Kasus Menurun, Jateng Mulai Fokus Pencocokan Data Covid-19
Selama ini, ata Covid-19 di tingkat kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah pusat selalu berbeda. Hal ini menyebabkan kebingungan dalam pengambilan kebijakan. Daerah minta pencocokan data.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Jumlah kasus aktif, rasio kepositifan, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit, hingga kebutuhan oksigen di Jawa Tengah belakangan mulai menurun. Namun, masyarakat diminta tetap waspada, termasuk dalam penerapan protokol kesehatan. Kini Pemprov Jateng fokus pada pencocokan data dari daerah hingga pusat.
Berdasarkan data pada laman corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Senin (16/8/2021) pukul 16.00, terdapat 450.926 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng. Sebanyak 17.937 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 404.087 orang sembuh, dan 28.902 orang meninggal. Tercatat ada penambahan 3.803 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Angka kasus aktif tersebut menurun dibandingkan awal Agustus yang sempat mencapai 34.350 kasus pada Rabu (4/8/2021). Penambahan kasus harian pun sebelumnya sempat di atas 5.000 kasus.
Berdasarkan data Pemprov Jateng, rasio kepositifan (positivity rate) di Jateng turun dari 26,07 persen pada pekan ke-31 2021 menjadi 21,20 pada pekan ke-32. Adapun tingkat keterisian tempat tidur isolasi RS menurun dari 43,62 persen menjadi 35,16 persen. Begitu pula BOR ICU turun dari 62,02 persen menjadi 55,04 persen.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Senin, meminta semua pihak untuk tidak lengah. Dikhawatirkan akan terjadi peningkatan kembali kasus Covid-19 jika lengah dalam upaya menekan kasus Covid-19.
Terlebih, menurut data Kementerian Kesehatan, Senin (16/8/2021), capaian vaksin dosis pertama di Jateng baru 6,07 juta orang atau 21,13 persen dari target. ”Capaian segitu masih kurang. Mudah-mudahan seminggu ini naik. Stok vaksin sudah bertambah dan hari ini, semua kabupaten/kota saya minta ambil (di gudang Dinas Kesehatan Jateng Semarang),” kata Ganjar.
Dalam rapat penanganan Covid-19 Jateng, Senin, Ganjar bertanya kepada kabupaten/kota terkait kebutuhan yang diperlukan di tengah tren penurunan kasus. Sejumlah pemerintah kota dan kabupaten menilai, yang paling dibutuhkan saat ini adalah pencocokan data dari kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat. Selama ini memang ada perbedaan data.
”Ternyata (data kabupaten/kota-provinsi-pusat) memang beda-beda. Kami coba perbaiki. Yang sudah sesuai itu baru Banjarnegara, Kendal, Kota Magelang, dan Pemalang. Banyumas dan Kota Semarang ada sedikit perbedaan. Kami akan siapkan perbaikan,” ucap Ganjar.
Oksigen
Seiring penurunan kasus Covid-19, kebutuhan oksigen di RS juga menurun. Meski demikian, guna menjaga pasokan, Pemprov Jateng menugaskan BUMD untuk bekerja sama dengan pemasok dan mengoptimalkan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
”Waktu awal-awal ramai (Juni-Juli 2021) kebutuhan oksigen sekitar 620 ton per hari, kemudian turun menjadi 400 ton. Pekan ini, kami prediksi turun sampai 320 ton per hari,” kata Ketua Satgas Oksigen Jateng Peni Rahayu.
Adapun BUMD Jateng Petro Energy ditugaskan bekerja sama dengan pemasok oksigen sehingga diharapkan dapat menyediakan 40 ton oksigen per hari. Pemprov Jateng juga mengoptimalkan bantuan isotank (kontainer pengangkut oksigen) dari Bank Jateng dan pinjaman dari Kementerian Kesehatan.
”Bantuan isotank dari Bank Jateng yang jumlahnya enam unit, sudah datang dua unit. Kemudian pinjaman dari Kemenkes dua unit. Setelah enam isotank itu sudah datang, kami bisa mengambil dari dua alokasi tambahan tersebut, secara terus-menerus,” kata Peni.