Tiga Hari Pencarian Korban Tenggelamnya KM Putri Ayu 3, Hasil Masih Nihil
Pencarian korban tenggelamnya KM Putri Ayu 3 masih belum membuahkan hasil. Tujuh orang masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian. Tim gabungan memiliki target pencarian hingga 31 Agustus 2021.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Setelah tiga hari pencarian, korban Kapal Motor Putri Ayu 3 masih belum ditemukan. Pencarian pun diperluas hingga 37 kilometer dari lokasi titik tenggelamnya kapal tangkap ikan tersebut.
Sebelumnya, Kapal Motor Putri Ayu 3 asal Jakarta diduga tenggelam pada Senin (16/8/2021) sekitar pukul 04.00 WIB. Lokasi tenggelam berada di Laut Jawa, sekitar 60 mil laut atau lebih kurang 111 kilometer dari Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Dari total 13 awak dan nakhoda kapal, tujuh orang masih hilang. Satu orang ditemukan dalam keadaan meninggal dan lima orang selamat. Tujuh orang yang hilang tersebut, antara lain, Tomy Bagus Putra, Fery Irawan Mustafa, Rahmat Hidayat, Sarul Gunawan, Ikhwanul Mukminin, Mamuri, dan Nashekin.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangkaraya M Hariyadi menjelaskan, pihaknya masih mencari korban di lokasi dugaan tenggelamnya kapal tersebut. Pencarian sudah berjalan tiga hari, tetapi belum menemukan satu awak kapal pun.
Pencarian dilakukan oleh tim Basarnas, Direktorat Polisi Air dan Udara Polda Kalteng, serta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kotawaringin Barat. Setidaknya empat kapal dan sebuah kapal bantuan dari Banjamasin, Kalimantan Selatan, mencari korban sejak Kamis ini pukul 05.00 hingga 17.00 WIB.
”Saat ini, tim gabungan sudah kembali dari lokasi pencarian dan melakukan evaluasi pencarian hari ini di posko yang sudah kami siapkan di Kumai, Kotawaringin Barat. Hari ini masih nihil,” kata Hariyadi saat dihubungi dari Palangkaraya, Kamis (19/8/2021).
Hariyadi menjelaskan, timnya kesulitan melakukan pencarian lantaran cuaca yang tidak mendukung. Gelombang tinggi juga menyulitkan pergerakan tim kapal gabungan. ”Hujan angin melanda di lokasi, kami cukup sulit melakukan pergerakan dan sangat berhati-hati, tetapi saya yakin dengan tim ini karena semuanya profesional,” tutur Hariyadi.
Untuk ke lokasi, timnya perlu melakukan lebih kurang enam sampai delapan jam perjalanan menggunakan kapal cepat. ”Kapal pencari ikan itu memang biasa mencari ikan di kawasan tersebut. Tak hanya itu, biasanya memang banyak sekali kapal pencari ikan asal Jakarta atau Semarang,” kata Hariyadi.
Hujan angin melanda di lokasi, kami cukup sulit melakukan pergerakan dan sangat berhati-hati, tetapi saya yakin dengan tim ini karena semuanya profesional.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Maritim Stasiun Palangkaraya Reniananta mengatakan, kondisi cuaca di perairan Kumai dalam tiga hari ke depan secara umum berawan hingga hujan ringan. Adapun kondisi gelombang diprakirakan kategori rendah hingga sedang.
Dalam tiga hari ke depan diprediksi kecepatan angin tertinggi masih 20 knot, atau masih cukup tinggi. Hal itu bisa berpengaruh pada naiknya gelombang laut. Kini, ketinggian gelombang sudah mulai menurun. Meskipun demikian, ketinggian gelombang kategori sedang masih cukup berbahaya bagi kapal-kapal yang ingin berlayar.
Saat ini gelombang laut kategori sedang diprakirakan terjadi di Laut Natuna Utara. Adapun untuk wilayah pesisir Kalimantan Tengah, gelombangnya pun masuk di kategori sedang. Gelombang laut kategori sedang berkisar antara 1,25 meter sampai 2,5 meter.
”Ketinggian gelombang bisa berbeda-beda, tergantung dari pergerakan angin dan faktor-faktor lainnya,” kata Reiananta.