Fasilitas HCU di rumah sakit rujukan Covid di Sulsel kini bisa ditingkatkan menjadi ICU dengan penambahan alat bantu pernapasan HFNC. Hal menjadi langkah antisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Oleh
RENI SRI AYU
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sulawesi Selatan menambah alat bantu pernapasan HFNC, yaitu high flow nasal cannula, untuk menunjang pelayanan ruang ICU di rumah sakit rujukan Covid-19. Selain itu, fasilitas isolasi terintegrasi juga segera ditambah untuk memudahkan akses masyarakat.
Ada 35 unit HFNC yang dibeli oleh Pemprov Sulsel sebagian sudah didistribusikan ke rumah sakit rujukan Covid-19. Alat ini, di antaranya, ditempatkan di RS Labuang Baji, RS Sayang Rakyat, RS Dadi, dan di RS Haji. Selebihnya akan didistribusikan ke rumah sakit di kabupaten/kota yang dinilai sangat membutuhkan.
”Alat ini akan sangat membantu karena bisa mengubah ruang perawatan HCU (high care unit) menjadi ICU (intensive care unit). Alat ini bisa menyalurkan oksigen 50-60 liter per menit, sedikit di bawah ventilator. Dengan kata lain, akan lebih banyak pasien yang bisa dibantu dan tentu saja ruang perawatan ICU jadi bertambah. Alat ini sudah mulai beropersi,” kata Ketua Koordinator Posko dan Kesekretariatan Satgas Covid-19 Sulsel, dr Arman Bausat, Senin (9/8/2021).
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Sulsel, saat ini tingkat keterisisan tempat tidur (BOR) untuk ruang ICU di rumah sakit rujukan Covid-19 berkisar 50 persen-52 persen. Adapun BOR untuk ruang perawatan isolasi mencapai 60 persen. Rata-rata penambahan kasus harian beberapa hari terakhir berkisar 700 hingga 1.200 kasus. Epidemiolog menyebut isolasi mandiri menjadi salah satu pemicu tingginya penambahan kasus. Hal ini disebabkan isolasi mandiri tak terpantau.
Selain penambahan alat bantu pernapasan, Pemprov Sulsel juga segera membuka dua lagi fasilitas isolasi terintegrasi. Dua lokasi ini di antaranya akan memanfaatkan ruang diklat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sulsel.
”Tempatnya sedang kami benahi dan kami juga merekrut sukarelawan untuk membantu di tempat isolasi ini. Kapasitasnya 150 tempat tidur tapi bisa ditingkatkan menjadi 200. Sebenarnya fasilitas isolasi terintegrasi di Asrama Haji Sudiang Makassar belum penuh. Di sana kapasitas tempat tidurnya 1.500. Kami buka di BPSDM untuk membantu warga yang sulit atau jauh mengakses ke Asrama Haji Sudiang,” kata Arman.
Sebelumnya pada Sabtu (7/8/2021), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau fasilitas isolasi terintegrasi di Asrama Haji Sudiang, Makassar. Dalam kunjungan tersebut, Panglima dan Kepala Polri meninjau fasilitas isolasi dan menyempatkan berbincang dengan pasien isolasi dengan cara daring.
Di Makassar, selain yang disiapkan Pemprov Sulsel, tempat isolasi terpadu juga disiapkan Pemkot Makassar di KM Umsini. Kapal ini ditempatkan di kolam Pelabuham Makassar. Kapasitas tempat tidur di kapal ini bisa mencapai 1.000.
”Karena kami ingin benar-benar memisahkan orang yang positif dengan orang sehat. Di tempat ini mereka tidak sekadar diisolasi, tapi benar-benar dirawat dan diedukasi. Kami berharap saat sembuh dan pulang, mereka nantinya akan ikut membantu pemerintah melakukan edukasi ke lingkungan mereka tinggal,” kata Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto.