KM Putri Ayu 3 Tenggelam di Kumai, Tujuh Orang Masih dalam Pencarian
Sebuah kapal pencari ikan tenggelam di perairan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, akibat dihantam ombak dan terbalik. Petugas masih melakukan pencarian terhadap korban yang hilang.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Kapal Motor Putri Ayu 3 asal Jakarta diduga tenggelam di perairan Laut Jawa di kawasan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Dari total 13 awak dan nakhoda kapal, 7 orang masih dinyatakan hilang, satu di antaranya ditemukan dalam keadaan meninggal.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangkaraya M Hariyadi menjelaskan, pihaknya sedang melakukan pencarian di lokasi dugaan tenggelamnya kapal tersebut. Pencarian sudah berjalan dua hari, tetapi belum menemukan satu awak kapal pun.
”Kapal itu membawa 13 orang saat sedang mencari ikan di sekitar lokasi dihantam ombak, lalu terbalik dan tenggelam,” kata Hariyadi saat dihubungi dari Palangkaraya, Rabu (18/8/2021).
Hariyadi menjelaskan, kapal tenggelam pada Senin (16/8/2021) pukul 04.00 WIB. Kapal tenggelam di kawasan perairan Kumai sekitar 60 mil laut (nautical miles) atau lebih kurang 112 kilometer dari Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng.
Begitu mendapatkan laporan ada kapal yang tenggelam, lanjut Hariyadi, pihaknya menurunkan tim pencarian dibantu KSOP Kotawaringin Barat, Direktorat Kepolisian Air dan Udara Polda Kalteng, dan kapal pencari ikan lainnya. Sampai saat ini tercatat dari 13 orang, 5 orang di antaranya dinyatakan selamat, 1 orang meninggal dunia, dan 7 orang masih dinyatakan hilang.
”Mereka yang selamat dan meninggal sudah dibawa ke Jakarta oleh kapal pencari ikan lain yang juga sudah melakukan pencarian dari awal kejadian,” kata Hariyadi.
Sebanyak tujuh orang masih dinyatakan hilang.
Hariyadi menambahkan, untuk sampai lokasi, dibutuhkan waktu enam sampai delapan jam perjalanan menggunakan kapal cepat dengan jarak mencapai 120 mil laut atau lebih kurang 222,4 kilometer. Tim berangkat pada Selasa (17/8/2021) sore dan baru tiba pada Rabu dini hari.
Hariyadi mengungkapkan, awak kapal yang selamat ataupun yang meninggal langsung dibawa ke Muara Baru, Jakarta Utara. ”Kapal pencari ikan itu memang biasa mencari ikan di kawasan tersebut. Tak hanya itu, biasanya memang banyak sekali kapal pencari ikan asal Jakarta atau Semarang,” kata Hariyadi.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Maritim Stasiun Palangkaraya Reniananta mengakan, kondisi cuaca di perairan Kumai dalam tiga hari ke depan secara umum berawan hingga hujan ringan. Adapun kondisi gelombang diprakirakan kategori rendah hingga sedang.
Dalam tiga hari ke depan diprediksi kecepatan angin tertinggi masih 20 knot, atau masih cukup tinggi. Hal itu bisa berpengaruh pada naiknya gelombang laut. Kini, ketinggian gelombang sudah mulai menurun. Meskipun demikian, ketinggian gelombang kategori sedang masih cukup berbahaya bagi kapal-kapal yang ingin berlayar.