Kasus Harian di Tegal Turun, Gelombang Ketiga Covid-19 Diantisipasi
Kendati jumlah kasus harian Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jateng, menurun dalam dua pekan terakhir, pemerintah setempat tak ingin lengah. Upaya antisipasi gelombang ketiga dilakukan dengan berbagai langkah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Dua pekan terakhir, rata-rata kasus harian Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, turun hingga tiga kali lipat dibandingkan pada dua pekan pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat. Meski demikian, pemerintah setempat tetap bersiaga untuk mengantisipasi munculnya gelombang ketiga penularan.
Berdasarkan data sistem informasi pemantauan Covid-19 Kabupaten Tegal, rata-rata kasus harian pada 14 hari pertama PPKM darurat sebanyak 109 orang. Sementara rata-rata kasus harian 14 hari terakhir tercatat 29 orang. Artinya, jumlah kasus harian pada 14 hari terakhir tiga kali lebih rendah dibandingkan rata-rata kasus harian pada masa PPKM darurat.
Selain jumlah kasus harian, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) pasien Covid-19 di Kabupaten Tegal juga menurun. Pada Senin (16/8/2021), misalnya, tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 sebesar 26 persen dari jumlah tempat tidur 506 unit. Jumlah itu jauh lebih sedikit dibandingkan tingkat keterisian tempat tidur pada awal PPKM darurat, yakni di atas 89 persen.
”Penurunan kasus harian dan BOR ini perlu disikapi dengan cermat. Kita sebetulnya belum aman, jadi penerapan protokol kesehatan tidak boleh kendur. Berdasarkan pengalaman, puncak kasus gelombang kedua pada Juli naik dua kali lipat dibandingkan puncak kasus gelombang pertama Desember 2020,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiadji, Rabu (18/8/2021).
Hendadi mengatakan, tidak ada yang berharap ada gelombang ketiga Covid-19. Kendati demikian, pihaknya mengaku tetap akan mewaspadai kemungkinan munculnya gelombang ketiga Covid-19 di wilayahnya. Salah satu bentuk kewaspadaan dengan memperkuat pengetesan dan pelacakan kontak erat. Setiap ada satu orang positif Covid-19, minimal 15 orang yang berkontak dengannya akan dites usap.
”Pengetesan dan pelacakan akan kami perketat supaya tidak terulang ledakan kasus yang tidak bisa diperkirakan. Saya akui kemarin agak santai karena kasus menurun, seolah-olah ini sudah selesai. Ini jangan sampai terulang lagi,” tutur Hendadi.
Menurut Hendadi, pihaknya juga tetap menyiapkan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan, beserta tempat tidur, obat-obatan, dan sarana penunjang perawatan pasien Covid-19 lainnya, baik di rumah sakit maupun tempat isolasi terpusat. Dia juga berharap masyarakat ikut membantu pemerintah menekan penularan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan mengikuti vaksinasi.
Hingga Rabu, sekitar 150.000 orang di Kabupaten Tegal sudah divaksin Covid-19 dosis pertama. Jumlah itu sekitar 12,59 persen dari target sasaran sebanyak 1,2 juta orang.
Saya akui kemarin agak santai karena kasus menurun, seolah-olah ini sudah selesai. Ini jangan sampai terulang lagi. (Hendadi Setiadji)
Kekebalan komunal
Upaya menggenjot capaian vaksinasi untuk membentuk kekebalan komunal juga dilakukan Pemerintah Kota Tegal. Hingga Rabu, sebanyak 138.479 orang telah divaksin di Kota Tegal. Jumlah itu mencapai 65 persen dari target sasaran sebanyak 213.046 orang.
”Kami menargetkan sebanyak 95 persen warga Kota Tegal sudah divaksin pada Oktober. Ini harus dilakukan untuk melindungi warga itu sendiri maupun lingkungannya,” ujar Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.
Selain vaksinasi kepada masyarakat, vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan juga sudah dilakukan. Vaksinasi yang akan menyasar 3.800 tenaga kesehatan itu sudah dimulai pada Sabtu (14/8/2021).
”Minggu lalu, kami mendapatkan suplai vaksin dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, yakni vaksin Moderna sebanyak 160 vial, Sinopharm sebanyak 820 vial, dan Astrazeneca sebanyak 200 vial. Vaksin Moderna kami gunakan untuk menyuntik tenaga kesehatan dan sisanya untuk ibu hamil,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari.
Menurut Prima, vaksinasi ibu hamil akan segera dilakukan guna melindungi ibu hamil dan janinnya dari dampak buruk paparan Covid-19. Adapun jumlah target sasaran vaksinasi ibu hamil sebanyak 900 orang.