Hujan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan mengguyur Kota Pontianak, Kalimantan Barat, beberapa hari ke depan. Antisipasi mulai dilakukan warga. Upaya antisipasi jangka panjang juga diupayakan pemerintah.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mewaspadai potensi hujan lebat dan pasang tinggi selama beberapa hari ke depan. Hal tersebut berpotensi menimbulkan banjir di Pontianak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak Haryadi S Triwibowo, Kamis (19/8/2021), menuturkan, pada Jumat (20/8/2021), diperkirakan curah hujan cukup tinggi, pasang tinggi, dan gelombang tinggi. Untuk itu, Pontianak dalam posisi siaga mengantisipasi kemungkinan dampaknya.
Pantauan Kompas, pada Selasa (17/8/2021) dan Rabu (18/8/2021), hujan sudah mengguyur Pontianak. Bahkan, sejumlah ruas jalan dan rumah penduduk di Pontianak sempat digenangi air. Hujan beberapa jam saja di Pontianak, genangan muncul di jalan dan permukiman.
Haryadi menuturkan, saat hujan lebat pada Selasa dan Rabu lalu ketinggian air di rumah tepian Sungai Kapuas berkisar 0,5-1 meter. Untuk permukiman yang jauh dari Sungai Kapuas yang datarannya cukup rendah, ketinggian air 30 cm hingga 50 cm. ”Karena potensi hujan dan pasang masih ada, maka Pontianak siaga,” ujarnya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio, Pontianak, Fitri Doyo, menjelaskan, potensi hujan khususnya di Pontianak selama tiga hari ke depan intensitasnya ringan hingga lebat. Curah hujan demikian diprakirakan terjadi hingga 22 Agustus mendatang.
”Curah hujan demikian dipengaruhi sirkulasi angin. Ada belokan angin di wilayah Kalbar yang berpotensi menambah pertumbuhan awan-awan hujan,” ungkapnya.
Arrumi Isnandiahening, prakirawan BMKG Maritim Stasiun Pontianak, menuturkan, periode pasang air laut di pesisir barat Kalbar pada Kamis (18/8/2021) dan Jumat (19/8/2021) diperkirakan meningkat dengan pasang tertinggi mencapai 1,6 meter. Periode pasang maksimum akan berada pada puncaknya pada 20-23 Agustus dengan pasang tertinggi mencapai 1,7 meter.
Karena potensi hujan dan pasang masih ada, maka Pontianak siaga. (Haryadi S Triwibowo)
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar Nikodemus Ale menuturkan, jika dilihat dari sejarah Pontianak, perencanaan induk masa kolonial sudah dibuat kanalisasi/parit. Pembuatan kanalisasi bisa berkontribusi mengantisipasi banjir, termasuk banjir rob. Selain untuk mengeringkan tanah, kanalisasi juga berfungsi mengatasi banjir/rob. ”Khususnya jalur air balik ke sungai atau laut,” kata Nikodemus.
Wilayah Pontianak sebagian besar merupakan daratan rendah. Jika kondisi kanal/parit baik, bisa meminimalisasi dampak banjir, termasuk banjir rob, khususnya sebagai jalur air balik. Namun, yang sering terjadi, ketika terjadi banjir, air lambat kembali ke sungai karena beberapa drainase tak berfungsi maksimal. Hal yang perlu dilakukan bagaimana menormalisasi parit atau kanal-kanal yang terkena dampak banjir.
Catatan Kompas, berdasarkan Keputusan Wali Kota Pontianak Nomor 10 Tahun 2009 tentang Penetapan Inventaris Saluran di Kota Pontianak, jumlah saluran primer di Pontianak 32, sekunder 63, dan tersier 565. Kemudian, saluran primer panjangnya 131.870 meter, saluran sekunder 127.220 meter, dan tersier 345.715 meter sehingga total panjangnya 604.805 meter. Pontianak juga dikenal sebagai ”Kota Seribu Parit”.
Sebagian warga mulai bersiap menghadapi potensi banjir sebagai dampak dari curah hujan tinggi dan naiknya pasang laut. Benus Syamsiar (39) dan tetangganya sesama warga Pontianak, misalnya, mengantisipasi dengan memeriksa parit.
Ia dan sejumlah warga memperdalam parit di dekat rumah. Parit di kompleks tempat ia tinggal ada yang mengecil. Selama ini warga berkoordinasi dengan RT untuk bekerja bakti memperdalam parit. ”Sudah beberapa kali antisipasi dilakukan untuk membersihkan parit,” kata Benus.
Selain itu, perabot rumah tangga yang penting sudah diamankan, misalnya disimpan ke tempat yang tinggi. Alat elektronik dan lemari pendingin juga dibuatkan tempat penyimpanan yang lebih tinggi, misalnya dibuat kaki tambahan dari kayu.
”Banjir pada Selasa dan Rabu lalu air masuk ke dalam rumah hingga 10 cm. Antisipasi potensi banjir ke depan juga masih dilakukan,” ujarnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, Pemerintah Kota Pontianak (Pemkot) telah membuat dan memelihara drainase. Pemkot Pontianak menyiapkan hampir Rp 80 miliar per tahun. Dengan drainase yang berfungsi baik diharapkan bisa mempercepat aliran air banjir surut sehingga meminimalisasi dampak banjir.
Upaya jangka panjang akan dibuat auto ring kanal, kanal-kanal dan pintu air. Sudah ada rencana strategis dari pemerintah pusat yang disebut ”Kota Pontianak Tangguh Bencana”. Pemkot Pontianak juga sudah ada program jangka panjang.
”Banjir rob terjadi di Pontianak secara rutin pada Desember-Januari. Pada Juni lalu juga pernah terjadi. Apalagi, jika disertai hujan lebat dampaknya sangat terasa,” ungkapnya.
Haryadi menambahkan, untuk mengatasi banjir di Pontianak, ada proyek dengan Bank Dunia mulai 2022 untuk antisipasi jangka panjang. Bentuknya termasuk kanalisasi, normalisasi parit, dan pembuatan pintu-pintu air. Hal itu untuk mengantisipasi dampak buruk banjir ke depan.