fery Irawan Mustafa, Sarul Gunawan, Mamuri, dan Nashekin. ”Saat ditemukan, para nelayan melapor ke kami dan memang saat itu tim sedang meluncur ke lokasi,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangkaraya M Hariyadi saat dihubungi, Minggu siang.
Hariyadi menjelaskan, korban atas nama Rahmat Hidayat ditemukan lebih kurang 10 kilometer atau 5,8 mil laut dari lokasi kapal tenggelam. Adapun korban atas nama Ikhwanul Muslimin ditemukan lebih kurang 11 kilometer atau 6,11 mil laut dari lokasi kapal tenggelam.
”Tim sempat melihat kondisi korban dan langsung meminta kapal nelayan yang menemukan itu membawanya ke Jakarta sesuai permintaan keluarga. Kebetulan kapal nelayan yang menemukan mereka itu juga selama ini ikut mencari dan berasal dari Jakarta juga,” kata Hariyadi.
Ia mengungkapkan, dengan kondisi cuaca yang kurang baik, kemungkinan para korban akan tiba pada Senin (23/8/2021) di DKI Jakarta.
Hariyadi menambahkan, untuk ke lokasi, timnya perlu melakukan lebih kurang enam sampai delapan jam perjalanan menggunakan kapal cepat dengan jarak mencapai 120 mil laut atau lebih kurang 222,4 kilometer. ”Kapal pencari ikan itu memang biasa mencari ikan di kawasan tersebut. Tak hanya itu, biasanya memang banyak sekali kapal pencari ikan asal Jakarta atau Semarang,” kata Hariyadi.
Saat ini, lanjut Hariyadi, pihaknya terus melakukan pencarian korban kapal tenggelam yang masih tersisa. Ia berharap cuaca semakin baik sehingga memudahkan pencarian. ”Hujan badai menyulitkan kami dalam pencarian,” ujarnya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Maritim Stasiun Palangkaraya, Reniananta, mengatakan, kondisi cuaca di perairan Kumai dalam tiga hari ke depan secara umum berawan hingga hujan ringan. Adapun kondisi gelombang diprakirakan dalam kategori rendah hingga sedang.
Dalam tiga hari ini, diprediksi kecepatan angin tertinggi masih 20 knot atau 37 kilometer per jam. Hal itu bisa berpengaruh pada naiknya gelombang laut. Kini, ketinggian gelombang sudah mulai menurun. Meskipun demikian, ketinggian gelombang kategori sedang masih cukup berbahaya bagi kapal-kapal yang ingin berlayar.
Saat ini, gelombang laut kategori sedang diprakirakan terjadi di Laut Natuna Utara untuk wilayah pesisir Kalimantan Tengah. Gelombangnya pun masuk dalam kategori sedang. Gelombang laut kategori sedang berkisar 1,25 meter sampai 2,5 meter.
”Ketinggian gelombang bisa berbeda-beda, tergantung pergerakan angin dan faktor-faktor lainnya,” kata Reiananta.