Stok Habis, Vaksinasi Pelajar di Kota Tegal Mandek
Program vaksinasi khusus pelajar di Kota Tegal, Jawa Tengah, mandek akibat kosongnya stok vaksin Sinovac di wilayah tersebut. Vaksinasi akan kembali dilakukan saat vaksin jenis tersebut sudah tersedia.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Habisnya stok vaksin Covid-19 membuat vaksinasi pelajar di sejumlah sekolah di Kota Tegal, Jawa Tengah, harus ditunda. Pemerintah setempat sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dan Kementerian Kesehatan terkait kendala ini. Vaksinasi akan kembali dilakukan saat suplai vaksin tiba.
Vaksinasi pelajar tahap pertama di Kota Tegal dimulai sejak Kamis (29/7/2021). Pada tahap pertama, vaksinasi dijadwalkan diikuti oleh pelajar di 29 sekolah tingkat menengah pertama negeri dan sekolah menengah atas/kejuruan negeri. Hingga Kamis (5/8/2021), ada 26 sekolah yang siswanya sudah divaksin.
Pada Jumat (6/8/2021), ada tiga SMPN yang dijadwalkan menggelar vaksinasi, yakni SMPN 7, SMPN 5, dan SMPN 19. Namun, vaksinasi di tiga sekolah itu harus ditunda karena stok vaksin habis.
Di SMPN 7, penundaan vaksinasi pada Jumat merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya, vaksinasi di sekolah yang memiliki 752 murid itu sudah dua kali ditunda, yakni pada Kamis (29/7/2021) dan Senin (2/8/2021).
Menurut Kepala SMPN 7 Kota Tegal Ries Murdiani, persiapan vaksinasi di sekolahnya sudah dilakukan dari jauh-jauh hari. Pihak sekolah sudah memberi tahu wali murid, mendata murid yang akan divaksin, meminta persetujuan wali murid, dan memastikan murid yang akan divaksin tidak punya penyakit bawaan.
Mereka juga sudah menyiapkan prasarana penunjang vaksinasi, seperti ruang untuk penyuntikan, ruang observasi, ruang penapisan, ruang tunggu, dan tempat berfoto.
”Kemarin sore, kami mendapat pemberitahuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal bahwa vaksinasi pelajar di SMPN 7 hari ini harus ditunda lagi. Sejujurnya, kami malu dengan orangtua murid karena (vaksinnya) ditunda-tunda terus. Tapi, mau bagaimana lagi, vaksinnya sudah habis,” tutur Ries saat ditemui Jumat.
Menurut Ries, para murid menyambut vaksinasi dengan antusias. Dari total murid di sekolah tersebut, hanya dua orang yang tidak bersedia divaksin. Alasannya, mereka memiliki penyakit bawaan.
Penundaan vaksinasi yang ketiga di SMPN 7 Kota Tegal juga membuat murid dan orangtua kecewa. Mereka khawatir penundaan itu akan membuat pembelajaran tatap muka turut tertunda.
”Anak saya kecewa begitu tahu vaksinasi di sekolahnya kembali ditunda. Katanya, dia sudah bosan sekolah daring. Dia ingin bisa segera masuk sekolah terus bertemu teman-teman dan gurunya,”kata Umi Setya (36), warga Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan.
Kami masih ada vaksin AstraZeneca sebanyak 18.000 dosis yang siap dipakai. Namun, jenis vaksin itu tidak direkomendasikan untuk remaja.
Umi berharap, vaksinasi di SMPN 7 Kota Tegal bisa segera dilakukan. Hal ini agar anaknya, Elsabrina (13), yang baru duduk di bangku kelas VII, bisa belajar di sekolah.
Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari mengaku belum bisa memastikan kapan vaksinasi pelajar di Kota Tegal bisa kembali dilakukan. Ia masih harus menunggu kedatangan suplai vaksin jenis Sinovac dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dan Kementerian Kesehatan.
”Kami masih ada vaksin AstraZeneca sebanyak 18.000 dosis yang siap dipakai. Namun, jenis vaksin itu tidak direkomendasikan untuk remaja (usia 12-18 tahun). Yang direkomendasikan untuk remaja adalah Sinovac,” ucap Primawati.
Hingga Jumat, jumlah remaja yang telah divaksin di Kota Tegal 12.235 orang. Jumlah itu 46,53 persen dari sasaran 26.293 orang. Secara umum, capaian vaksinasi di Kota Tegal 54,10 persen dari target 213.046 orang.