Waspadai Karhutla di Pontianak, Bentuk Posko Terpadu hingga Tingkat RT
Ratusan titik panas di Kalimantan Barat masih bermunculan 24 jam terakhir. Camat dan lurah diminta mengawasi daerahnya guna mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan. Bahkan, diperlukan posko terpadu hingga tingkat RT.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono meminta camat dan lurah mengawasi wilayahnya masing-masing untuk mewaspadai kebakaran lahan dan hutan. Bahkan, perlu dibentuk posko terpadu hingga di tingkat RT.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Jalan Sepakat 2, Kelurahan Bansir Darat, Kecamatan Pontianak Tenggara, Pontianak, Selasa (3/8/2021), menjadi atensi Pemerintah Kota Pontianak. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Jumat (6/8/2021), meminta lurah dan camat untuk selalu mewaspadai agar kejadian serupa tidak terulang.
”Saya minta para lurah dan camat untuk waspada dan lakukan langkah antisipasi. Jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan terutama di wilayah lahan gambut yang rentan, seperti di Kecamatan Pontianak Selatan, Tenggara, dan sebagian wilayah Utara,” ujarnya.
Menurut Edi, berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan jajarannya, sekitar 99 persen lahan tersebut sengaja dibakar untuk membuka lahan. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak membersihkan lahan dengan cara membakar, baik dalam skala kecil maupun besar. Pasalnya, pembakaran lahan berdampak luas jika sampai muncul asap.
”Apalagi karhutla yang terjadi di lahan gambut akan lebih mudah dan cepat merambat,” ungkapnya.
Sebagai langkah antisipatif, perlu dibentuk posko karhutla di tingkat RT dan RW dalam mengawasi lahan-lahan yang rentan. Dengan begitu, jika terjadi kebakaran, akan cepat terdeteksi dan segera dilakukan tindakan pemadaman supaya tidak semakin meluas.
Komandan Kodim (Dandim) 1207/BS Pontianak Kolonel Inf Jajang Kurniawan mengatakan, sebagai upaya antisipasi karhutla, pihaknya mengoptimalkan posko terpadu sebagai sarana pengendalian. Bersama masyarakat dan yayasan pemadam kebakaran, pihaknya mengorganisasi secara terpadu dalam penanganan karhutla. ”Sehingga lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran,” lanjutnya.
Sementara untuk pengawasan di lapangan, bintara pembina desa (babinsa) bekerja sama dengan sukarelawan, termasuk yayasan pemadam kebakaran, kelurahan, serta RT dan RW. Mereka bertugas mendeteksi dini karhutla di wilayah masing-masing. ”Apabila eskalasi semakin meningkat, akan ada penambahan jumlah personel,” paparnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar Novel Umar menuturkan, Kalbar telah menerapkan status Siaga Darurat Bencana Asap akibat karhutla. Patroli darat dan udara setiap hari sudah dilakukan yang melibatkan semua unsur.
Koordinator Manggala Agni Kalbar Sahat Irawan Manik menyebutkan, berdasarkan data Manggala Agni Kalbar sejak 2 Februari hingga 4 Agustus, total luas lahan yang terbakar di Kalbar sekitar 665,9 hektar. Namun, menurut dia, kondisi kebakaran lahan tahun ini relatif terkendali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. ”Semoga tetap kondusif hingga akhir tahun,” kata Sahat.
Sementara itu, berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), pantauan 24 jam terakhir di Kalbar terdapat 113 titik panas. Titik panas tersebut tersebar di Kabupaten Sambas (12 titik), Kabupaten Sanggau (61), dan Kabupaten Sintang (12). Selain itu, di Kabupaten Bengkayang (2), Kabupaten Landak (11), dan Kabupaten Sekadau (15).
Meskipun demikian, berdasarkan pantauan Kompas, khususnya di Pontianak, ibu kota Kalbar, titik panas belum menimbulkan kabut asap. Kebakaran lahan sejauh ini belum mengganggu aktivitas masyarakat.