Capaian Baru 19,5 Persen, Jateng Diberi Kewenangan Distribusi Vaksin
Apabila sebelumnya alokasi vaksin untuk kabupaten/kota telah ditentukan pusat, kini pemerintah provinsi diberi kewenangan untuk mengatur distribusi. Hal ini agar tak terjadi disparitas tajam antarkabupaten/kota.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Capaian vaksinasi di Jawa Tengah, hingga Senin (9/8/2021), baru 19,5 persen dari 28,7 juta sasaran. Apabila sebelumnya alokasi vaksin untuk kabupaten/kota telah ditentukan pusat, kini pemerintah provinsi diberi kewenangan mengatur distribusi.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, seusai rapat koordinasi penanganan Covid-19 Jateng, di Kota Semarang, Senin, mengatakan, penyerahan kewenangan itu memang permintaan pihaknya kepada Kementerian Kesehatan. Dengan kewenangan tersebut, distribusi diharapkan bakal lebih merata.
”(Kewenangan distribusi oleh provinsi) agar tidak terjadi disparitas tajam antardaerah. Selama ini, ada daerah yang capaiannya tinggi, tetapi ada juga yang rendah. Jadi (mengejar), kekebalan komunal itu bukan di masing-masing kabupaten/kota, tetapi di wilayah provinsi,” ujar Yulianto.
Berdasarkan data Pemprov Jateng, juga pada data Kemenkes, capaian vaksinasi dosis 1 di provinsi itu 19,5 persen dari 28,7 juta sasaran. Dari evaluasi pada sejumlah variabel, daerah-daerah di eks keresidenan Banyumas dan Pekalongan saat ini menjadi prioritas untuk mengejar ketertinggalan.
Sejumlah variabel yang menjadi pertimbangan daerah prioritas, antara lain, banyaknya jumlah sasaran, jumlah warga lanjut usia (lansia), riwayat warga komorbid, dan difabel. ”Selain itu, tingginya kasus aktif dan kematian di satu daerah juga jadi variabel distribusi vaksin,” lanjut Yulianto.
Menurut data vaksin.kemkes.go.id per Rabu (9/8/2021) pukul 12.00, Kota Semarang menjadi daerah dengan jumlah suntikan dosis 1 terbanyak di Jateng sebanyak 846.146, sedangkan yang terendah ialah Kota Pekalongan dengan 64.890. Sementara persentase capaian tertinggi dosis 1 adalah Kota Salatiga dengan 82,74 persen dan terendah Kabupaten Tegal dengan 11 persen.
Yulianto menambahkan, setiap Senin, Jateng mendapat pasokan vaksin dari pemerintah pusat. ”Untuk pekan ini, saya belum mengecek jumlahnya, tetapi mudah-mudahan lebih banyak. Kami juga mendapat vaksin Moderna, yang juga bisa untuk masyarakat umum, serta Sinopharm,” jelasnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, telah mendorong kabupaten/kota untuk menggenjot vaksinasi. Percepatan itu penting guna terus menekan kasus Covid-19 di provinsi tersebut.
”Maka, tadi saya minta ke beberapa kabupaten/kota untuk ambil hari ini (ke gudang Dinkes Jateng di Semarang), enggak boleh besok. Jadi, enggak ada lagi cerita-cerita kurang vaksin. Kami juga meminta (petugas) untuk menginput data dengan disiplin,” ucap Ganjar.
Belum divaksin
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah Jateng Prasetyo Aribowo, dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 Jateng, Senin, mengatakan, 97,2 persen kematian terjadi pada pasien Covid-19 yang belum divaksin. Itu berdasarkan hasil penelitian tim ahli Covid-19 Jateng pada 10 rumah sakit rujukan yang diteliti.
Penelitian tersebut juga menunjukkan, angka kematian didominasi pasien berusia 45-65 tahun sebanyak 58,4 persen. ”Penelitian juga menemukan sebanyak 87 persen kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien kategori rentan, di antaranya (warga) lansia dan mereka dengan komorbid,” kata Prasetyo.
Menurut data laman Corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Senin (9/8/2021) pukul 16.00, terdapat 419.356 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng dengan rincian 28.249 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 364.675 orang sembuh, dan 26.432 orang meninggal. Ada penambahan 4.210 kasus positif dalam 24 jam terakhir.